Arti Pikul Salib

Setiap orang percaya kepada Tuhan harus rela memikul salib dalam kehidupannya.  Masing-masing orang salibnya berbeda-beda ukurannya sesuai dengan kapasitas dirinya dan sesuai dengan kehendak Allah bagi tiap-tiap orang.
Salib berbicara tentang apa?
Malam sebelum Yesus disalib, Ia bergumul dalam doa di taman getsemani. “Kalau boleh biarlah cawan ini berlalu daripadaku, tetapi bukan kehendakku melainkan kehendakMu yang jadi”.
Disini kita dapat mengerti arti dari salib bagi kita, seperti Tuhan Yesus alami, yaitu:
Pergi ke tempat dimana kita tidak ingin pergi,
Berada di tempat dimana kita tidak ingin berada,
Melakukan sesuatu yang tidak ingin kita lakukan.
Mengapa kita tidak ingin pergi? Karena kedagingan dan hawa nafsu kita.
Mengapa kita tidak ingin berada di tempat yang Tuhan mau kita berada disana?
Karena kedagingan dan hawa nafsu kita.
Mengapa kita tidak ingin melakukan?
Karena kedagingan dan hawa nafsu kita.
Jadi salib berarti penanggalan keinginan daging dan hawa nafsu. Salib berarti kemauan dan ketaatan untuk melakukan kehendak Allah Bapa dalam hidup kita.
Sudahkah kita memikul salib kita? Ataukah kita membiarkan ‘salib’ itu tergeletak?

Yesus Kristus Sebagai Pengganti

Pada zaman revolusi Perancis, di salah satu penjara di bawah tanah terdapat seorang pesakitan yang disayang oleh masyarakat.  Tapi di atas segala kasih sayang itu, adalah kasih sayang bapanya sendiri.  Dan hal itu nantinya ternyata begitu jelas kemudian.

Baik bapa maupun anak yang jadi pesakitan, keduanya mempunyai nama yang bersamaan.  Pada waktu eksekusi hukuman mati, ketika nama anak itu dipanggil untuk dipancung kepalanya, ayahnya yang maju ke depan, berjalan langsung ke tempat pemancungan kepala, lalu meletakkan kepalanya di atas sebuah balok.  Pedang pemenggal kepala dijatuhkan dan kepala ayah itu terpisah dari tubuhnya, jatuh dan berguling di atas tanah.  Bapa itu mati menggantikan anak yang sangat disayanginya itu.

Itulah yang dilakukan oleh Yesus Kristus bagi kita.  Kitalah yang seharusnya mati dihukum oleh karena dosa dan pelanggaran-pelanggaran kita.  Tapi semuanya itu telah Yesus tanggung di atas kayu salib, menggantikan kita. Jika kita percaya hal ini, maka barulah kita mengetahui apa artinya kasih itu.

Pikirkanlah apa artinya mengetahui betapa besar kasih yang telah dinyatakan Yesus Kristus kepada kita.  Itu adalah suatu pernyataan kasih yang abadi. Penebusan-Nya dan penggantian Yesus sebagai korban penebusan telah menyelamatkan kita dan mengangkat kita dekat dengan hati Allah.

(Henry van Dyke)   

Mengapa Yesus Disalib?

Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang sangat patut dilontarkan dan sangat wajar muncul dalam pemikiran setiap kita. Jawaban dari pertanyaan ini akan mengungkap esensi paling mendasar penyebab Yesus disalib.
Untuk kita ketahui bersama, dari sudut pandang hukum dan hak asasi manusia, penyaliban Yesus Kristus merupakan suatu peristiwa yang tidak pantas terjadi.  Penyaliban Yesus merupakan suatu kejahatan dan pelanggaran hukum.  Mengapa? Karena Yesus tidak bersalah dan tidak pantas untuk diberikan hukuman apapun. Orang yang tidak bersalah seharusnya tidak boleh menanggung hukuman yang tidak seharusnya ia tanggung.
Hasil persidangan di hadapan Herodes dan Pilatus memberikan kesimpulan bahwa Ia tidak bersalah.  Akan tetapi, orang-orang Israel yang telah dihasut para imam dan para tokoh serta imam-imam dan orang farisi menginginkan agar Yesus disalib.  Mereka menuntut agar Yesus dihukum mati.  Salib itu berbicara hukuman mati.
Namun, ketidakbersalahan Yesus dalam hal ini justru merupakan suatu kriteria yang ditentukan oleh Allah Bapa bagi suatu korban penebusan yang tak bernoda dan tak bercacat cela di hadapan-Nya.
Apa yang terjadi saat itu adalah penggenapan nubuatan dari nabi Yesaya mengenai Mesias yang akan disalib untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa-dosanya.
Mengapa Yesus disalib?
Yesus disalib untuk menebus manusia dari dosa, maut dan penghukuman kekal.
Setiap orang sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Dan segala usahanya untuk berbuat baik tidak dapat membawanya kepada keselamatan karena pada dasarnya manusia telah menjadi hina dan najis oleh sebab dosa.
Kita diselamatkan oleh anugerah Allah melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Ibrani 9:28  berkata:
“demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.”
Yesus datang dari sorga menjadi manusia sama seperti kita dan rela disalibkan karena maksud penyelamatan.  Barangsiapa percaya kepada Yesus tidak akan dihukum selamanya melainkan memperoleh kehidupan yang kekal.