Pribadi Yesus Yang Mengubahkan

Yesus Kristus atau Isa Almasih adalah penjelmaan Allah dalam bentuk rupa manusia. Peristiwa ini merupakan kejadian yang luar biasa dan momen yang sangat menentukan arah kekekalan hidup manusia.
Manusia menjelma menjadi Allah itu tidak mungkin terjadi, tetapi Allah menjelma menjadi manusia itu adalah perkara kecil bagiNya sebab tidak ada sesuatu pun yang mustahil bagi Allah. Inkarnasi Allah jadi manusia merupakan usaha dari Allah agar manusia ciptaanNya beroleh kasih karunia keselamatan. Sebab semua manusia telah menerima kutuk dosa akibat Adam yaitu maut. Tetapi hidup kekal datang dari manusia yang datang dari Allah sendiri, bukan dari hasil hubungan antara suami dan istri, bukan pula dari pernikahan Allah dengan manusia, sebab Allah tidak kawin dan tidak mengawinkan, juga Dia tidak beranak dan tidak memperanakkan, tetapi lahirnya Yesus Kristus merupakan karya Allah sendiri dengan perantaraan seorang perawan bernama Maria.
Alkitab berkata bahwa Ia (Yesus) dengan rela meninggalkan kemuliaanNya sebagai Allah dan telah mengosongkan diriNya sendiri serta rela menjadi sama seperti manusia bahkan lebih rendah karena menanggung derita yang sedemikian hebatnya di atas kayu salib. Ia difitnah, dicerca, dimaki, disiksa dan dihukum padahal Dia tidak pantas menerima hukuman sebab Ia suci dan tidak berdosa.  Namun, dalam semuanya itu Ia taat bahkan taat sampai mati. KekuasaanNya dapat menghindarkanNya dari salib, tetapi kasihNya membawa diriNya sampai ke Golgota untuk tersalib seperti para penjahat.
Apakah tragedi ini mempermalukan Allah? Secara manusia dan untuk waktu yang singkat nampaknya ya, tapi tidak demikian halnya dalam tujuan penyelamatan Allah. Sebab itulah yang harus dilakukan Tuhan Yesus untuk menjadi korban penebusan bagi dosa seisi dunia.
Salib merupakan pengorbanan Allah bagi kita, bagi saya dan saudara.  Ia telah datang untuk menyelamatkan kita oleh kasihNya. Pribadi Tuhan Yesus yang taat melakukan kehendak Bapa merupakan teladan agar kita menjadi sama seperti Dia dalam hal berkorban bagi Tuhan dan sesama.
Pribadi Yesus yang demikian membuat banyak orang menjadi percaya, dan bukan itu saja, hidup orang-orang percaya menjadi sangat diberkati dengan damai dan sukacita, serta ada perubahan dalam segi karakter.
Bila kita ingin berubah, maka satu-satunya cara adalah mengijinkan proses dari Allah,

Dari Tuhan Datang Pertolongan

Mazmur 121:1-8 memberitahukan kepada kita bahwa sumber pertolongan kita ialah Tuhan saja.
Di ayat pertama berbicara bagaimana kecenderungan manusia untuk mencari pertolongan di luar Tuhan, entah itu kepada manusia, paranormal, dukun, tempat keramat, atau gunung keramat.
Seringkali ketika berhadapan dengan masalah, manusia akan mencari pertolongan dari tempat atau pihak yang dapat dilihat mata, artinya secara fisik nyata, dan masuk akal. Pada akhirnya, sikap kecenderungan seperti ini membawa kita kepada sifat mengandalkan manusia dan diri sendiri.
Nampaknya sulit untuk mempercayai Allah yang tidak kelihatan. Padahal Allah yang tidak kelihatan itu sungguh dekat dengan kita. Iman kita tidak kita letakkan di atas apa yang dapat kita lihat, tetapi jauh ke depan melampaui semuanya, iman kita menjadi bukti dari apa yang tidak kita lihat dan dasar dari apa yang kita harapkan.
Percayalah kepada-Ku, kata Tuhan Yesus, maka kamu akan melihat kemuliaan Allah. Syarat untuk melihat kemuliaan Allah hanya satu yaitu percaya.  Kalau kita dapat mempercayai Allah sungguh-sungguh dan tidak goyah meskipun waktunya seolah terlambat, maka iman kita akan memperoleh hasilnya ketika Allah dengan kuasaNya menolong kita sesuai waktu atau kairosnya Tuhan.
Waktu Tuhan tidak pernah terlalu terlambat tetapi justru selalu indah pada waktunya, dan kuasaNya tidak pernah kurang untuk menolong kita.
Tetaplah percaya kepada Tuhan Yesus, juruselamat dan Tuhan atas segalanya. Yang telah ada, yang ada dan yang akan datang. Dia immanuel bersama kita sepanjang masa.

Ada Rem Harus Dipakai

Perilaku berkendara penduduk kota Jakarta nampaknya mengabaikan nilai-nilai mengutamakan orang lain, dan lebih mementingkan diri sendiri. Salah satu fenomena yang aneh sering terlihat di jalan adalah motor-motor atau mobil seperti tidak punya rem. Kalau ada kendaraan yang mau berbelok sehingga menghalangi jalan, maka kendaraan lain yang hendak melalui jalan itu tidak akan berhenti tetapi mencari celah lain agar bisa segera  berlalu.  Begitu juga kalau ada pejalan kaki yang hendak menyeberang, para sopir kendaraan baik mobil maupun motor, cenderung tidak mau berhenti, dan terus saja melaju tanpa mempedulikan para pejalan kaki.  Beda dengan negara lain seperti Jepang dan Korea Selatan yang sopan dan beretika baik dalam berkendara.
Jadi, intinya adalah meskipun ada rem, tapi para pengendara justru tidak mau memakai rem untuk berhenti sejenak. 

Dalam perjalanan hidup kita pun demikian halnya, ibarat kendaraan, kita diberikan rem oleh Tuhan untuk berhenti sejenak.  Terkadang ada penghalang-penghalang yang merintangi jalan hidup kita, maka yang harus kita lakukan adalah berhenti sejenak dan berdiam diri mencari Tuhan serta menantikan Dia.  

Mazmur 37:7a berkata : “Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia”.  Tuhan menghendaki agar kita mengambil waktu untuk berdiam sejenak dari segala kesibukan kita.  Seringkali kita maunya cepat dalam segala eksekusi rencana kita, kita tidak mau dihalangi, tidak mau mendengar nasehat orang lain, padahal seringkali itu merupakan isyarat agar kita berhenti, kita harus memakai rem yang diberikan Tuhan.  
Istri tidak setuju rencanamu, atau suamimu tidak setuju planningmu, atau anak-anak mulai menderita atau menanggung resiko tidak baik dengan proses yang sedang kau jalani, mungkin itu adalah sinyal yang diberikan Tuhan agar engkau berhenti dan berdiam diri mencari kehendak Tuhan serta menantikan Tuhan bekerja agar engkau kembali melakukan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

Ingatlah bahwa ada ‘rem-rem’ yang Tuhan kehendaki agar kita pakai, yaitu rem untuk berhenti dari hawa nafsu, rem untuk berhenti dari rencana yang tidak berkenan, rem untuk berhenti dari jalan yang jahat, dan rem-rem lainnya agar hidupmu senantiasa ada dalam firman-Nya sehingga engkau selalu berlimpah damai sejahtera dan sukacita serta berkat sorgawi.

Dengarlah firman Tuhan ini dan jadilah bijak dengan melakukannya. Tuhan Yesus memberkati !

Memberi Hidup Untuk Tuhan

Kita hidup dan bernafas karena Tuhan. Jantung manusia diciptakan sungguh luarbiasa tahan sampai puluhan tahun bahkan mencapai seratus tahun lebih. Selama waktu itu, jantung terus memompa darah agar mengaliri bagian-bagian tubuh lain, supaya mendapatkan oksigen.
Pernahkah kita menyadari betapa hebatnya Tuhan yang telah menjadikan semua itu? Dan betapa tidak berdayanya kita karena tidak berkuasa untuk mengatur gerakan jantung sendiri? Kita tidak berkuasa atas kerja otot-otot jantung, kita hanya dapat menikmati setiap tarikan dan hembusan nafas kita setiap saat.
Jantung merupakan organ vital yang menentukan mati hidupnya tubuh fisik manusia. Namun, Tuhan lah yang memegang kendali atas jantung itu.  Ia yang menentukan batas waktu kerjanya, kapan ia bekerja dan kapan ia harus berhenti.
Setiap tarikan dan hembusan nafas kita adalah anugerah dari Tuhan yang harus kita syukuri. Bersyukurlah kepada Tuhan karena kebaikanNya, karena kehidupan yang indah yang Dia berikan.
Selama kita masih bernafas, muliakanlah Tuhan dengan mulut kita, muliakan Tuhan dengan perbuatan kita dan muliakan Tuhan dengan pikiran kita.

Moyang Manusia bukan Tikus ! bukan juga Primata ! Tetapi Manusia.

Ada satu artikel di “Kompas Online” hari ini, yang aneh bin menyesatkan. Judul artikelnya ialah “Moyang manusia ternyata menyerupai tikus”.  Disitu dituliskan bahwa asal usul manusia dulunya adalah mamalia yang menyerupai tikus, jadi bukan lagi dari primata, melainkan mahluk yang lebih kecil.  Berita tersebut dapat anda baca di link berikut ini: Arsip Kompas  Teori ini didasarkan pada teori Evolusi Darwin, yang mengatakan bahwa semua mahluk hidup mengalami evolusi atau perubahan yang lama dan panjang, sebelum menjadi seperti sekarang ini.
Sungguh ini merupakan teori yang benar-benar menyesatkan dan tidak perlu dipercayai.  Alkitab telah jelas sekali mengatakan di dalam  Kejadian 1:26-27: ‘Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.  Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.’
Allah menciptakan manusia menurut rupa dan gambar-Nya, jadi kita ini adalah gambaran Allah, ada kesamaan dengan Allah dalam hal rupa.  Adam tidak berasal dari mahluk yang lebih rendah tingkatannya macam tikus itu, tetapi Adam langsung dibentuk oleh Allah dari tanah, tidak ada disebutkan bahwa Tuhan menciptakan mahluk mirip tikus, lalu lama kelamaan berubah jadi manusia.  Tidak ada sama sekali!
Jangan kita cepat percaya dengan teori-teori macam begini, sebab ada banyak hal di dunia ini yang berusaha mempengaruhi kita agar jauh dari Tuhan dan semakin rapuh dalam hubungan dan percaya terhadap firman Tuhan.  Teori ini hendak membuat Alkitab menjadi tidak lagi berarti, sebab dengan mendukung atau membenarkan teori ini, maka Alkitab akan dinyatakan salah.
Charles Darwin saja, ketika sudah tua dan sakit-sakitan, berkata bahwa ia menyesal telah membuat teori-teori Evolusi itu, dan merasa heran mengapa banyak orang yang percaya begitu saja.  Di masa-masa akhir hidupnya, Darwin bertobat dan mencari Tuhan, Ia membaca Alkitab dengan rajin, dan perubahan ini disaksikan oleh seorang temannya bernama “Lady Hope”.
Jadi sekali lagi, saya ingin mengingatkan saudara bahwa kita adalah ciptaan Allah yang mulia dan berharga, bukan dari hasil proses evolusi melainkan proses penciptaan yang langsung dari tangan Allah, ketika Dia membentuk Adam dan Hawa.  Teori Evolusi hanyalah sebuah omong kosong! Firman Tuhan itu benar dan kekal. Amin. Tuhan Yesus memberkati saudara semua.

Membangun Generasi Yang Kuat

Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. (Amsal 22:6)

“Jangan merokok ya nak, karena bisa merusak kesehatan. Kalau papa gak apa apa karena sudah tua,” kata ayah kepada anaknya. Anaknya mengangguk mengiyakan perintah ayahnya, namun tidak lama kemudiam anak ini pun menjadi seorang perokok.  Kita bisa lihat banyaknya anak-anak kecil yang sudah merokok di kota Kudus, “kota penghasil rokok di Indonesia”, mengapa anak-anak kecil itu bisa demikian? Karena mereka meniru tingkahlaku orangtuanya.

Mendidik anak tidak cukup hanya melalui perkataan, tetapi harus disertai perbuatan yang nyata.  Orang tua lah yang pertama-tama harus memberi teladan yang baik kepada anak-anaknya.

Firman Tuhan mengajar kita untuk mendidik anak-anak menurut jalan yang patut baginya. Apa itu? Yakni jalan kebenaran berdasarkan firman Tuhan. Bahkan kepada generasi Israel yang ada di padang gurun, Tuhan memerintahkan supaya mengajar anak-anak secara berulang-ulang tentang Taurat atau firman Tuhan, kapanpun dimanapun harus menjadi kebiasaan orangtua untuk menasehati anaknya.

Saudara ingin anak-anak menjadi tangguh? Ajari dengan firman Tuhan. Belajar di sekolah perlu, les musik itu baik, kursus bahasa juga bagus, tapi jangan lupa rohani mereka juga harus diisi dan dikembangkan melalui pengajaran firman Tuhan.

Ada pepatah, “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”, artinya sifat dan sikap seorang anak itu tidak jauh berbeda dengan orangtuanya. Maka dari itu, kalau kita ingin anak-anak bersifat dan bersikap baik, kitapun harus demikian terlebih dulu.

Jangan bosan menasehati mereka meskipun mungkin mereka mengeluh dan berkata bahwa kita cerewet. Tapi “kecerewetan” kita dalam mengajar firman Tuhan akan tertoreh dalam hati mereka sehingga mereka tidak akan lari dari patron firman Tuhan. 
Tuhan Yesus memberkati!

Manfaat Dari Menulis

Dalam kegiatan sehari-hari manusia, pasti ada salah satu aktivitas yang satu ini: menulis.
Apakah orang terpelajar maupun bukan, pejabat atau orang biasa, kaya atau miskin, pasti punya aktivitas menulis ini, meskipun yang ditulis tiap orang itu berbeda-beda.
Pernah saya melihat seorang tukang becak yang sedang menunggu penggunanya, menulis sesuatu di secarik kertas. Karena penasaran, saya mendekat dan berusaha melihat apa yang sedang ditulis olehnya. Ternyata dia sedang menuliskan angka-angka untuk dipasang di nomor undian berhadiah.
Kenek bangunan yang kelihatannya hanya bantu-bantu saja tanpa harus berpikir tentang konsep bamgunan, juga pasti pernah dan akan selalu menulis. Minimal dia menuliskan nomor handphone seseorang yang dikenalnya untuk dihubungi kalau sedang butuh kerjaan.
Tahukah anda bahwa kegiatan menulis itu sudah ada sejak lama? Saya yakin sejak jaman Adam dan Hawa dan keturunannya sudah ada kegiatan tulis menulis.
Dalam Kitab Keluaran 24:4 dikatakan demikian: “Lalu Musa menuliskan segala firman Tuhan itu.” Disini jelas kita jadi tahu bahwa Musa melakukan kegiatan menulis, lalu apa yang dia tulis? Firman Tuhan.  Kalau Musa menulis maka itu pasti bukan sembarangan tulisan dan motivasinya bukan berasal dari dirinya sendiri.
Yang menyuruh Musa menulis ialah Tuhan sendiri.  Tuhan memberikan hikmat dan inspirasinya kepada Musa sehingga apa yang ditulisnya sama seturut dengan kehendak Tuhan.
Kalau ada tulisan maka gunanya adalah untuk dibaca. Tapi tulisan firman Allah bukan hanya bertujuan untuk dibaca tetapi untuk dipahami dan dilakukan dalam hidup setiap hari.
Jadi, apa manfaat menulis?
1. Supaya orang tidak lupa dan tidak melupakan.
2. Supaya orang-orang pada generasi selanjutnya mengetahui apa kehendak Tuhan bagi mereka.
3. Menjadi pedoman hidup sebagai orang percaya.
4. Untuk dibaca dan dilakukan.
5. Memberi pengetahuan dan informasi.
2 Timotius 3:16 berkata :”segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan,dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Hidup kita pun ibarat buku yang berisi halaman-halaman tentang kehidupan yang kita jalani. Tuliskanlah semua yang baik dalam buku kehidupan kita, artinya biarlah hidup kita selalu baik, benar dan sempurna dalam menuruti kehendakNya, supaya buku kehidupan kita tertoreh dengan hal-hal yang baik dan memuliakan Tuhan.
Selamat menulis di buku kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati.

Amazing Grace by Il Divo

“Amazing Grace How Sweet The Sound
That saved a wretch like me
I once was lost but now I’m found
was blind but now I see”
[youtube http://www.youtube.com/watch?v=GYMLMj-SibU&w=560&h=315]

Politik Dalam Kacamata Alkitab

Politik sesuai firman Tuhan

Saya tidak akan membahas secara mendalam, namun singkat saja mengenai politik dari perspektif Alkitab.  Dalam Alkitab banyak sekali contoh yang tersedia guna dipakai untuk diterapkan dalam kehidupan berpolitik.
Dari pengertiannya, ada bermacam-macam definisi tentang politik, namun menurut saya yang paling cocok adalah “usaha bersama dalam mengambil kebijakan untuk mewujudkan kebaikan bersama”.

Orang-orang cenderung berkata bahwa politik itu kotor, politik itu suka memperdayai orang lain, menjatuhkan dan menjebloskan orang lain ke dalam keadaan yang tidak baik, yang seringkali diistilahkan sebagai “tumbal politik”, demi langgengnya kekuasaan.

Dalam Alkitab ada begitu banyak contoh tokoh-tokoh Alkitab yang hidup dalam dunia politik, seperti Saul, Daud, Salomo, Daniel, Ester, Mordekhai, dan lain-lain.  Melihat kehidupan Saul, maka kita dapat mengambil pelajaran tentang politik kotor yang telah dilakukannya.  Saul membenci Daud, dan menganggapnya sebagai lawan yang harus disingkirkan. Saul juga bersikap sombong dan menganggap dirinya mampu sehingga tidak mengandalkan nasehat dan firman Tuhan.

Tetapi Daud melakukan apa yang baik, jujur dan berkenan kepada Tuhan.  Integritas pribadi yang mulia, ditunjukkan oleh berbagai tokoh dalam Alkitab, bagaimana mereka tetap memegang teguh prinsip kebenaran meskipun nyawa harus menjadi taruhannya.
Berpolitik bukan berarti kita boleh kompromi dengan dosa atau hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah.  Dalam berpolitik kita harus mengedepankan prinsip firman Tuhan supaya tidak terjadi hasil keputusan yang bertentangan dengan isi firman Tuhan. 

Hari-hari ini situasi politik di Indonesia semakin menggeliat menjelang pemilu tahun 2014.  Banyak kader-kader muda, maupun yang sudah sepuh ingin ikut berkecimpung dalam percaturan politik negara kita.  Namun, banyaknya peserta pemilu berarti tingginya pula tingkat persaingan dalam merebut kursi kekuasaan. 

Sebagai hamba Tuhan saya hanya menyampaikan kepada saudara-saudara yang mau atau sudah terjun dalam dunia politik agar hidup sesuai kebenaran firman Tuhan.  Lakukanlah yang baik dan berkenan kepada Tuhan, bersikaplah jujur dan miliki integritas sebagai orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, berani menanggung resiko dari prinsip kebenaran yang dipegang teguh, dan menolak dosa dan tawaran duniawi.

Mazmur 37:27 berkata: “Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan tetap tinggal untuk selama-lamanya.” 

Kalau engkau setia dan taat kepada firman-Nya dan melakukan dengan sungguh-sungguh apa yang dikehendaki Tuhan dalam hidupmu, maka engkau akan diangkat Tuhan kepada posisi yang terbaik sehingga nama Tuhan dipermuliakan melalui kehidupanmu.

Politik itu bersih di tangan orang yang bersih hati dan sikapnya, tetapi kotor di tangan orang yang jahat.  Ingatlah akan penderitaan sesamamu dan lakukanlah yang terbaik untuk kebaikan semua tanpa mengabaikan kebenaran iman Kristiani.

Menyerahkan Kekuatiran

Setiap orang tidak akan luput dari rasa kuatir, meskipun orang kaya yang hartanya berlimpah, kekuatiran juga tidak lepas dari dirinya.  Berbagai macam orang dengan berbagai latar belakang pasti punya rasa kuatir, dan bentuk-bentuk kekuatiran itu bermacam-macam.

Kekuatiran yang disimpan, dipelihara lama-kelamaan akan menimbulkan kecemasan yang berlebihan bahkan bisa menyebabkan stress serta depresi yang berat bila tidak segera ditangani dengan baik.  Kekuatiran punya tingkatan-tingkatannya juga, ada yang ringan ada yang berat.

Untuk mengatasi kekuatiran tidak bisa hanya dengan memberikan apa yang membuat dia tidak kuatir.  Contoh, orang yang kuatir akan kebutuhan mendasar, misalnya makanan, maka kekuatirannya nampak akan hilang saat diberikan makanan, untuk sehari. tapi besok kuatirnya akan muncul lagi. Bila diberi stok makanan untuk sebulan, kekuatirannya nampaknya hilang selama sebulan, tapi setelah itu muncul lagi.

Inti masalah dari kekuatiran ada dalam pikiran manusia. Sehingga perubahan pikiran atau mindset lah yang penting.  Alkitab berkata: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (1 Petrus 5:7)  Ayat ini menunjukkan bahwa manusia yang kuatir itu alamiah, tetapi kekuatiran itu jangan disimpan, tetapi perlu diserahkan kepada Tuhan agar Tuhan yang bekerja menolong kita.  Kita tidak dapat menolong diri kita sendiri dengan kekuatan kita, sebab masalah-masalah apapun kita perlu pertolongan Tuhan.  Ijinkan Tuhan bekerja dan campur tangan dalam permasalahan kita, kalau kekuatiran itu sudah kita serahkan, maka jangan diambil lagi dari Tuhan.  Kalau sudah diserahkan kepada Tuhan, berarti kita gak usah pusing memikirkan persoalan itu lagi, sebab Tuhan yang akan bekerja untuk menolong kita.

Kiranya saudara dapat hidup lepas dari kekuatiran, dan penuh dengan kebahagiaan serta kemenangan di dalam Tuhan Yesus. Amin!