Kebencian Yang Diperkenankan

Selama ini kita banyak belajar tentang kasih, yakni bagaimana kita harus mengasihi Tuhan, dan sesama kita manusia. Mengasihi yang kita praktekkan pun bukanlah kasih yang biasa-biasa, melainkan kasih yang sempurna dan ilahi yaitu kasih Allah. 
Karena pemahaman akan kasih Allah yang kurang lengkap, kita seringkali kurang dalam hal penegakan keadilan dan kebenaran.  Kita menjadi orang yang seolah permisif dan toleran terhadap pelanggaran dan dosa.  Bahkan banyak orang yang bingung harus bagaimana menghadapi kemaksiatan dan ketidakbenaran dalam masyarakat. Kasih itu memiliki dua sisi bagaikan mata uang, kasih bukan hanya “merangkul” tetapi juga “menegur”.
Hari ini, saya ingin membagikan firman Tuhan dari Amsal 8:13 yang berkata demikian: “Takut akan TUHAN ialah membenci kejahatan; aku benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan mulut penuh tipu muslihat.”
Ayat disini jelas sekali mengajarkan kita untuk membenci kejahatan. Takut akan Tuhan berlawanan dengan kejahatan, itu sebabnya orang yang takut Tuhan haruslah membenci kejahatan.
Kebencian tidak selalu negatif, tapi kebencian itu bermakna positif bila ada dalam koridor yang benar.
Mungkin selama ini kita berusaha menghilangkan kebencian, tapi saat ini kita harus punya kebencian yang benar yaitu benci kepada kejahatan, benci kepada kefasikan, benci kepada dosa. Bukan benci kepada orang yang berdosa, tapi kita harus membenci perbuatan dosanya.
Kita harus pasang sikap anti terhadap segala kejahatan dan kesesatan, sebab bila tidak maka lama kelamaan kita akan menjadi sangat permisif dan toleran terhadap berbagai ketidakbenaran dan kenajisan.
Pupuklah rasa benci terhadap kejahatan supaya kita benar-benar layak disebut orang yang takut akan Tuhan, dan pupuklah rasa cinta yang semakin dalam kepada Tuhan kita.
Kasih kepada Allah berarti taat kepadaNya dan membenci dosa.
Haleluya! Tuhan memberkati.