Jangan Menyesal Di Akhir

Salah satu penyesalan yang umum dirasakan oleh orang yang mendekati kematian adalah : Menyesal karena tidak mencapai apa yang dia cita-citakan atau impikan.
Banyak orang yang mengambil keputusan berdasarkan desakan orang lain. Banyak orang yang melakukan sesuatu berdasarkan ekspektasi orang lain terhadap dirinya. Dengan kata lain, ia melakukan apa yang menjadi keinginan orang pada dirinya. Di saat terakhir, umumnya orang mengatakan bahwa seharusnya mereka melakukan apa yang menjadi keinginan mereka sendiri. Hidup dalam impian orang lain banyak dialami orang.
Salah seorang teman mengatakan bahwa kita harus mengerjakan impian kita dan bukan mengerjakan impian orang. Tapi, sayangnya banyak orang yang takut mengejar impiannya karena kekuatiran akan banyak hal.
Ada banyak orang yang berhenti di tengah jalan dan tidak berhasil mencapai impian masa depannya karena takut, karena kuatir, karena tekanan dan karena berbagai tantangan yang dia tidak mau hadapi. Kekuatiran akan ketidakberhasilan akan membuat kita tidak berani melangkah. Kegagalan bukanlah suatu masalah dan aib. Kegagalan justru akan membuat kita semakin mengerti akan makna dan tujuan hidup kita.
Setiap orang diberikan visi oleh Tuhan. Visi itu tertanam di dalam hati sanubari kita. Setiap detak jantung kita bersuara tentang visi itu. Sesuatu yang membuat kita terus menerus terpikirkan tentang sesuatu yang harusnya kita lakukan, tentang masa depan, tentang suatu peranan yang bermanfaat, tentang esensi dan makna keberadaan diri kita. Visi itu akan terus bersuara dan mengetok pintu hati kita. Dia tidak akan pernah diam, hanya mungkin dia akan semakin lama semakin pelan suaranya, disebabkan oleh ketidakpedulian kita.
Mengingat begitu banyaknya orang yang menyesali hidupnya karena tidak mencapai impian mereka, maka mulailah saat ini kerjakan apa yang menjadi impian kita. Tentu saja impian tersebut berkaitan dengan visi dari Tuhan, suatu rencana besar yang Tuhan sudah gambarkan dalam kehidupan kita.
Perhatikan bangsa Israel saat akan masuk tanah Kanaan. Dari 12 pengintai, hanya 2 orang yang meraih visi rencana Tuhan karena mereka percaya dan melangkah. Yang 10 lagi memilih tidak percaya dan tidak mau melangkah.
Hal-hal besar bukan berarti mustahil untuk dicapai. Kita mungkin kecil dan tidak mampu, akan tetapi jangan lihat keterbatasan diri kita, namun pandanglah kemahabesaran Tuhan yang akan memudahkan langkah kita.
Hiduplah dalam impian dan visi kita. Waktu-waktu terus berjalan dan takkan pernah menunggu. Pada kitalah pilihan dan keputusan mau berhenti, mundur, berbelok atau melangkah terus dan maju.
Tuhan Yesus memberkati kita semua dalam setiap langkah dan pilihan kita, agar mencapai tujuan rencana-Nya dalam kehidupan kita. Amin.
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13)

Leave a Reply