Persungutan Merugikan Diri Sendiri

image
Nats Alkitab:
Yohanes 6:43  – Jawab Yesus kepada mereka: “Jangan kamu bersungut-sungut.
Sungut-sungut adalah istilah atau kata yang diartikan sebagai sebuah tindakan mengeluh dan mempersalahkan Tuhan atau orang lain atas suatu keadaan tertentu. Bersungut-sungut merupakan tindakan yang berkaitan dengan perkataan mulut, namun ada hubungan mendalam dengan apa yang terkandung dalam hati, sebab perkataan yang keluar dari mulut berasal dari hati. Sungut-sungut termasuk dosa.
Setiap orang dapat memilih untuk bersungut-sungut atau sebaliknya berdiam diri dan mengucap syukur. Tua maupun muda bisa melakukan persungutan meski kadar dan bentuknya berbeda-beda.  Tidak terbatas pada suku bangsa dan bahasa apa, semua bisa bersungut-sungut, semua dapat melakukan tindakan yang jelek ini.  Bahkan orang yang bisu pun dapat bersungut-sungut dengan caranya sendiri.
Ada banyak hal yang dijadikan alasan untuk bersungut-sungut.  Memang kalau hati kita pahit maka semuanya akan terasa pahit.  Kalau hati kita penuh kejelekan maka segala sesuatu akan terlihat dan terasa jelek. Jadi, sebenarnya segala bentuk persungutan itu, apapun alasannya, bermuara kepada hati yang jelek. Tapi, kalau kita memiliki hati yang bersih dan bersyukur maka segala sesuatu akan terasa indah dan kita pun menjadi pribadi yang selalu berserah, situasi apapun tidak akan membuat mulut ini bersungut-sungut, akan tetapi pagi, siang dan malam, di segala waktu dan keadaan selalu memuji Tuhan dan mengucapkan syukur.
Di padang gurun, bangsa Israel bersungut-sungut kepada Tuhan, dan dicatat dalam Alkitab bahwa itu merupakan kejahatan di mata Allah, sehingga mereka dibinasakan di padang gurun oleh karena perkataan sungut-sungut mereka.
Ada suatu kisah dimana seorang kaisar sangat bersusah hati apabila pada hari pesta yang telah ditentukan cuacanya mendung.  Ia akan begitu marah hingga memerintahkan semua prajuritnya yang membawa panah, untuk memanahkan anak panahnya ke atas, sebagai protes dan celaan terhadap Yang Maha Kuasa karena cuaca yang jelek.
Setelah anak panah terlontar ke atas, anak-anak panah itu jatuh kembali dan kena pada kepala mereka, sehingga begitu banyak yang menderita luka parah. 
Demikianlah juga dengan persungutan kita, seperti begitu banyak anak panah yang diarahkan kepada Allah, akan jatuh kembali ke atas kepala kita sendiri. 
Marilah hidup dalam pengucapan syukur dan jangan dalam persungutan karena akan merugikan diri kita sendiri.
Tuhan memberkati.
Writer: Ev. Billy Tambahani
Ilustration: Sunday School Chronicle, from a book by B. Malingkas.