Bertahan Dalam Pelayanan

Dalam menjalani tugas pelayanan seringkali kita akan merasa seperti tidak berdaya, kehilangan semangat dan bahkan ingin keluar dari pelayanan dan melakukan sesuatu yang lain.
Dalam perjalanan mission trip ke kepulauan Riau khususnya di Bengkalis, ada beberapa tempat yang dikunjungi dan umumnya tantangan para hamba Tuhan disana termasuk cukup berat.  Terutama sekali adalah tantangan dari segi ekonomi.  Umumnya mereka mengalami keterbatasan keuangan dan kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.  Tidak adanya kawan sekerja dan mitra yang menopang dan menguatkan hati mereka, sering membuat lemah dan kehabisan akal.  Belum lagi, tantangan dari masyarakat serta situasi perkembangan pelayanan dalam hal ini pertumbuhan jumlah jiwa yang dilayani yang sangat minim walaupun sudah bertahun-tahun. 
Tantangan juga datang dari internal keluarga, dari istri atau suami yang kadang-kadang imannya menjadi lemah, juga dari anak-anak meskipun anak-anak tidak mengeluh namun mereka butuh kecukupan makanan bergizi dan pendidikan yang baik.
Salah satu hamba Tuhan sebuah gereja bahkan meninggalkan tempat pelayanannya yang terpencil dan pindah entah kemana. Berat memang mengerjakan tugas pelayanan itu.
Dalam Alkitab kita melihat beberapa nabi pun mengalami situasi yang melemahkan iman.  Mereka juga bisa mengalami kehilangan semangat dan kemunduran keteguhan dalam pelayanan.  Nabi Elia pernah mengalaminya, nabi Yeremia juga mengalami dan para rasul juga mengalami. Rasul Paulus mengalami berbagai situasi sulit dalam pelayanannya, ia juga menghadapi ancaman pembunuhan bahkan hampir mati.
Saudara-saudara dalam pelayanan, para hamba Tuhan yang terkasih, kalau semangat sepertinya sedang menurun akibat tantangan yang dihadapi, biarlah kita mengingat kembali panggilan Tuhan dalam hidup kita.
Panggilan sorgawi yang kita terima sebagai suatu tugas adalah panggilan yang mulia yang mengerjakan kemuliaan dalam kekekalan. Iblis berusaha membuat para hamba Tuhan melenceng dari panggilan supaya mereka berdosa kepada Tuhan.  Ingatlah bahwa jika kita menolak tugas panggilan Ilahi maka itu berarti kita berdosa kepada Tuhan. Yunus adalah salah satu contoh, yang menunjukkan bagi kita pentingnya menunaikan tugas panggilan Allah.
Godaan dalam ekonomi, tawaran kemewahan duniawi, tidak jarang membuat para hamba Tuhan meninggalkan ladang pelayanan dan penginjilan.  Padahal, jauh lebih mulia untuk tetap berada dalam garis panggilan TUHAN.
Rasul Paulus mengalami juga sulitnya memenuhi kebutuhan hidup dan untuk itu ia menjadi penjual kemah.  Tujuan utama Paulus adalah melayani Tuhan dan memberitakan injil. Membuat kemah hanyalah untuk membuat dirinya tidak tergantung pada orang lain dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.  “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah!”. Jadi Paulus tidak punya motivasi ketamakan tapi hanya sekedar untuk pemenuhan kebutuhan hidup mendasar.
Bertahan dalam pelayanan adalah sesuatu yang mutlak bagi setiap orang yang telah dipanggil secara khusus oleh Tuhan. Seberat apapun tantangan dan persoalan harus dihadapi dengan iman. Sebab orang benar akan hidup oleh iman.
2 Timotius 4:5  berkata: “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!”
4 hal agar kita bertahan dalam pelayanan:
1. Kuasai diri dalam segala hal
2. Sabar dalam penderitaan
3. Lakukan tugas pekerjaan pemberitaan Injil, dan
4. Tunaikanlah tugas pelayanan
(Arti dari tunaikanlah adalah lakukanlah sampai selesai, jangan setengah jalan)
Amin. Roh Kudus akan menguatkan kita para hambaNya.