Kehidupan 18+

Anak saya bertanya: “pa, kok bunyi peringatan di iklan rokok lucu sih, katanya merokok membunuhmu tapi disampingnya ada tanda 18+”.
Saya berpikir sejenak dan mulai mengerti isi pikiran anak saya.  Memang, hal itu bisa menimbulkan salah persepsi.
Coba mari baca sekali lagi:
“Peringatan: Merokok membunuhmu (18+)”
Apa yang terbersit dalam pikiran kita? Mungkin gak ada dan terasa biasa. Tapi bagi anak-anak, ini menjadi suatu kebingungan dan bisa timbul salah persepsi.
Persepsi kocaknya tuh begini:
“Berarti, kalau udah usia 18 tahun keatas boleh dibunuh”.
Atau:
“Yang udah 18 tahun boleh membunuh dirinya dengan rokok”.
Banyak orang mengira bahwa kalau usia sudah dewasa berarti boleh bebas melakukan apa saja.
Tapi sebenarnya kebebasan sejati hanya ada dalam Tuhan.
Kebebasan yang bagaimana yang boleh kita lakukan ialah kebebasan yang bertanggung jawab dan yang sesuai dengan firman-Nya.
“namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” (Galatia 2:20a)

Setiap Manusia Bertanggung Jawab Atas Dirinya

Nats Alkitab: Yehezkiel 18:1-32
Perhatikan ayat 20: “Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.”
Ayat ini secara jelas menunjukkan bagaimana sikap hati Allah kepada orang benar dan orang fasik, terutama dalam hal penghukuman akibat dosa.  Siapa yang menanggung akibat dari dosa ialah orang itu sendiri.  Ini jelas menunjukkan keadilan Tuhan kepada semua orang dan berpadanan dengan ayat yang menyebutkan bahwa setiap orang harus mempertanggungjawabkan setiap perbuatannya dan lagi dalam Roma 2:6 disebutkan bahwa: “Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya.”
Ayat ini tidak bertentangan dengan ayat yang menyebutkan soal pembalasan Allah kepada manusia berdosa sampai keturunan ketiga dan keempat sebagaimana disebut dalam Keluaran 20:5, atau yang sering kita kenal dengan istilah kutuk nenek moyang.  Ada satu syarat dimana ayat Keluaran 20:5 ini berlaku yakni bila semua keturunannya pun berbuat dosa juga.  Namun apabila keturunannya bertobat maka Tuhan akan mengampuninya.
Mendengar ayat ini, kita pasti bersyukur karena ternyata dosa dan kesalahan nenek moyang kita tidak perlu kita tanggung.  Dan kita terbebas dari penghakiman atas dosa nenek moyang. Tapi bagaimana dengan dosa kita sendiri? Apakah kita luput dari penghakimanNya?  Celakakah kita karena ternyata, kita pun tidak luput dari penghakimanNya karena kita manusia berdosa yang tidak dapat luput dari perbuatan dosa, karena natur kita sudah berdosa oleh Adam.
Apakah ada jalan keluar atas masalah ini? Hanya ada satu jalan yaitu beriman kepada Anugerah Allah yang Dia berikan secara cuma-cuma, melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib.  Tuhan Yesus telah membebaskan kita dari kutuk hukum Taurat. (Galatia 3:13) dan telah menyelamatkan kita dari penghakiman Allah yang berlaku atas orang-orang berdosa.
Percaya kepada Tuhan Yesus di mulut saja belumlah cukup, namun harus dari dalam hati dan diwujudkan dalam perbuatan sehari-hari.  Sebab iman itu harus disertai dengan perbuatan, karena tanpa perbuatan iman itu pada hakekatnya adalah mati (Yakobus 2:17).
Bertobatlah dari dosa dan percaya Tuhan Yesus serta berilah dirimu dibaptis dalam nama Tuhan, maka engkau patut bersukacita karena keselamatan dan kehidupan kekal sudah menjadi milikmu. Amin. Tuhan memberkati.