DALAM KASIH TIDAK ADA DOSA

The-Love-of-GodSaudara yang dikasihi Tuhan Yesus,
Seringkali, sadar atau tidak, kita sebagai orang Kristen punya konsep yang salah tentang kasih Allah.  Banyak orang Kristen yang meskipun mengerti bahwa dosa itu bertentangan dengan kehendak Allah, tapi masih saja main-main dengan dosa.  Mereka berpikir bahwa Tuhan pasti mengampuni oleh karena kasih-Nya yang besar.  Kasih bukan berarti kompromi terhadap dosa, tetapi kasih itu justru membebaskan dari dosa.
Memang Allah mengasihi kita dengan kasih yang agape, kasih yang tak terbatas itu, namun kita tidak boleh lupa, bahwa dalam kasih tidak ada dosa.  Kasih tidak mengandung dosa, dan setiap dosa tidak pantas berada di dalam kasih.  Dengan demikian, dosa harus kita tinggalkan dan kita hidup bagi Tuhan dalam kasih-Nya.
Mungkin saudara berpikir bahwa tidak ada hukuman yang terjadi ketika engkau berbuat dosa, tetapi ingatlah firman Tuhan dalam Roma 2:4 yang berkata:” Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?”
Jadi kalau selama ini, saudara masih hidup dalam dosa, dan keadaanmu nampaknya baik-baik saja, ingatlah bahwa itu disebabkan oleh karena kemurahan Allah untuk menuntun saudara kepada pertobatan.
Namun, bila saudara terus menerus berkeras hati dan tidak mau mengikuti kehendak Tuhan, maka berhati-hatilah karena sebenarnya engkau sedang mengundang murka Allah tertimbun atas dirimu.
Sebab di dalam Roma 2:6-8 tertulis: ”Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya,  yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan,  tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman.”
Relakanlah hatimu dan serahkanlah dirimu kepada Tuhan, tundukkanlah setiap keinginan hawa nafsu kita kepada kehendak Allah, sebab bila kita telah percaya kepada Kristus, maka kita juga telah mati bagi dosa dan keinginan daging, tetapi hidup bagi kehendak Allah yang kudus.
Tuhan Yesus memberkati saudara senantiasa!

Kerjakan Apa Yang Tuhan Sudah Tetapkan Bagimu

Pada abad kesebelas, Raja Henry III dari Bavaria mulai jenuh dengan kehidupan di istana dan tekanan-tekanan sebagai seorang raja. Ia akhirnya melamar kepada Pryor Richard di sebuah biara lokal dan meminta agar dirinya diterima sebagai anggota biara tersebut. Raja Henry ingin menghabiskan sisa hidupnya dengan menjadi seorang biarawan.
“Ya, Raja,” kata Pryor Richard, “Apakah Anda memahami bahwa Anda harus berjanji untuk taat di sini? Itu akan sulit bagi Anda karena Anda adalah seorang raja.”

“Saya paham,” jawab Raja Henry. “Sisa hidup saya, saya akan taat kepada Anda, sebagaimana Kristus memimpin Anda.”“Kalau demikian saya akan memberitahukan kepada Anda apa yang harus Anda lakukan,” kata Pryor Richard. “Kembalilah ke tahta Anda dan layanilah dengan setia dimana Allah telah menempatkan Anda.”
Ketika akhirnya Raja Henry III menutup usia, suatu pernyataan ditulis: “Raja telah belajar untuk berkuasa melalui ketaatan.”
Seberapa sering kita seperti Raja Henry III ini ketika menghadapi kejenuhan dan tekanan hidup, baik di pelayanan ataupun di tempat kerja? Kita ingin lari meninggalkan tekanan itu, atau mencari suasana baru yang bisa menyegarkan kita. Kita hanya mencari apa yang menyenangkan hati kita, namun kita jarang bertanya apakah yang Tuhan mau. Pada hal, kemungkinan besar Tuhan ingin kita tetap menjalankan tugas kita sebaik mungkin dimana Ia telah menempatkan kita.
Dari kisah di atas, mari kita belajar untuk menjalankan tanggung jawab kita dengan penuh ketaatan. Ada waktunya ketika kejenuhan itu akhirnya berlalu, dan kita melihat bagaimana indahnya rencana Tuhan di genapi dengan apa yang kita kerjakan.
Disadur dari: Dibangunkan Terhadap Takdir;
Terry Crist; Immanuel Publishing.

Malu Mengakui Yesus = Ditolak di Surga

Dalam Matius 10:32-33 tertulis demikian:
“Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.”
Pengakuan iman kita kepada Tuhan Yesus di hadapan manusia merupakan hal yang penting. Ini bukanlah suatu yang harus disembunyikan, apabila ada yang menanyakan kepada kita.
Dalam berbagai peristiwa kekerasan dan aniaya, seringkali orang-orang Kristen ditantang untuk menyangkal Tuhan Yesus, namun sejarah mencatat bahwa mulai dari jaman rasul-rasul, dan berlanjut ke Roma,dimana orang-orang Kristen dijadikan mangsa binatang-binatang buas di Colloseum, hingga saat ini, orang-orang yang sungguh-sungguh mengenal dan percaya Tuhan Yesus, tidak akan pernah menyangkali iman mereka kepada Tuhan Yesus Kristus.
Bagaimana dengan saudara? Apakah saudara juga berbuat demikian? Di tempat dimana kita berada, apakah itu di sekolah, kampus, di tempat kerja, dan dimanapun, apakah kita menunjukkan identitas kita sebagai orang yang percaya Tuhan Yesus?
Ataukah kita menutup mulut dan membuat kamuflase untuk menyamarkan identitas kita sehingga orang-orang lain tidak tahu bahwa kita adalah orang yang percaya Tuhan Yesus?
Saudara yang dikasihi Tuhan, kita pasti sadar, di area mana saja kita sudah tidak setia dalam hal pengakuan kepada Yesus. Jerat dosa dan kesenangan dunia, perasaan malu dan terintimidasi dengan keadaan atau lingkungan, mungkin membuat kita malu mengakui bahwa kita percaya Yesus. Tapi, ingatlah, dan berhati-hatilah, jangan sampai hal itu membuat kita tidak diakui oleh Tuhan Yesus di hadapan Bapa dan malaikat-malaikat-Nya di sorga. Jika kita tidak diakui oleh Yesus itu sama saja artinya dengan ditolak di sorga.
Dengarkanlah dan jadilah bijak. Kalau kita mau taat dan setia, Roh Kudus akan memberikan kepada kita kekuatan untuk selalu berada dalam rel atau jalur kehendak Allah yang indah dan sempurna.
Tuhan Yesus memberkati saudara senantiasa!

Jangan Bersaksi Dusta Tentang Sesamamu

Perintah ke-9 dari 10 Perintah Allah adalah:
Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu. (Kel.20:16)
Firman Tuhan ini jelas sekali, sehingga tidak ada dalih bagi kita untuk mengatakan alasan-alasan yang menyebabkan kita dapat atau boleh mengucapkan sesuatu yang buruk tentang orang lain.
Mengucapkan saksi dusta itu contohnya adalah menggosipkan sesuatu tentang orang lain yang faktanya tidak benar atau berbicara yang tidak patut tentang seseorang.
Ingatlah bahwa:
“orang-orang yang senang membicarakan orang lain ketika bersama denganmu, pasti juga akan membicarakan tentang dirimu kepada orang lain.”
Lebih baik, jaga mulut, dan jaga hati, serta mengasihi sesama, sebab kasih itu menutupi segala sesuatu. Sama seperti kasih Yesus yang menutupi dosa kita, maka kita pun harus melakukannya kepada orang lain demikian.
 
 

Tangkuban Parahu

Mazmur 65:6  (65-7) berkata: “Engkau, yang menegakkan gunung-gunung dengan kekuatan-Mu, sedang pinggang-Mu berikatkan keperkasaan”, Gunung-gunung dan segala yang ada di bumi ini adalah ciptaan Tuhan, milik Tuhan.
Tuhan memberikan alam ciptaannya untuk membuat manusia dapat menikmatinya. Patut kita bersyukur kepada Tuhan, ketika bisa melihat alam di sekitar kita, betapa sungguh indah apa yang Tuhan buat. Keindahan di sekitar kita menjadi bukti bahwa Allah itu sungguh baik bagi kita.  Dia menciptakan, Dia juga yang memelihara.
Saksikan video wisata ke Tangkuban Perahu di Subang, Jawa Barat. Kiranya Tuhan Yesus memberkati saudara semua senantiasa. amin.
[youtube http://www.youtube.com/watch?v=ZGZ1jcZlCOw&w=420&h=315]

BAGAIMANA CARANYA PERCAYA TUHAN YESUS?


Keselamatan adalah anugerah Allah yang diberikan kepada manusia dengan cuma-cuma melalui iman kepada Tuhan Yesus.
Firman Tuhan dalam Efesus 2:8 berkata: “Sebab karena kasih karunia  kamu diselamatkan  oleh iman;  itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah.”
Usaha manusia untuk mencapai sorga hanya akan sia-sia belaka, karena sesuci atau sebaik apapun dirinya menurut pandangan dan pemikirannya, pada hakekatnya ia adalah manusia berdosa yang tidak layak di hadapan Allah.  Firman Tuhan berkata bahwa kebaikan manusia itu seperti kain kotor di hadapan Allah. Mengapa? sebab Ia adalah pendosa, dilahirkan dalam natur dosa manusia dan sedang berlumuran dosa.
Hanya kasih karunia Allah yang menyelamatkan manusia, dan kasih karunia Allah itu telah diberikan melalui penebusan Anak-Nya yaitu Tuhan Yesus Kristus, di atas kayu salib.  Kematian Yesus Kristus di atas kayu salib merupakan rancangan penebusan Allah bagi dosa semua umat manusia.  Yesus Kristus disebut sebagai “Anak Domba Allah yang menghapuskan dosa dunia”.  Ia lah domba yang disediakan Allah untuk disembelih dan mencurahkan darah-Nya untuk penebusan segala dosa kita.
Kasih karunia Allah ini harus diresponi dengan iman agar keselamatan itu menjadi hak milik bagian yang kekal selamanya.  Sebab hanya orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus yang diberikan hak untuk menjadi anak-anak Allah yang mewarisi kerajaan sorga.
Seorang penjahat yang disalibkan di samping Yesus memberikan tanggapan terhadap perkataan salah satu penjahat di sisi lainnya, dalam Lukas 23:40-42, katanya: “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?  Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.”  Lalu ia berkata: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.”  Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus.”
Dari perkataan-perkataan salah seorang penjahat tersebut kita dapat mengetahui beberapa hal mengenai kondisi hati dan pikiran penjahat ini:
 1. Ia menyadari akan keberdosaannya
Ia menyadari bahwa dirinya berdosa dan memang layak untuk menerima hukuman.  Tidak seperti penjahat yang lainnya, yang malah menuntut, penjahat yang satu ini, justru dengan rela hati menerima penghukuman oleh karena dosa dan pelanggarannya.  Jadi penting bagi kita untuk menyadari bahwa kita ini adalah orang berdosa dan pantas menerima hukuman.  Tanpa kesadaran akan hal ini, kita tidak akan menerima pintu anugerah Allah bagi pengampunan dosa-dosa kita.  Dosa kecil atau besar, pada hakekatnya sama saja.  Semua dosa tidak pantas berada di dalam sorga, oleh karena itu dosa harus lenyap sekecil apapun.
2. Ia percaya akan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus
Perkataannya : ”….apabila Engkau datang sebagai Raja”, merupakan iman percayanya bahwa Yesus Kristus akan bangkit dan berkuasa atas segalanya.  Ini sungguh luar biasa, dan saya percaya ini merupakan pekerjaan Roh Kudus atas penjahat ini, sehingga di atas salib sekalipun, di saat menderita dan dihukum sedemikian rupa, ia masih bisa berkata demikian.
3. Ia beriman kepada Tuhan Yesus
Perkataannya tersebut di poin kedua juga mengandung makna iman.  Penjahat ini memiliki iman yang sungguh kepada Tuhan Yesus
4. Ia meminta tolong kepada Tuhan Yesus
Perkataannya sekaligus merupakan permohonan agar Tuhan Yesus menolong dia yang tidak berdaya melepaskan dirinya dari penghukuman dan neraka.  Ia pasti menyadari akan adanya neraka dan penghukuman yang menanti dia sesudah kematian dirinya di atas salib. Oleh karenanya, ia meminta tolong kepada Tuhan Yesus yang memiliki kuasa untuk menghakimi
5. Ia mengakui Yesus sebagai Raja Alam Semesta
Perkataannya : ”Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja”
Merupakan suatu bentuk pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan Allah yang menciptakan segala sesuatu, penguasa atas segalanya. Dan merupakan keyakinan akan kedatangan Yesus di akhir jaman yaitu pada hari kiamat dunia, dimana Yesus datang sebagai Raja dan Hakim yang akan menghakimi semua umat manusia.
Apakah hasil dari perkataan dan sikap hati dari penjahat itu? Tuhan Yesus berkata bahwa hari itu juga dia akan ada bersama-sama dengan Yesus di dalam Firdaus.  Perkataan Tuhan Yesus merupakan perkataan yang mengandung kuasa untuk menghidupkan, perkataan yang mengandung kuasa untuk menghakimi. Penjahat itu diberikan pembebasan dan keselamatan kekal, ia diberi tempat di dalam Firdaus yang penuh sukacita dan damai sejahtera.  Jadi di atas kayu salib pun, Tuhan Yesus menunjukkan bahwa diri-Nya berkuasa untuk menghakimi dan menentukan kemana orang akan pergi, apakah ke neraka atau ke surga.
Ke-5 poin sikap dari penjahat itu harus juga menjadi sikap kita dalam meresponi penebusan Kristus.  Kitalah yang seharusnya disalibkan dan menerima hukuman mati karena dosa, namun Yesus menggantikan kita.  Ia menanggung kutuk dosa yang seharusnya kita tanggung.
Roma 10: 9-11 berkata demikian:
”Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.  Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.  Karena Kitab Suci berkata: “Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.”
Jangan keraskan hati saudara, percayalah kepada Tuhan Yesus maka engkau akan selamat.  Dia adalah Allah sendiri yang menjelma atau berinkarnasi menjadi manusia untuk menjadi korban penebusan dosa manusia.
Dalam Injil Yohanes 14:6 tertulis:
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
dan dalam Injil Yohanes 11:25 tertulis:
Jawab Yesus: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,”
dalam Yohanes 3:16 tertulis:
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Kalau saudara telah membaca dan mengetahui firman Tuhan ini, janganlah keraskan hatimu, tetapi berserahlah kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat, maka engkau akan memiliki hidup kekal dan selamat masuk surga.
Berdoalah demikian:
“Tuhan Yesus, Aku Percaya Engkau adalah Tuhan dan Juruselamat,
Aku Percaya Engkau telah mati untuk menebus segala dosaku, dan Engkau telah bangkit dari antara orang mati, hidup dan naik ke sorga, dan akan datang kembali pada hari terakhir untuk menghakimi semua orang.
Ampunilah segala dosaku dan kuduskanlah aku dengan kuasa darah-Mu.
Masuklah dalam hatiku dan pimpinlah hidupku mulai sekarang ini dengan Roh-Mu yang kudus.
Dalam nama Tuhan Yesus, aku berdoa, amin.”
Mulai sekarang hidupmu bukanlah milikmu lagi, melainkan Yesus Kristus yang hidup di dalammu.
Sekarang saudara adalah ciptaan yang baru, yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.  Engkau sudah dipindahkan dari maut kepada hidup.  Saudara telah menjadi anak Allah, yang mewarisi kerajaan sorga.  Setelah ini, mintalah untuk dibaptis oleh seorang hamba Tuhan sebagai tanda pertobatan dan ketaatan saudara kepada kehendak Allah.  Selanjutnya, hiduplah sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, lakukanlah kehendak-Nya, dan setialah sampai akhir.
Selamat menjalani kehidupan di dalam Tuhan Yesus yang penuh sukacita dan damai sejahtera. Roh Kudus akan membimbing hidup saudara kepada seluruh kebenaran. Amin.
Tuhan Yesus memberkati saudara!

Kasih Adalah Hal Yang Terutama

1 Korintus 13 berbicara tentang Kasih.  Fokus dari ayat-ayat dalam pasal tersebut adalah kasih.  Rasul Paulus membandingkan kasih itu dengan kegiatan rohani, ritualitas agama, atau religiusitas kita.  Perhatikan ayat-ayat tersebut khususnya ayat 1 sampai 3, Paulus memperbandingkan kegiatan keagamaan dengan kasih. Bahkan bukan saja dengan kegiatan keagamaan, tetapi kasih itu diperbandingkan juga dengan berbagai-bagai karunia rohani yang dapat dimiliki seseorang.  Dan ternyata, hasil dari perbandingan itu adalah kasih yang lebih utama.
Religiusitas atau aktivitas kerohanian seseorang mungkin dapat dikatakan excellent, sangat baik, tetapi ternyata tidak menjamin bahwa seseorang itu punya kasih. Dalam kehidupan bergereja, mungkin saja kita sebagai pengurus atau majelis gereja, atau bahkan pendeta atau hamba Tuhan, punya berbagai program pelayanan yang sangat bagus, tetapi  itu tidak menjamin bahwa kita memiliki kasih.
Ada banyak orang yang aktif secara rohani, tetapi hatinya beku tanpa kasih.  Program diakonia berjalan, bagi-bagi sembako ada programnya,  tetapi tidak ada kasih di dalam hati, karena itu dijalankan semata-mata oleh sebab sudah diprogramkan.
Sungguh suatu ironi, ternyata yang harus didahulukan adalah kasih.  Kita harus memiliki kasih terlebih dahulu. Kalau ada kasih dalam kita, maka kita pasti mau melayani, mau berkorban.  Jadi, bukan sebaliknya.   Tuhan menyelidiki dan tahu kedalaman hati kita, apakah kita tulus melakukan berlandaskan kasih atau keterpaksaan, atau bahkan kemunafikan.
Marilah kita hidup dalam kasih, miliki kasih itu dan tinggal di dalam kasih-Nya.
Penjabaran tentang apa itu kasih, dapat kita baca dari ayat 4 sampai 13. Disebutkan demikian: “ Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.  Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.  Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.  Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.  Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.  Kasih tidak berkesudahan. …Yang paling besar diantara iman, pengharapan, dan kasih ialah KASIH.”
Kasihilah Tuhan dan kasihilah sesamamu manusia!  Kiranya Tuhan Yesus memberkati saudara senantiasa.

Processed For Similar With Christ

“The Desert” in life test us whether we are faithful or not to Lord Jesus, our Almighty God.

Greetings in the love of the Lord Jesus Christ!
Once there was a phrase “I want to be like Mike”, which means I want to be like Michael Jordan. Who is Mike or Michael Jordan?
He is a famous basketball player. He managed to bring his team, Chicago Bulls, NBA champion several times, in fact he had several times won MVP or Most Valuable Player. In what field you want to emulate Michael Jordan? Of course it could be vary things like, success, popularity, and wealth. People who want to emulate Michael Jordan, would be willing to go through the process of forging them to become qualified as a basketball player like Michael. The process is called practice, practice and practice.
Likewise, we as believers who want to be like Jesus, we must be willing to be processed through the exams and tests in life. Test of patience, controlling lust exams, examination of humility, and many other things. We will continue to face the same test if we have not passed the test. We could have had a long time follow to God but when we get processed, we are shock and not ready, so we do not pass the exam, then we will be tested again in the same way, on next situation and time.
God allowed the Israelites through the desert, wandering for 40 years, so that they become pure and ready to enter the Promised Land. It is evident that when they lived in the wilderness, they failed to do the will of God.
1 Corinthians 10:1-13 tells us that Israel became a warning to us that we are truly willing to live as God wants. Israel was called out of Egypt, were baptized in the cloud and the sea, has had close fellowship with Christ as their spiritual rock, and obtain a variety of spiritual blessings, but they failed to do the will of God when they are faced with a difficult situation.
Like the people of Israel, we are the ones who have been called out of “Egypt” that’s our old life, has been baptized in water and the Holy Spirit, has had close fellowship with the Lord Jesus Christ, and obtain spiritual blessings, do not let ourselves to fail as the nation of Israel to fulfill God’s will in our lives.
There are 5 things we need to learn from the history of Israel, what is their failure, which is prohibited by God, as recorded in these verses:
1. Do not want things that are evil.
Get rid of all the evil of our minds, let us not want to do it, even think about it.
2. Do not become idolaters.
Maybe we do not worship idols literally worship the image or statue of some idols or deity. But we were warned that lusts is the same as the sin of idolatry. The Bible says: “For their lord is their stomachs”, do not let us be mastered by anything that makes us lose worship and focus on God. There are many of today’s modern idols such as online gaming addiction, busy making money morning noon and night, drug addiction, addiction of glamour nightlife, free-sex habit, many other bad habits, and so on.
3. Do not commit adultery.
Israel is a blessed nation. One time king Balak told Balaam to curse Israel, but each time Balaam want to curse, his mouth speak a blessing. This happened several times. What has been blessed by God can not be condemned. However, Balaam advised Balak to make Israel sinned against God by making them commit fornication with the women of Moab, that they may at last be damned. Because sin caused the curse. That is why, we must not  commit fornication because it is a heinous sin in the sight of God.
4. Do not tempt the Lord.
Lord Jesus when tempted by the devil to throw himself down, said to Satan, “It is written, Thou shalt not tempt the Lord thy God!”
Even Jesus knew that he would be rescued  by angels but he knows that humans must not tempt the Lord his God. He taught us not to tempt God.
Someone in China accidentally walked into the lions area in a zoo. Then he preached to the lions. It is obvious to know that lions eat meat, but he tempted God by going in there. Lions attacked him, biting but fortunately he was helped by rescuers. In our lives, act carefully, lest we tempt God in our actions.
5. Do not grumble.
Just say thanks in all circumstances. Murmuring, complain, get angry, do not do the truth before God. God wants us to always be grateful and pray for God’s help. Maybe your household situation makes you grouchy, or your job make you upset, watch out brothers and sisters, because nagging, murmuring will impact the loss of peace around us. Our families will be affected, and continue to be felt no peace until our hearts right. Therefore, do the word of God, do not grumble.
Verse 13 of 1 Corinthians 10, gives us a way out and divine strength, God’s power to intervene in every trial that we experience, the power of God that will enable us  to bear it all. Because the trial was not designed to exceed our strength, but we can overcome them because of the power of the Holy Spirit.
Hallelujah, I pray that you all can take a lesson from the history of Israel, and let us all actually maintain attitudes and our behavior, words and our speech and our mind to be always pleasing, and perfect in the sight of our God, the Lord Jesus Christ . Amen.

ISRAEL SEBAGAI SUATU TANDA

Beberapa hari terakhir, kita mendengar berita saling serang antara Hamas dan Israel di Gaza, Palestina.  Peristiwa ini terus terjadi berulangkali, dan membuat dunia merespon dengan bermacam-macam cara.
Di zaman Perjanjian Lama, disebutkan bahwa bangsa Israel seringkali bentrok dengan penduduk Filistin (Palestina) di Gaza.  Begitu juga dengan Simson, dia sering konflik dan berperang dengan penduduk Gaza (baca: Hakim-Hakim 16).
Bagaimana sikap kita terhadap peristiwa ini?  Sebagai orang yang mengerti Alkitab, kita harus berhati-hati.  Kita tidak boleh mengutuki bangsa Israel karena itu bertentangan dengan kehendak Allah.  Sebab ada tertulis: ” Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” (Kej. 12:3).  Mereka adalah bangsa pilihan Allah. Namun, kita juga perlu terus berdoa untuk mereka yang di Timur Tengah agar lawatan Tuhan terjadi dan pertobatan besar melanda negara-negara ini, karena Tuhan mengasihi setiap bangsa, termasuk Palestina. Sebab ada tertulis: orang akan datang dari Timur dan Barat, dan dari Utara dan Selatan, dan mereka akan duduk makan di dalam kerajaan Allah. Ini menandakan bahwa akan terjadi pertobatan besar di seluruh dunia, kepada Tuhan Yesus mereka percaya.
Israel akan selalu menjadi tanda bagi kita yang hidup di dunia ini.  Tanda apakah yang kita bisa lihat dari Israel?

  1. Tanda Kesetiaan Allah Terhadap Janji-Nya

Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya sendiri.  Dia telah menetapkan Israel sebagai bangsa pilihan dan itu tetap berlaku sampai hari ini dan seterusnya.  Janji-Nya tidak pernah berubah, tidak seperti manusia, kalau berjanji, janjinya bisa diingkari kalau melihat pihak lain tidak layak.   Tetapi Tuhan tidak demikian, meskipun Israel memberontak, keras kepala, dan bahkan membunuh Yesus Kristus, sang Mesias, Allah tetap mengasihi dan tidak mengingkari janji-Nya.

  1. Tanda Bahwa Allah Dapat Memakai Bangsa Yang Kecil

Bangsa Israel termasuk bangsa dengan populasi sedikit dibandingkan dengan bangsa lain.  Namun, mereka dipakai Allah untuk mempermalukan yang besar dan kuat.  Seperti Daud yang mengalahkan Goliat, Israel, meskipun dikepung oleh berbagai bangsa, tetap jadi yang perkasa, oleh karena Tuhan. Bukan karena kekuatan dan keperkasaan, melainkan oleh Roh-Ku, kata Tuhan.

  1. Tanda akhir zaman

Perang dahsyat di Timur Tengah, antara Israel dan negara-negara lain, akan terjadi suatu hari kelak.  Sekarang barulah permulaannya, tetapi nanti perang akan lebih dahsyat lagi.   Lewat gejolak di Israel daan negara sekitarnya, kita dapat mengetahui tanda-tanda akhir zaman dan dengan demikian mengingatkan kita untuk berjaga-jaga melalui kehidupan yang baik dan berkenan kepada Allah.
Berdoalah untuk Israel, supaya lebih banyak lagi yang datang dan percaya Yesus Kristus Tuhan, dan berdoa juga untuk Hamas, penduduk Gaza dan Palestina,  kiranya Tuhan menolong, menerangi hati mereka dan ada kebangunan rohani besar disana.

Bagaimana menjadi seperti Yesus?

Dalam Kitab Kejadian 1:26 tertulis bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Manusia tidak diciptakan seperti monyet, gorilla atau orang utan, bukan pula dari suatu spesies yang lebih rendah kemudian berubah secara perlahan-lahan menjadi manusia, tetapi sungguh luar biasa, manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah, sejak dari mulanya.
Charles Darwin yang menuliskan buku “The Origin of Species” yang berisi tentang evolusi mahluk hidup, pada akhir hidupnya menyadari bahwa semua ocehannya di masa muda adalah suatu kebodohan namun anehnya banyak orang yang mempercayainya dan bahkan membuat agama dari teori-teori evolusinya itu. Di akhir hidupnya, Charles Darwin kembali kepada imannya kepada Tuhan Yesus Kristus. Dia mengatakan bahwa Yesus Kristus dan keselamatan-Nya merupakan tema dan hal yang terbaik dalam kehidupan manusia.
Manusia pertama, Adam dan Hawa, ternyata tidak dapat mempertahankan keserupaan dengan Allah itu, dosa membuat manusia jatuh dan kehilangan kemuliaan Allah. Keserupaan dengan Allah tidak dapat diperoleh dengan cara apapun juga, meskipun dengan perbuatan baik, ritual agama, dan segala usaha lainnya, tidak dapat lagi membuat manusia menjadi serupa dengan Allah.
Namun Yesus Kristus, yang adalah Allah sendiri, telah datang dan memberikan hidup-Nya bagi kita, Ia mati dan bangkit untuk menang atas dosa dan maut. Tuhan Yesus telah mengembalikan hakekat manusia kepada asalnya yaitu serupa dan segambar dengan Allah, tapi hanya akan dialami bagi mereka yang percaya kepada-Nya.
Allah Bapa telah memberikan suatu patron atau pola bagi kita, untuk kita teladani yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dialah yang menjadi contoh agar kita ikuti. Yesus Kristus telah menggenapi semua tuntutan hukum Taurat dan kita yang percaya kepada-Nya terhisab di dalamnya, sebab kesempurnaan itu datangnya dari Allah sendiri.
Menjadi seperti Yesus adalah kerinduan kita. Dalam hal yang bagaimana? Salah satu hal yang utama adalah dalam kasih. Dalam Yoh 13:34, Tuhan Yesus berkata: ”Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.”
Marilah kita hidup dalam kasih, karena Allah itu kasih. Kasih menutupi segala sesuatu, kasih tidak berkesudahan, kasih itu kekal. Ia telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, maukah kita menunjukkan kasih kepada sesama? Oleh kuasa Roh Kudus, kita mau dan mampu. Haleluya, Tuhan memberkati!
“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.”
(Roma 8:29)