Nats Alkitab:
Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. (Yesaya 49:15)
Seekor kucing dewasa menyeberang jalan sambil membawa seekor kucing lain yang lebih kecil ukurannya dengan menggunakan gigi mulutnya.
Rupanya kucing dewasa itu adalah induk atau ibu dari kucing yang lebih kecil yang sedang dibawa. Sang induk membawa anaknya ke tempat yang dirasanya aman. Dan setelah itu ia pergi lagi mengambil anak-anaknya yang lain yang sedang berada di tempat berbeda agar berkumpul di satu tempat yang sama yang lebih aman.
Melihat tindakan kucing itu terhadap anak-anaknya, saya dapat menyimpulkan betapa kasihnya sang induk kucing terhadap anak-anaknya. Suatu nilai moral yang sangat berharga yang dapat kita pelajari dari seekor kucing.
Manusia yang diberikan kelebihan oleh Tuhan dibandingkan hewan-hewan lainnya terkadang malah tidak dapat menyayangi anak-anaknya. Ada orangtua yang tega menjual anaknya. Ada ibu yang tega membuang bayinya sampai mati. Bahkan di Korea Selatan, ada orangtua yang tega tidak memberi makan anaknya yang masih balita karena keasyikan bermain game online.
Di panti-panti asuhan, banyak anak-anak yang sering mempertanyakan mengapa mereka dibuang oleh orangtua mereka. Ada banyak pula yang ingin tahu siapa orangtua mereka. Ketiadaan kasih sayang orangtua menyebabkan anak-anak ini kurang percaya diri dan berada dalam kebingungan serta kebimbangan.
Namun, kabar baik datang dari Tuhan sang pencipta alam semesta dan semua isinya. Ia berkata dalam nats Alkitab di atas:
Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.
Suatu pernyataan yang mengandung kepastian bahwa Allah tidak pernah melupakan kita. Tuhan mengingat kita dan tidak meninggalkan kita sendirian. Ini merupakan suatu hal yang luar biasa dari Tuhan. Saudara tidak pernah sendiri sebab ada Tuhan yang Immanuel yang selalu beserta kita.