Menjadi seorang suami dari istri yang dicintai adalah dambaan seorang laki-laki normal. Namun, menjadi suami yang baik bukanlah sesuatu yang mudah. Hidup berumah tangga bukan hanya urusan seks semata, tetapi melibatkan hubungan emosional satu sama lain antara suami dan istri. Justru dalam tingkatan emosional inilah seringkali terjadi benturan yang disebabkan perbedaan-perbedaan karakter dan sifat masing-masing.
Ketika salah satu pasangan merasa disakiti, maka ini akan berimbas kepada situasi yang tidak harmonis. Apa yang diinginkan oleh seorang wanita adalah kasih sayang yang tulus dari suami, sementara suami berpikir bahwa kedekatan seksual merupakan hal yang penting. Itu sebabnya seringkali terjadi, ketika cekcok dalam rumah tangga, istri cenderung akan mencari orang lain yang dapat dijadikan tempat untuk mengadu, untuk sharing masalahnya, sementara suami (yang tidak beriman) akan mencari pelampiasan emosinya dengan berselingkuh atau berzinah dengan perempuan lain.
Penting sekali untuk diperhatikan bahwa iman dan kasih Allah haruslah menjadi dasar dari hubungan suami dan istri. Kasih Agape atau kasih tanpa syarat itulah yang harus menjadi pengikat dalam rumah tangga. Kasih eros atau cinta hawa nafsu tidak dapat dijadikan dasar yang langgeng dalam berumahtangga. Kasih eros itu perlu, namun sekali lagi tidak dapat dijadikan dasar yang menyatukan.
Firman Tuhan dalam Kolose 3:19 berkata: “Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.” Ini merupakan petunjuk untuk para suami bagaimana harus bersikap dan berperilaku terhadap isterinya. Mengasihi tanpa syarat dan berlaku lemah lembut terhadapnya sebab ia adalah manusia yang diciptakan Tuhan dengan perasaan yang lembut.
Dalam berumah tangga, perbedaan pendapat itu merupakan hal biasa, pertengkaran pun sebenarnya bukanlah masalah besar, sebab pertengkaran yang terjadi sebenarnya dapat menjadi momen untuk saling mengerti satu sama lain. Suami yang sabar dan setia adalah dambaan isteri. Janganlah kita menuntut kesempurnaan dari pasangan kita, tetapi biarlah kita mengintrospeksi diri sendiri agar terus memperbaiki diri ke arah yang lebih baik.
Untuk para suami yang menelantarkan isteri dan anak-anaknya, dengan kasih Kristus saya mengajak anda untuk kembali kepada isteri dan anak-anak, sebab itulah yang dikehendaki Allah. Jangan berpikir isterimu salah sehingga menyebabkan kekacauan ini terjadi, tetapi biarkanlah dirimu dikuasai oleh kasih Allah agar engkau dapat melangkah kepada pemulihan diri dan keluargamu. Anak-anak yang tanpa ayah, seringkali memiliki ketidakstabilan emosi. Di dalam hati mereka, ada kerinduan untuk bersama-sama ayah yang baik dan bisa menemani di setiap saat mereka membutuhkan. Ada banyak anak-anak yang hidupnya hancur oleh karena hancurnya rumah tangga, putusnya hubungan kedua orangtua mereka.
Jangan biarkan dosa mengikat dan membelenggu hidupmu, bertobatlah dan melangkahlah dalam iman dan kasih Allah, untuk menjadi seorang suami yang baik bagi isteri dan ayah yang baik bagi anak-anak. Saya percaya rancangan Allah mula-mula di taman eden, adalah rancangan keluarga yang harmonis dan berbahagia. Dosalah yang merusak semuanya itu. Namun, syukurl kepada Allah, karena Tuhan Yesus telah mengalahkan dosa dan mematahkan setiap kutuk dosa, sehingga keluarga yang harmonis dan bahagia itu dapat menjadi milik kita semua, asalkan kita mau taat dan setia kepada perintah Tuhan.
Sekali lagi, untuk para suami, kasihilah isterimu, cintailah dia sebagai teman pewaris kerajaan sorga. Ijinkan kasih Allah memenuhi hatimu agar kasih dan pengampunan selalu ada dalam hidup rumah tanggamu.
Tuhan Yesus memberkati.
Daun-daun Berguguran
Sewaktu duduk-duduk, saya mengamati daun-daun yang berjatuhan di atas tanah. Daun itu sudah kering namun ada yang masih berwarna kuning, tanda bahwa belum kering benar.
Lalu terlintas dalam pikiran saya 2 hal: pertama, tentang firman Tuhan yang mengatakan bahwa diluar Tuhan kita tidak dapat hidup. Seperti daun-daun yang saya lihat itu, yang telah terpisah dari dahan dan pohon sebagai sumber nutrisi dan kehidupannya. Demikian pula halnya dengan kita, jika kita tidak tinggal di dalam Tuhan Yesus.
Dalam Yohanes 15:5, Tuhan Yesus berkata : “di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”.
Di luar Tuhan kita mati dan menjadi sia-sia, namun di dalam Dia kita hidup dan berbuah. Tinggallah terus di dalam firman Tuhan, lakukan dengan setia apa yang menjadi kehendakNya.
Hal kedua yang terlintas adalah bahwa hidup di dunia ini ada akhirnya. Tidak ada yang kekal di dunia, hanya firman Tuhan saja yang kekal. Alkitab berkata bahwa semua yang hidup itu ibarat rumput dan bunga rumput yang hari ini ada dan dalam waktu sebentar tidak ada lagi, sebab rumput menjadi kering dan bunga berguguran. (1 Petrus 1:24). Itu sebabnya kita tidak bisa menyombongkan diri karena semuanya fana tidak ada yang kekal. Hidup kita yang dianugerahkan Tuhan harus kita jalani dengan rasa syukur dan penuh tanggung jawab akan panggilan Allah.
Amin. Tuhan Yesus memberkati saudara semua!
Bagaimana Memperoleh Kebahagiaan
Pertanyaan ini banyak muncul dalam pikiran sebagian besar orang yang hidup di dunia. Setiap orang ingin berbahagia dan untuk itu mereka mencari tahu bagaimana caranya. Namun, cara-cara untuk berbahagia tiap-tiap orang ternyata berbeda-beda sesuai dengan apa yang menjadi dasar pemikirannya masing-masing.
Kalau yang menjadi dasar pemikiran tentang kebahagiaannya adalah terletak pada harta, maka ia akan berusaha mencari tahu bagaimana cara supaya banyak harta. Bila, dasarnya adalah ketenaran, maka ia akan mencari cara bagaimana supaya populer dan tenar di jagad ini. Kalau sukses yang menjadi dasar, maka ia akan berusaha mencari cara agar hidupnya bisa sukses.
Tapi rupanya, kebahagiaan menurut Alkitab tidaklah demikian. Kita tidak dapat mendasarkan kebahagiaan kita kepada harta, ketenaran dan tidak pula pada kesuksesan.
Kebahagiaan kita haruslah lahir dari pengenalan yang benar akan Allah.
Matius 5:1-12 mengungkapkan tentang ucapan Bahagia Tuhan Yesus yang ditujukan kepada 9 macam keadaan. Orang-orang yang miskin di hadapan Allah dikatakan berbahagialah, karena mempunyai kerajaan Sorga. Orang yang berdukacita, yang lemah lembut, yang lapar dan haus akan kebenaran, yang murah hati, yang suci hati, yang membawa damai, dan yang dianiaya oleh sebab kebenaran, dikatakan oleh Tuhan Yesus berbahagialah, karena masing-masing akan memperoleh berkat dan jawaban Tuhan tersendiri untuk masing-masing.
Apa makna dari ayat dalam Matius 5:1-12 itu? Maknanya ialah bahwa kebahagiaan itu tidak tergantung kepada suatu keadaan tertentu. Engkau bisa berbahagia kapan pun dan dalam situasi apapun. Bahagia bukanlah soal kaya atau miskin, sukses atau gagal, terkenal atau terbuang, namun bahagia itu adalah soal hati kita yang terpaut kepada Tuhan.
Maka tidaklah heran bila kita membaca Habakuk 3:17-18, ketika nabi Habakuk berkata: “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.” Inilah yang dinamakan kebahagiaan yang sejati, karena kebahagiaan itu didasarkan kepada cinta akan Allah, yang tidak tergantung kepada situasi apapun. Dalam problema yang dihadapi, tetap bisa bersukacita dan bersyukur kepada Allah karena mata iman yang memandang kepada-Nya.
Jangan tunggu situasi tertentu terjadi dalam hidup kita, baru kita akan bahagia. Jangan tunggu harapan dan cita-citamu terjadi baru engkau akan berbahagia. Jangan tunggu masalahmu selesai, baru engkau akan berbahagia. Jangan tunggu waktu di depan baru kita mau berbahagia. Kebahagiaan itu sudah Tuhan berikan, sebab kebahagiaan yang Dia berikan berbeda dengan apa yang dunia berikan. Kita bisa berbahagia sekarang jika kita mau dan mengubah cara berpikir kita yang salah. Hati yang penuh syukur kepada Tuhan dan berserah kepada-Nya, itulah yang dapat membuat kita selalu merasa bahagia.
Berbahagialah sekarang juga! Jangan biarkan diri kita terkurung dalam belenggu kepahitan, kekecewaan dan kesedihan yang tak putus. Ia memberikan kebahagiaan itu kepadamu saat ini juga. Dia akan menguatkan kaki yang goyah dan menghapuskan air mata, Dia yang menyayangi kita akan menyelamatkan kita. Tuhan Yesus memberkati!
Pribadi Yesus Yang Mengubahkan
Yesus Kristus atau Isa Almasih adalah penjelmaan Allah dalam bentuk rupa manusia. Peristiwa ini merupakan kejadian yang luar biasa dan momen yang sangat menentukan arah kekekalan hidup manusia.
Manusia menjelma menjadi Allah itu tidak mungkin terjadi, tetapi Allah menjelma menjadi manusia itu adalah perkara kecil bagiNya sebab tidak ada sesuatu pun yang mustahil bagi Allah. Inkarnasi Allah jadi manusia merupakan usaha dari Allah agar manusia ciptaanNya beroleh kasih karunia keselamatan. Sebab semua manusia telah menerima kutuk dosa akibat Adam yaitu maut. Tetapi hidup kekal datang dari manusia yang datang dari Allah sendiri, bukan dari hasil hubungan antara suami dan istri, bukan pula dari pernikahan Allah dengan manusia, sebab Allah tidak kawin dan tidak mengawinkan, juga Dia tidak beranak dan tidak memperanakkan, tetapi lahirnya Yesus Kristus merupakan karya Allah sendiri dengan perantaraan seorang perawan bernama Maria.
Alkitab berkata bahwa Ia (Yesus) dengan rela meninggalkan kemuliaanNya sebagai Allah dan telah mengosongkan diriNya sendiri serta rela menjadi sama seperti manusia bahkan lebih rendah karena menanggung derita yang sedemikian hebatnya di atas kayu salib. Ia difitnah, dicerca, dimaki, disiksa dan dihukum padahal Dia tidak pantas menerima hukuman sebab Ia suci dan tidak berdosa. Namun, dalam semuanya itu Ia taat bahkan taat sampai mati. KekuasaanNya dapat menghindarkanNya dari salib, tetapi kasihNya membawa diriNya sampai ke Golgota untuk tersalib seperti para penjahat.
Apakah tragedi ini mempermalukan Allah? Secara manusia dan untuk waktu yang singkat nampaknya ya, tapi tidak demikian halnya dalam tujuan penyelamatan Allah. Sebab itulah yang harus dilakukan Tuhan Yesus untuk menjadi korban penebusan bagi dosa seisi dunia.
Salib merupakan pengorbanan Allah bagi kita, bagi saya dan saudara. Ia telah datang untuk menyelamatkan kita oleh kasihNya. Pribadi Tuhan Yesus yang taat melakukan kehendak Bapa merupakan teladan agar kita menjadi sama seperti Dia dalam hal berkorban bagi Tuhan dan sesama.
Pribadi Yesus yang demikian membuat banyak orang menjadi percaya, dan bukan itu saja, hidup orang-orang percaya menjadi sangat diberkati dengan damai dan sukacita, serta ada perubahan dalam segi karakter.
Bila kita ingin berubah, maka satu-satunya cara adalah mengijinkan proses dari Allah,
Dari Tuhan Datang Pertolongan
Mazmur 121:1-8 memberitahukan kepada kita bahwa sumber pertolongan kita ialah Tuhan saja.
Di ayat pertama berbicara bagaimana kecenderungan manusia untuk mencari pertolongan di luar Tuhan, entah itu kepada manusia, paranormal, dukun, tempat keramat, atau gunung keramat.
Seringkali ketika berhadapan dengan masalah, manusia akan mencari pertolongan dari tempat atau pihak yang dapat dilihat mata, artinya secara fisik nyata, dan masuk akal. Pada akhirnya, sikap kecenderungan seperti ini membawa kita kepada sifat mengandalkan manusia dan diri sendiri.
Nampaknya sulit untuk mempercayai Allah yang tidak kelihatan. Padahal Allah yang tidak kelihatan itu sungguh dekat dengan kita. Iman kita tidak kita letakkan di atas apa yang dapat kita lihat, tetapi jauh ke depan melampaui semuanya, iman kita menjadi bukti dari apa yang tidak kita lihat dan dasar dari apa yang kita harapkan.
Percayalah kepada-Ku, kata Tuhan Yesus, maka kamu akan melihat kemuliaan Allah. Syarat untuk melihat kemuliaan Allah hanya satu yaitu percaya. Kalau kita dapat mempercayai Allah sungguh-sungguh dan tidak goyah meskipun waktunya seolah terlambat, maka iman kita akan memperoleh hasilnya ketika Allah dengan kuasaNya menolong kita sesuai waktu atau kairosnya Tuhan.
Waktu Tuhan tidak pernah terlalu terlambat tetapi justru selalu indah pada waktunya, dan kuasaNya tidak pernah kurang untuk menolong kita.
Tetaplah percaya kepada Tuhan Yesus, juruselamat dan Tuhan atas segalanya. Yang telah ada, yang ada dan yang akan datang. Dia immanuel bersama kita sepanjang masa.
Ada Rem Harus Dipakai
Perilaku berkendara penduduk kota Jakarta nampaknya mengabaikan nilai-nilai mengutamakan orang lain, dan lebih mementingkan diri sendiri. Salah satu fenomena yang aneh sering terlihat di jalan adalah motor-motor atau mobil seperti tidak punya rem. Kalau ada kendaraan yang mau berbelok sehingga menghalangi jalan, maka kendaraan lain yang hendak melalui jalan itu tidak akan berhenti tetapi mencari celah lain agar bisa segera berlalu. Begitu juga kalau ada pejalan kaki yang hendak menyeberang, para sopir kendaraan baik mobil maupun motor, cenderung tidak mau berhenti, dan terus saja melaju tanpa mempedulikan para pejalan kaki. Beda dengan negara lain seperti Jepang dan Korea Selatan yang sopan dan beretika baik dalam berkendara.
Jadi, intinya adalah meskipun ada rem, tapi para pengendara justru tidak mau memakai rem untuk berhenti sejenak.
Dalam perjalanan hidup kita pun demikian halnya, ibarat kendaraan, kita diberikan rem oleh Tuhan untuk berhenti sejenak. Terkadang ada penghalang-penghalang yang merintangi jalan hidup kita, maka yang harus kita lakukan adalah berhenti sejenak dan berdiam diri mencari Tuhan serta menantikan Dia.
Mazmur 37:7a berkata : “Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia”. Tuhan menghendaki agar kita mengambil waktu untuk berdiam sejenak dari segala kesibukan kita. Seringkali kita maunya cepat dalam segala eksekusi rencana kita, kita tidak mau dihalangi, tidak mau mendengar nasehat orang lain, padahal seringkali itu merupakan isyarat agar kita berhenti, kita harus memakai rem yang diberikan Tuhan.
Istri tidak setuju rencanamu, atau suamimu tidak setuju planningmu, atau anak-anak mulai menderita atau menanggung resiko tidak baik dengan proses yang sedang kau jalani, mungkin itu adalah sinyal yang diberikan Tuhan agar engkau berhenti dan berdiam diri mencari kehendak Tuhan serta menantikan Tuhan bekerja agar engkau kembali melakukan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Ingatlah bahwa ada ‘rem-rem’ yang Tuhan kehendaki agar kita pakai, yaitu rem untuk berhenti dari hawa nafsu, rem untuk berhenti dari rencana yang tidak berkenan, rem untuk berhenti dari jalan yang jahat, dan rem-rem lainnya agar hidupmu senantiasa ada dalam firman-Nya sehingga engkau selalu berlimpah damai sejahtera dan sukacita serta berkat sorgawi.
Dengarlah firman Tuhan ini dan jadilah bijak dengan melakukannya. Tuhan Yesus memberkati !
Memberi Hidup Untuk Tuhan
Kita hidup dan bernafas karena Tuhan. Jantung manusia diciptakan sungguh luarbiasa tahan sampai puluhan tahun bahkan mencapai seratus tahun lebih. Selama waktu itu, jantung terus memompa darah agar mengaliri bagian-bagian tubuh lain, supaya mendapatkan oksigen.
Pernahkah kita menyadari betapa hebatnya Tuhan yang telah menjadikan semua itu? Dan betapa tidak berdayanya kita karena tidak berkuasa untuk mengatur gerakan jantung sendiri? Kita tidak berkuasa atas kerja otot-otot jantung, kita hanya dapat menikmati setiap tarikan dan hembusan nafas kita setiap saat.
Jantung merupakan organ vital yang menentukan mati hidupnya tubuh fisik manusia. Namun, Tuhan lah yang memegang kendali atas jantung itu. Ia yang menentukan batas waktu kerjanya, kapan ia bekerja dan kapan ia harus berhenti.
Setiap tarikan dan hembusan nafas kita adalah anugerah dari Tuhan yang harus kita syukuri. Bersyukurlah kepada Tuhan karena kebaikanNya, karena kehidupan yang indah yang Dia berikan.
Selama kita masih bernafas, muliakanlah Tuhan dengan mulut kita, muliakan Tuhan dengan perbuatan kita dan muliakan Tuhan dengan pikiran kita.
Moyang Manusia bukan Tikus ! bukan juga Primata ! Tetapi Manusia.
Ada satu artikel di “Kompas Online” hari ini, yang aneh bin menyesatkan. Judul artikelnya ialah “Moyang manusia ternyata menyerupai tikus”. Disitu dituliskan bahwa asal usul manusia dulunya adalah mamalia yang menyerupai tikus, jadi bukan lagi dari primata, melainkan mahluk yang lebih kecil. Berita tersebut dapat anda baca di link berikut ini: Arsip Kompas Teori ini didasarkan pada teori Evolusi Darwin, yang mengatakan bahwa semua mahluk hidup mengalami evolusi atau perubahan yang lama dan panjang, sebelum menjadi seperti sekarang ini.
Sungguh ini merupakan teori yang benar-benar menyesatkan dan tidak perlu dipercayai. Alkitab telah jelas sekali mengatakan di dalam Kejadian 1:26-27: ‘Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi. Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.’
Allah menciptakan manusia menurut rupa dan gambar-Nya, jadi kita ini adalah gambaran Allah, ada kesamaan dengan Allah dalam hal rupa. Adam tidak berasal dari mahluk yang lebih rendah tingkatannya macam tikus itu, tetapi Adam langsung dibentuk oleh Allah dari tanah, tidak ada disebutkan bahwa Tuhan menciptakan mahluk mirip tikus, lalu lama kelamaan berubah jadi manusia. Tidak ada sama sekali!
Jangan kita cepat percaya dengan teori-teori macam begini, sebab ada banyak hal di dunia ini yang berusaha mempengaruhi kita agar jauh dari Tuhan dan semakin rapuh dalam hubungan dan percaya terhadap firman Tuhan. Teori ini hendak membuat Alkitab menjadi tidak lagi berarti, sebab dengan mendukung atau membenarkan teori ini, maka Alkitab akan dinyatakan salah.
Charles Darwin saja, ketika sudah tua dan sakit-sakitan, berkata bahwa ia menyesal telah membuat teori-teori Evolusi itu, dan merasa heran mengapa banyak orang yang percaya begitu saja. Di masa-masa akhir hidupnya, Darwin bertobat dan mencari Tuhan, Ia membaca Alkitab dengan rajin, dan perubahan ini disaksikan oleh seorang temannya bernama “Lady Hope”.
Jadi sekali lagi, saya ingin mengingatkan saudara bahwa kita adalah ciptaan Allah yang mulia dan berharga, bukan dari hasil proses evolusi melainkan proses penciptaan yang langsung dari tangan Allah, ketika Dia membentuk Adam dan Hawa. Teori Evolusi hanyalah sebuah omong kosong! Firman Tuhan itu benar dan kekal. Amin. Tuhan Yesus memberkati saudara semua.
Membangun Generasi Yang Kuat
Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. (Amsal 22:6)
“Jangan merokok ya nak, karena bisa merusak kesehatan. Kalau papa gak apa apa karena sudah tua,” kata ayah kepada anaknya. Anaknya mengangguk mengiyakan perintah ayahnya, namun tidak lama kemudiam anak ini pun menjadi seorang perokok. Kita bisa lihat banyaknya anak-anak kecil yang sudah merokok di kota Kudus, “kota penghasil rokok di Indonesia”, mengapa anak-anak kecil itu bisa demikian? Karena mereka meniru tingkahlaku orangtuanya.
Mendidik anak tidak cukup hanya melalui perkataan, tetapi harus disertai perbuatan yang nyata. Orang tua lah yang pertama-tama harus memberi teladan yang baik kepada anak-anaknya.
Firman Tuhan mengajar kita untuk mendidik anak-anak menurut jalan yang patut baginya. Apa itu? Yakni jalan kebenaran berdasarkan firman Tuhan. Bahkan kepada generasi Israel yang ada di padang gurun, Tuhan memerintahkan supaya mengajar anak-anak secara berulang-ulang tentang Taurat atau firman Tuhan, kapanpun dimanapun harus menjadi kebiasaan orangtua untuk menasehati anaknya.
Saudara ingin anak-anak menjadi tangguh? Ajari dengan firman Tuhan. Belajar di sekolah perlu, les musik itu baik, kursus bahasa juga bagus, tapi jangan lupa rohani mereka juga harus diisi dan dikembangkan melalui pengajaran firman Tuhan.
Ada pepatah, “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”, artinya sifat dan sikap seorang anak itu tidak jauh berbeda dengan orangtuanya. Maka dari itu, kalau kita ingin anak-anak bersifat dan bersikap baik, kitapun harus demikian terlebih dulu.
Jangan bosan menasehati mereka meskipun mungkin mereka mengeluh dan berkata bahwa kita cerewet. Tapi “kecerewetan” kita dalam mengajar firman Tuhan akan tertoreh dalam hati mereka sehingga mereka tidak akan lari dari patron firman Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati!
Manfaat Dari Menulis
Dalam kegiatan sehari-hari manusia, pasti ada salah satu aktivitas yang satu ini: menulis.
Apakah orang terpelajar maupun bukan, pejabat atau orang biasa, kaya atau miskin, pasti punya aktivitas menulis ini, meskipun yang ditulis tiap orang itu berbeda-beda.
Pernah saya melihat seorang tukang becak yang sedang menunggu penggunanya, menulis sesuatu di secarik kertas. Karena penasaran, saya mendekat dan berusaha melihat apa yang sedang ditulis olehnya. Ternyata dia sedang menuliskan angka-angka untuk dipasang di nomor undian berhadiah.
Kenek bangunan yang kelihatannya hanya bantu-bantu saja tanpa harus berpikir tentang konsep bamgunan, juga pasti pernah dan akan selalu menulis. Minimal dia menuliskan nomor handphone seseorang yang dikenalnya untuk dihubungi kalau sedang butuh kerjaan.
Tahukah anda bahwa kegiatan menulis itu sudah ada sejak lama? Saya yakin sejak jaman Adam dan Hawa dan keturunannya sudah ada kegiatan tulis menulis.
Dalam Kitab Keluaran 24:4 dikatakan demikian: “Lalu Musa menuliskan segala firman Tuhan itu.” Disini jelas kita jadi tahu bahwa Musa melakukan kegiatan menulis, lalu apa yang dia tulis? Firman Tuhan. Kalau Musa menulis maka itu pasti bukan sembarangan tulisan dan motivasinya bukan berasal dari dirinya sendiri.
Yang menyuruh Musa menulis ialah Tuhan sendiri. Tuhan memberikan hikmat dan inspirasinya kepada Musa sehingga apa yang ditulisnya sama seturut dengan kehendak Tuhan.
Kalau ada tulisan maka gunanya adalah untuk dibaca. Tapi tulisan firman Allah bukan hanya bertujuan untuk dibaca tetapi untuk dipahami dan dilakukan dalam hidup setiap hari.
Jadi, apa manfaat menulis?
1. Supaya orang tidak lupa dan tidak melupakan.
2. Supaya orang-orang pada generasi selanjutnya mengetahui apa kehendak Tuhan bagi mereka.
3. Menjadi pedoman hidup sebagai orang percaya.
4. Untuk dibaca dan dilakukan.
5. Memberi pengetahuan dan informasi.
2 Timotius 3:16 berkata :”segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan,dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Hidup kita pun ibarat buku yang berisi halaman-halaman tentang kehidupan yang kita jalani. Tuliskanlah semua yang baik dalam buku kehidupan kita, artinya biarlah hidup kita selalu baik, benar dan sempurna dalam menuruti kehendakNya, supaya buku kehidupan kita tertoreh dengan hal-hal yang baik dan memuliakan Tuhan.
Selamat menulis di buku kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati.