KESETIAAN YANG DIUJI

ImageNats Alkitab hari ini terambil dari 2 Raja-raja 18:3, demikian firman Tuhan: “Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN,  tepat seperti yang dilakukan Daud, bapa
leluhurnya.”

Hizkia adalah anak dari raja Ahas yang memerintah sebelumnya.  Ahas adalah seorang raja yang jahat di mata Tuhan. Ia melakukan penyembahan kepada berhala-berhala dan patung-patung buatan manusia.

Dalam lingkungan kerajaan yang jahat, Hizkia dibesarkan.  Namun, ketika Hizkia menjadi raja menggantikan ayahnya, ia memilih untuk menyembah TUHAN, ALLAH Israel. Hizkia menghancurkan semua mezbah pengorbanan dan patung-patung berhala serta semua bentuk penyembahan kepada allah-allah yang lain dihapuskannya. Kitab ini mengatakan bahwa Hizkia berpaut kepada Allah yang benar.

Berpaut kepada Allah yang benar ternyata tidak lepas dari ujian-ujian iman. Hizkia pun mengalami hal ini. Di tengah masa kepemimpinannya, raja Sanherib dari Asyur maju mengepungnya dan hendak menyerang rakyat negeri itu.  Iman dan keteguhan hatinya kepada Allah diuji oleh situasi perang yang sulit.Akan tetapi, Hizkia tetap setia dan bahkan mencari Allah dengan datang ke rumah Tuhan dan berdoa minta pertolongan-Nya.

Hidup benar adalah pilihan. Kita dapat memilih untuk menyembah Tuhan atau menyembah yang lain. Seperti Hiskia, marilah kita memilih untuk hidup benar di hadapan-Nya.  Tentu saja, persoalan dan kesulitan hidup dapat mendera, namun itu semua tidak lepas dari ijin dan pengawasan Tuhan.Kalau kita mengalami pergumulan, entah itu sakit, ketiadaan pekerjaan, belum dapat jodoh, sudah lama tidak punya anak, suami selingkuh, istri lari dengan pria lain, dan berbagai masalah lainnya, tetaplah berharap kepada Tuhan dan percaya bahwa Dia sanggup untuk melepaskan kita dari semua itu.  Ada jalan keluar yang pasti di dalam Tuhan.

Hizkia membawa masalahnya kepada Tuhan dan menerima jawaban yang menguatkan hati dan imannya. Bukan dengan kekuatan dan keperkasaan, melainkan oleh Roh Tuhan, maka semuanya terselesaikan.  Tuhan menyuruh malaikat-malaikat berperang dan membunuh semua tentara Asyur. Ada seratus delapan puluh lima ribu orang yang mati terbunuh. Dan itu semua karena Tuhan menolong Hizkia.

Tetaplah percaya dan setia. Amin.

Bersukacita Dalam Keadaan Menderita

Shalom saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus,

Situasi apapun dalam hidup kita, belajarlah untuk selalu bersukacita.  Sukacita yang di dalam kita berbeda dari dunia, sebab sukacita yang kita miliki berasal dari Roh Kudus yaitu Roh Allah sendiri.  

Roma 12:12 berkata: “Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa.”  Ini merupakan pesan yang ditujukan kepada orang-orang yang mengalami penderitaan secara jasmani.  Pergumulan jemaat Roma waktu itu bukanlah perkara yang mudah, tantangan yang mereka hadapi tidaklah seperti yang sekarang ini kita hadapi.  Jika kita merenungkan bagaimana kondisi kekristenan di tempat dimana kita berada, maka kita masih termasuk orang-orang yang berada dalam situasi cukup baik.  

Beberapa waktu lalu, saya mengunjungi seorang yang sakit kanker stadium lanjut.  Dalam keadaannya yang menderita secara fisik, saya dapat merasakan ada perasaan kecewa yang terbersit dalam perkataannya.  Namun, bertolakbelakang dengan rasa kecewanya itu dia juga terlihat bersukacita, yang saya yakini merupakan karya Roh Kudus dalam hidupnya.  Ia mengatakan bahwa ia siap untuk pulang kepada Bapa di sorga.  Sukacitanya bukanlah sukacita dari dunia ini, sebab sukacita dunia hanya berhubungan dengan keadaan baik, keadaan makmur, keadaan berhasil, keadaan sehat dan semua keadaan yang menyenangkan.  Tapi, sukacita sorgawi itu terpancar dalam situasi apapun, senang ataupun susah, suka maupun duka, sukacita Allah terus akan mengalir dari dalam hati kita yang percaya kepada-Nya.

Itu sebabnya, Habakuk masih dapat bersukacita sekalipun harta benda materinya lenyap, meskipun tidak ada penghasilan, dan kemakmuran lenyap, ia masih dapat bersukacita karena Allah yang menyelamatkan dia.

Sukacita kita tidak terletak pada apa yang kelihatan tetapi pada apa yang tidak kelihatan.  Pandanglah dengan mata iman, pengharapan yang pasti dari Allah dalam Tuhan Yesus Kristus.  Kita akan tetap kuat dan teguh dalam Dia, serta terus bersukacita meskipun dalam  penderitaan. 

Allah senang dengan ucapan syukur kita, rasa syukur akan berjalan beriringan dengan sukacita.  Bila kita tau mengucap syukur, dan mempraktekkannya, maka Tuhan akan disenangkan.  Bahkan, Dia akan melakukan pertolongan di saat kita mengucap syukur sebab ada kuasa dalam pengucapan syukur.   

Bagaimana kondisi dan situasi hidup saudara?  Apakah sedang menderita? bersyukurlah sebab Allah ialah perlindungan dan keselamatan kita.  Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah, penderitaan, kesesakan, kelaparan, sakit penyakit bahkan maut sekalipun, tidak dapat memisahkan kasih Allah dari kita.

Ambillah tindakan untuk bersukacita, jangan terpengaruh dengan situasi di sekitar tetapi jaga iman dan pandangan rohani kepada Yesus Kristus, batu keselamatan dan kota perlindungan kita yang teguh.  Amin.

Pesan Untuk Para Istri

ImageNampaknya tantangan terbesar yang dihadapi oleh para istri di era sekarang ini adalah penundukan diri kepada suami.  Apapun alasannya, sikap tidak tunduk dan hormat pada suami merupakan pelanggaran kepada firman Allah. Firman Tuhan mengatakan dengan sangat jelas bahwa hendaklah istri tunduk kepada suaminya (Efesus 5:22).  

Karakter dan latar belakang keluarga serta pola asuh dari kecil dapat mempengaruhi, sikap dan perilaku dalam rumah tangga.  Anak yang manja cenderung akan bersikap ingin dilayani daripada melayani, saat berumah tangga.  Sebab ketika masih dengan orangtua, segala sesuatu sudah disiapkan untuknya.  Pesan ini mungkin terkesan terlalu mengatur kehidupan para wanita yang berstatus istri, tetapi syukurlah bahwa bukan saya secara pribadi yang mengatakan hal ini, melainkan firman Allah. Pasangan suami istri dapat terus belajar untuk mengubah sikap dan pola pikir yang tidak sesuai dengan firman Tuhan dan menjaga agar pasangannya merasa aman dan damai serta bahagia dalam mahligai rumah tangga yang diberkati Tuhan.

Dalam Alkitab Perjanjian Lama, ada seorang perempuan bernama Abigail yang merupakan istri dari seorang pengusaha bernama Nabal.  Nabal adalah seorang yang jahat, dikatakan sebagai orang dursila, bahkan disebutkan “Nabal namanya bebal orangnya”.  Meskipun Nabal itu bebal orangnya, namun Abigail tetap setia mendampingi, bahkan berusaha membela agar suaminya tidak mengalami sesuatu yang buruk. Sikap seperti inilah yang harusnya dimiliki oleh seorang istri yang baik.  Namun, kembali lagi kepada suami, janganlah menuntut istri untuk menjadi sempurna, pembelajaran itu adalah proses setiap hari.  Istri bukanlah budak suami, tetapi mitra kerja dan partner kehidupan untuk selamanya yang harus dibahagiakan.  

Paralel dengan perintah untuk tunduk kepada suami, ada perintah kepada para hamba untuk taat dan tunduk kepada tuan mereka, meskipun tuan mereka itu bengis sekalipun.  Istri bukanlah budak, bukanlah hamba dalam artian secara harafiah sebagai orang yang bisa disuruh-suruh dan diperintah, namun secara Ilahi Tuhan mengatur dan memposisikan istri seperti jemaat dihadapan Kristus.  Apa maksudnya, perhatikan firman Tuhan dalam Efesus 5 tadi, dikatakan bahwa istri hendaknya tunduk kepada suami, seperti jemaat kepada Kristus.  Jadi suami adalah kepala dalam rumah tangga, dan istri ada di bawah otoritas suami, sehingga disinilah perlunya penundukan diri itu.

Bagaimana bila suami anda galak, bengis, jahat, dan kriminal? Istri perlu tetap tunduk, tetapi tunduk untuk kebenaran firman Tuhan, melakukannya seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Sebab sikap ini penting dan perlu agar suami yang jahat itu dapat bertobat dengan melihat kelakuan istrinya, tanpa perkataan.  Dalam 1 Petrus 3:1 dikatakan:  “Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya.”

Jadi saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, bila selama ini saudara sebagai istri, masih susah untuk tunduk kepada suami, mulailah untuk tunduk dan hormat padanya.  Saudara adalah penolong baginya, sebenarnya itu berarti bahwa suami tidak bisa tanpa istri, sebab istrinya adalah penolongnya. Bersyukurlah bila suamimu tidak jahat, malah mungkin aktif melayani Tuhan dan bersikap baik kepada saudara dan anak-anak dalam keluarga.  Jika kepada yang jahat saja, harus tunduk, seharusnya kepada suami yang baik, dengan sukacita para istri akan tunduk dengan senang hati. 

Jadilah pelaku firman, meskipun terasa sulit, tetapi biarlah kita menjadi orang-orang yang taat kepada-Nya dalam segala sesuatu.   Bila ini dilakukan, saya sungguh percaya kehidupan rumah tangga akan harmonis dan bahagia.  Untuk para suami, bacalah artikel dalam website ini dengan judul “Pesan untuk para suami”.  

Haleluya, Tuhan Yesus memberkati saudara dan pernikahan saudara! Amin.

 

Jual Semua Hartamu dan Ikut Aku!

     Suatu kali seorang yang sangat kaya bertanya kepada Tuhan Yesus bagaimana caranya agar ia dapat masuk ke dalam sorga. Tuhan Yesus menjawabnya: “Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Orang itu berkata bahwa hal-hal itu sudah dia lakukan. Dan Tuhan Yesus mengatakan kepadanya: “Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”  Tapi, orang yang kaya itu sangat bersedih hati karena ia sangat kaya sehingga ia memilih untuk pergi dan tidak melakukan apa yang diperintahkan Tuhan Yesus. Lalu Tuhan Yesus berkata bahwa sangat sukar bagi orang kaya untuk masuk kerajaan sorga. (Matius 19:16-22)

Perhatikan ayat-ayat tersebut, dan bandingkanlah dengan kesepuluh perintah Tuhan yang diberikan kepada bangsa Israel sebelumnya.  Dari kesepuluh perintah Tuhan, empat perintah pertama merupakan wujud kasih kepada Allah, dan enam perintah berikutnya adalah wujud kasih kepada sesama.  Kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama harus berjalan bersama, keduanya setara di hadapan Allah.

Perhatikan jawaban Tuhan Yesus kepada orang kaya itu.  Jawaban yang diberikan Tuhan Yesus dimulai dengan perintah untuk mengasihi sesama, yaitu Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.  Sampai disini orang kaya tersebut merespon bahwa ia sudah melakukan semuanya itu.  Lalu jawaban Yesus yang kedua coba saudara perhatikan, ini merupakan perintah untuk mengasihi Allah.  Masa sih? Lha iya, perhatikan kata-katanya yang bisa saya rangkum dalam satu kalimat sederhana: “Juallah semua hartamu dan ikut Aku!”.  Perintah ini merupakan perintah untuk mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh.

Yesus adalah inkarnasi Allah menjadi manusia, dan Dia adalah Allah.  Tuhan Yesus berkata: “Aku dan Bapa adalah satu.” (Yohanes 10:30).  Apa empat perintah pertama dalam kesepuluh perintah Allah?  Saya akan sampaikan disini secara sederhana ialah (baca Keluaran 20:1-17):
1.  Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
2. Jangan membuat bagimu patung dan Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya.
3.  Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan
4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.

Jadi jawaban kedua Tuhan Yesus kepada orang kaya itu merupakan empat perintah pertama dalam Kesepuluh Perintah Tuhan?  Inti dari empat perintah pertama adalah untuk Menyembah Tuhan, mengutamakan Tuhan dari segalanya, dan tidak menyembah berhala.
Perintah “Ikutlah Aku” yang disampaikan Tuhan Yesus merupakan perintah untuk menyembah Tuhan, mengutamakan Tuhan dari segalanya dan mengasihi Tuhan.  Lalu mana perintah Tuhan Yesus untuk tidak menyembah berhala? Juallah semua hartamu!

Hartanya telah menjadi berhalanya sepanjang hidup.  Bangun tidur yang dipikir harta, sepanjang hari yang dipikir harta, mau tidur pikirannya harta harta dan harta, kuatir hartanya hilang.  Ini adalah berhala yang membuat orang menduakan Tuhan.  Tuhan Yesus berkata bahwa kita tidak dapat mengabdi kepada mammon dan kepada Tuhan. Harus salah satu.

Ada yang berpendapat bahwa perintah Tuhan Yesus itu terlalu ekstrim. Saya katakan ya memang ekstrim bagi orang kaya itu, karena itulah yang menjadi kehendak Tuhan baginya, sebab disitulah letak kekurangan dan pelanggaran orang tersebut yang membuatnya gagal untuk memperoleh hidup kekal.  Ia dipanggil Tuhan secara khusus tetapi dia menolak.

Buat kebanyakan orang lain, perintah Tuhan tidaklah seekstrim hal itu.  Saudara masih diijinkan memiliki harta benda, namun ingat jangan jadikan itu sebagai berhala.  Bila kita introspeksi diri, berhala-berhala apa yang ada dalam hidup kita? Mungkin itu adalah pekerjaan saudara, sehingga pekerjaan membuat saudara tidak punya waktu buat Tuhan, karena menyita pikiran dan waktu-waktumu, bahkan untuk keluarga pun tidak ada waktu. Sepanjang minggu, dari senin sampai Minggu lagi, selalu kerja.  Begitu juga untuk orang yang bisnis atau usaha, Tuhan Yesus tidak menuntut engkau untuk jual semua hartamu, Dia hanya minta kuduskanlah hari sabat, enam hari lamanya kita boleh bekerja tetapi hari ketujuh adalah hari perayaan, hari sabat untuk Tuhan. Tidak ekstrim bukan? Dia tidak minta seluruh hartamu, Dia hanya minta satu hari saja dari tiap satu minggu dalam hidupmu  untuk diberikan kepadaNya, beribadah dan mengutamakan Tuhan, tapi sayangnya betapa banyaknya orang yang gagal memenuhi perintah ini. Bahkan orang Kristen yang sudah puluhan tahun sekalipun banyak yang gagal dalam hal ini.  

Utamakan Tuhan, kasihilah Tuhan, jangan ada “allah-allah” lain di hidupmu!
Tuhan Yesus memberkati hidup saudara senantiasa! Amin.

Pesan Untuk Para Suami

ImageMenjadi seorang suami dari istri yang dicintai adalah dambaan seorang laki-laki normal.  Namun, menjadi suami yang baik bukanlah sesuatu yang mudah.  Hidup berumah tangga bukan hanya urusan seks semata, tetapi melibatkan hubungan emosional satu sama lain antara suami dan istri.  Justru dalam tingkatan emosional inilah seringkali terjadi benturan yang disebabkan perbedaan-perbedaan karakter dan sifat masing-masing.
Ketika salah satu pasangan merasa disakiti, maka ini akan berimbas kepada situasi yang tidak harmonis.  Apa yang diinginkan oleh seorang wanita adalah kasih sayang yang tulus dari suami, sementara suami berpikir bahwa kedekatan seksual merupakan hal yang penting.  Itu sebabnya seringkali terjadi, ketika cekcok dalam rumah tangga, istri cenderung akan mencari orang lain yang dapat dijadikan tempat untuk mengadu, untuk sharing masalahnya, sementara suami (yang tidak beriman) akan mencari pelampiasan emosinya dengan berselingkuh atau berzinah dengan perempuan lain.
Penting sekali untuk diperhatikan bahwa iman dan kasih Allah haruslah menjadi dasar dari hubungan suami dan istri.  Kasih Agape atau kasih tanpa syarat itulah yang harus menjadi pengikat dalam rumah tangga. Kasih eros atau cinta hawa nafsu tidak dapat dijadikan dasar yang langgeng dalam berumahtangga.  Kasih eros itu perlu, namun sekali lagi tidak dapat dijadikan dasar yang menyatukan.
Firman Tuhan dalam Kolose 3:19  berkata: “Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia.”  Ini merupakan petunjuk untuk para suami bagaimana harus bersikap dan berperilaku terhadap isterinya.  Mengasihi tanpa syarat dan  berlaku lemah lembut terhadapnya sebab ia adalah manusia yang diciptakan Tuhan dengan perasaan yang lembut.
Dalam berumah tangga, perbedaan pendapat itu merupakan hal biasa, pertengkaran pun sebenarnya bukanlah masalah besar, sebab pertengkaran yang terjadi sebenarnya dapat menjadi momen untuk saling mengerti satu sama lain.  Suami yang sabar dan setia adalah dambaan isteri.  Janganlah kita menuntut kesempurnaan dari pasangan kita, tetapi biarlah kita mengintrospeksi diri sendiri agar terus memperbaiki diri ke arah yang lebih baik.
Untuk para suami yang menelantarkan isteri dan anak-anaknya, dengan kasih Kristus saya mengajak anda untuk kembali kepada isteri dan anak-anak, sebab itulah yang dikehendaki Allah.  Jangan berpikir isterimu salah sehingga menyebabkan kekacauan ini terjadi, tetapi biarkanlah dirimu dikuasai oleh kasih Allah agar engkau dapat melangkah kepada pemulihan diri dan keluargamu.  Anak-anak yang tanpa ayah, seringkali memiliki ketidakstabilan emosi.  Di dalam hati mereka, ada kerinduan untuk bersama-sama ayah yang baik dan bisa menemani di setiap saat mereka membutuhkan.  Ada banyak anak-anak yang hidupnya hancur oleh karena hancurnya rumah tangga, putusnya hubungan kedua orangtua mereka.
Jangan biarkan dosa mengikat dan membelenggu hidupmu, bertobatlah dan melangkahlah dalam iman dan kasih Allah, untuk menjadi seorang suami yang baik bagi isteri dan ayah yang baik bagi anak-anak. Saya percaya rancangan Allah mula-mula di taman eden, adalah rancangan keluarga yang harmonis dan berbahagia.  Dosalah yang merusak semuanya itu. Namun, syukurl kepada Allah, karena Tuhan Yesus telah mengalahkan dosa dan mematahkan setiap kutuk dosa, sehingga keluarga yang harmonis dan bahagia itu dapat menjadi milik kita semua, asalkan kita mau taat dan setia kepada perintah Tuhan.
Sekali lagi, untuk para suami, kasihilah isterimu, cintailah dia sebagai teman pewaris kerajaan sorga. Ijinkan kasih Allah memenuhi hatimu agar kasih dan pengampunan selalu ada dalam hidup rumah tanggamu.
Tuhan Yesus memberkati.

Daun-daun Berguguran

image
Sewaktu duduk-duduk, saya mengamati daun-daun yang berjatuhan di atas tanah. Daun itu sudah kering namun ada yang masih berwarna kuning, tanda bahwa belum kering benar.
Lalu terlintas dalam pikiran saya 2 hal: pertama,  tentang firman Tuhan yang mengatakan bahwa diluar Tuhan kita tidak dapat hidup. Seperti daun-daun yang saya lihat itu, yang telah terpisah dari dahan dan pohon sebagai sumber nutrisi dan kehidupannya. Demikian pula halnya dengan kita, jika kita tidak tinggal di dalam Tuhan Yesus.
Dalam Yohanes 15:5, Tuhan Yesus berkata : “di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”.
Di luar Tuhan kita mati dan menjadi sia-sia, namun di dalam Dia kita hidup dan berbuah. Tinggallah terus di dalam firman Tuhan, lakukan dengan setia apa yang menjadi kehendakNya.
Hal kedua yang terlintas adalah bahwa hidup di dunia ini ada akhirnya. Tidak ada yang kekal di dunia, hanya firman Tuhan saja yang kekal. Alkitab berkata bahwa semua yang hidup  itu ibarat rumput dan bunga rumput yang hari ini ada dan dalam waktu sebentar tidak ada lagi, sebab rumput menjadi kering dan bunga berguguran.  (1 Petrus 1:24).  Itu sebabnya kita tidak bisa menyombongkan diri karena semuanya fana tidak ada yang kekal.  Hidup kita yang dianugerahkan Tuhan harus kita jalani dengan rasa syukur dan penuh tanggung jawab akan panggilan Allah.
Amin. Tuhan Yesus memberkati saudara semua!

Bagaimana Memperoleh Kebahagiaan

ImagePertanyaan ini banyak muncul dalam pikiran sebagian besar orang yang hidup di dunia.  Setiap orang ingin berbahagia dan untuk itu mereka mencari tahu bagaimana caranya.  Namun, cara-cara untuk berbahagia tiap-tiap orang ternyata berbeda-beda sesuai dengan apa yang menjadi dasar pemikirannya masing-masing.
Kalau yang menjadi dasar pemikiran tentang kebahagiaannya adalah terletak pada harta, maka ia akan berusaha mencari tahu bagaimana cara supaya banyak harta.  Bila, dasarnya adalah ketenaran, maka ia akan mencari cara bagaimana supaya populer dan tenar di jagad ini. Kalau sukses yang menjadi dasar, maka ia akan berusaha mencari cara agar hidupnya bisa sukses.
Tapi rupanya, kebahagiaan menurut Alkitab tidaklah demikian. Kita tidak dapat mendasarkan kebahagiaan kita kepada harta, ketenaran dan tidak pula pada kesuksesan.
Kebahagiaan kita haruslah lahir dari pengenalan yang benar akan Allah.
Matius 5:1-12 mengungkapkan tentang ucapan Bahagia Tuhan Yesus yang ditujukan kepada 9 macam keadaan.  Orang-orang yang miskin di hadapan Allah dikatakan berbahagialah, karena mempunyai kerajaan Sorga. Orang yang berdukacita, yang lemah lembut, yang lapar dan haus akan kebenaran, yang murah hati, yang suci hati, yang membawa damai, dan yang dianiaya oleh sebab kebenaran, dikatakan oleh Tuhan Yesus berbahagialah, karena masing-masing akan memperoleh berkat dan jawaban Tuhan tersendiri untuk masing-masing.
Apa makna dari ayat dalam Matius 5:1-12 itu? Maknanya ialah bahwa kebahagiaan itu tidak  tergantung kepada suatu keadaan tertentu.  Engkau bisa berbahagia kapan pun dan dalam situasi apapun.  Bahagia bukanlah soal kaya atau miskin, sukses atau gagal, terkenal atau terbuang, namun bahagia itu adalah soal hati kita yang terpaut kepada Tuhan.
Maka tidaklah heran bila kita membaca Habakuk 3:17-18, ketika nabi Habakuk berkata: “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.”  Inilah yang dinamakan kebahagiaan yang sejati, karena kebahagiaan itu didasarkan kepada cinta akan Allah, yang tidak tergantung kepada situasi apapun.  Dalam problema yang dihadapi, tetap bisa bersukacita dan bersyukur kepada Allah karena mata iman yang memandang kepada-Nya.
Jangan tunggu situasi tertentu terjadi dalam hidup kita, baru kita akan bahagia.  Jangan tunggu harapan dan cita-citamu terjadi baru engkau akan berbahagia.  Jangan tunggu masalahmu selesai, baru engkau akan berbahagia.  Jangan tunggu waktu di depan baru kita mau berbahagia.  Kebahagiaan itu sudah Tuhan berikan, sebab kebahagiaan yang Dia berikan berbeda dengan apa yang dunia berikan.  Kita bisa berbahagia sekarang jika kita mau dan mengubah cara berpikir kita yang salah.  Hati yang penuh syukur kepada Tuhan dan berserah kepada-Nya, itulah yang dapat membuat kita selalu merasa bahagia.
Berbahagialah sekarang juga! Jangan biarkan diri kita terkurung dalam belenggu kepahitan, kekecewaan dan kesedihan yang tak putus.  Ia memberikan kebahagiaan itu kepadamu saat ini juga.  Dia akan menguatkan kaki yang goyah dan menghapuskan air mata, Dia yang menyayangi kita akan menyelamatkan kita.  Tuhan Yesus memberkati!

Pribadi Yesus Yang Mengubahkan

Yesus Kristus atau Isa Almasih adalah penjelmaan Allah dalam bentuk rupa manusia. Peristiwa ini merupakan kejadian yang luar biasa dan momen yang sangat menentukan arah kekekalan hidup manusia.
Manusia menjelma menjadi Allah itu tidak mungkin terjadi, tetapi Allah menjelma menjadi manusia itu adalah perkara kecil bagiNya sebab tidak ada sesuatu pun yang mustahil bagi Allah. Inkarnasi Allah jadi manusia merupakan usaha dari Allah agar manusia ciptaanNya beroleh kasih karunia keselamatan. Sebab semua manusia telah menerima kutuk dosa akibat Adam yaitu maut. Tetapi hidup kekal datang dari manusia yang datang dari Allah sendiri, bukan dari hasil hubungan antara suami dan istri, bukan pula dari pernikahan Allah dengan manusia, sebab Allah tidak kawin dan tidak mengawinkan, juga Dia tidak beranak dan tidak memperanakkan, tetapi lahirnya Yesus Kristus merupakan karya Allah sendiri dengan perantaraan seorang perawan bernama Maria.
Alkitab berkata bahwa Ia (Yesus) dengan rela meninggalkan kemuliaanNya sebagai Allah dan telah mengosongkan diriNya sendiri serta rela menjadi sama seperti manusia bahkan lebih rendah karena menanggung derita yang sedemikian hebatnya di atas kayu salib. Ia difitnah, dicerca, dimaki, disiksa dan dihukum padahal Dia tidak pantas menerima hukuman sebab Ia suci dan tidak berdosa.  Namun, dalam semuanya itu Ia taat bahkan taat sampai mati. KekuasaanNya dapat menghindarkanNya dari salib, tetapi kasihNya membawa diriNya sampai ke Golgota untuk tersalib seperti para penjahat.
Apakah tragedi ini mempermalukan Allah? Secara manusia dan untuk waktu yang singkat nampaknya ya, tapi tidak demikian halnya dalam tujuan penyelamatan Allah. Sebab itulah yang harus dilakukan Tuhan Yesus untuk menjadi korban penebusan bagi dosa seisi dunia.
Salib merupakan pengorbanan Allah bagi kita, bagi saya dan saudara.  Ia telah datang untuk menyelamatkan kita oleh kasihNya. Pribadi Tuhan Yesus yang taat melakukan kehendak Bapa merupakan teladan agar kita menjadi sama seperti Dia dalam hal berkorban bagi Tuhan dan sesama.
Pribadi Yesus yang demikian membuat banyak orang menjadi percaya, dan bukan itu saja, hidup orang-orang percaya menjadi sangat diberkati dengan damai dan sukacita, serta ada perubahan dalam segi karakter.
Bila kita ingin berubah, maka satu-satunya cara adalah mengijinkan proses dari Allah,

Dari Tuhan Datang Pertolongan

Mazmur 121:1-8 memberitahukan kepada kita bahwa sumber pertolongan kita ialah Tuhan saja.
Di ayat pertama berbicara bagaimana kecenderungan manusia untuk mencari pertolongan di luar Tuhan, entah itu kepada manusia, paranormal, dukun, tempat keramat, atau gunung keramat.
Seringkali ketika berhadapan dengan masalah, manusia akan mencari pertolongan dari tempat atau pihak yang dapat dilihat mata, artinya secara fisik nyata, dan masuk akal. Pada akhirnya, sikap kecenderungan seperti ini membawa kita kepada sifat mengandalkan manusia dan diri sendiri.
Nampaknya sulit untuk mempercayai Allah yang tidak kelihatan. Padahal Allah yang tidak kelihatan itu sungguh dekat dengan kita. Iman kita tidak kita letakkan di atas apa yang dapat kita lihat, tetapi jauh ke depan melampaui semuanya, iman kita menjadi bukti dari apa yang tidak kita lihat dan dasar dari apa yang kita harapkan.
Percayalah kepada-Ku, kata Tuhan Yesus, maka kamu akan melihat kemuliaan Allah. Syarat untuk melihat kemuliaan Allah hanya satu yaitu percaya.  Kalau kita dapat mempercayai Allah sungguh-sungguh dan tidak goyah meskipun waktunya seolah terlambat, maka iman kita akan memperoleh hasilnya ketika Allah dengan kuasaNya menolong kita sesuai waktu atau kairosnya Tuhan.
Waktu Tuhan tidak pernah terlalu terlambat tetapi justru selalu indah pada waktunya, dan kuasaNya tidak pernah kurang untuk menolong kita.
Tetaplah percaya kepada Tuhan Yesus, juruselamat dan Tuhan atas segalanya. Yang telah ada, yang ada dan yang akan datang. Dia immanuel bersama kita sepanjang masa.