Nats Alkitab:
Yeremia 29:7 berkata demikian: “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.”
Ayat ini merupakan firman Tuhan kepada orang Israel yang mengalami peristiwa pembuangan di Babel. Ternyata, meskipun mereka berada di “tempat pembuangan”, Tuhan mau agar mereka bertindak aktif dan mengupayakan kesejahteraan kota di tempat dimana mereka berada.
Umumnya, kita akan berpikir bahwa kalau hidup dalam pembuangan maka kehidupan yang seharusnya dijalani adalah santai-santai saja dan tidak melakukan apa-apa, malah justru menerapkan istilah “hidup segan mati tak mau”. Mengapa? Karena toh berada dalam pembuangan, artinya sudahlah tidak usah ngapa-ngapain lagi, pasrah aja dengan keadaan, seolah-olah seperti itu tapi tidak demikian menurut firman Tuhan. Jadi, meskipun dalam pembuangan, bangsa Israel harus bersikap proaktif untuk kebaikan dan kesejahteraan kota tempat tinggal mereka.
Ayat ini sebenarnya dapat kita ambil maknanya dalam kehidupan kita sekarang ini. Kita adalah umat Tuhan, bangsa pilihan Allah secara rohani, umat perjanjianNya, dan sebagai umat Tuhan kita harus memiliki sikap sama seperti yang Tuhan firmankan dalam Yeremia 29:7 di atas yakni mengusahakan kesejahteraan kota kita.
Apa makna firman Tuhan tersebut dalam kehidupan kita di Indonesia?
1. Usahakanlah Kesejahteraan Kotamu: Berikan Suara Pada Pemilu!
Umat beriman yang percaya kepada Tuhan Yesus tersebar dimana-mana di seluruh dunia ini dan salah satunya ada di Indonesia. Sebentar lagi, tanggal 9 April 2014, kita akan menjalankan Pemilihan Umum untuk memilih anggota legislatif di daerah dan pusat. Salah satu bentuk upaya untuk mengusahakan kesejahteraan kota kita adalah dengan memberikan suara atau pilihan kita pada Pemilu ini. Pilihlah partai dan anggota legislatif yang mempunyai visi misi yang jelas untuk memberikan kesejahteraan bagi seluruh bangsa Indonesia, yang berwawasan nasionalis dan memegang teguh Pancasila sebagai dasar berkehidupan kebangsaan. Pilihlah anggota legislatif yang takut akan Tuhan dan mewakili kita sebagai umat beriman di Indonesia.
Sebagai caleg, bila sudah terpilih maka ia harus mengusahakan kebijakan-kebijakan dan program-program yang bertujuan untuk mensejahterakan kehidupan seluruh rakyat Indonesia, tanpa memandang perbedaan.
2. Berdoalah Untuk Kotamu: Meminta Intervensi Kuasa Tuhan atas Indonesia.
Selain berusaha, kita juga harus berdoa kepada Tuhan. Usaha tanpa disertai doa akan menjadi sia-sia. Dalam kehidupan ini, kita harus menyadari bahwa ada kuasa Tuhan yang dapat kita andalkan. Suatu kuasa yang tak terbatas dan mampu untuk melakukan segala sesuatu termasuk perkara-perkara yang mustahil.
Marilah kita doakan proses dan jalannya Pemilu tanggal 9 April ini agar dapat berjalan dengan baik dan situasi aman dan tenteram, tidak ada kerusuhan dan demonstrasi.
Doakanlah agar Tuhan turut campur tangan dalam Pemilu sehingga yang terpilih adalah yang takut akan Tuhan dan memiliki karakter baik, jujur, benar dan adil.
1 Timotius 2:1-4 berkata: “Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.
Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.”
Ingat! Berusahalah dan berdoalah untuk kota kita. Dimanapun saudara berada, berdoalah untuk kotamu dan berusahalah agar tercipta kesejahteraan di kota saudara. Inilah saatnya perubahan, berikanlah suara kita karena satu suara anda sangatlah penting dan berharga bagi jalannya pemerintahan dan situasi kesejahteraan bangsa kita, Indonesia.
Kiranya Tuhan Yesus menolong kita semua, amin.
Pemilu : Tuhan Yang Menetapkan
Hari-hari menjelang pemilu di Indonesia membuat sebagian orang mengalami “ketar-ketir”. Ada yang dari kalangan masyarakat biasa dan terutama dari para calon anggota legislatif serta tentunya calon presiden.
Sebagian dari para caleg berusaha mendekati rakyat kecil agar mendapatkan simpati dan meraih banyak suara. Ada yang melakukan bakti sosial dan kegiatan positif lainnya, namun ada juga yang berusaha dengan cara-cara tidak baik seperti menjelekkan orang lain, memfitnah dan lain-lain.
Diantara berbagai upaya tersebut ada pula yang menjalankan kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan kebenaran.
Ada yang pergi ke dukun, paranormal, hingga melakukan berbagai ritual-ritual yang aneh-aneh.
Tentu saja, hal seperti itu merupakan suatu tindakan yang tidak sesuai dengan kehendak dan firman Allah. Tuhan berfirman,”carilah Aku maka kamu akan hidup.” Barangsiapa yang mencari Tuhan akan memperoleh kehidupan, barangsiapa yang mencari petunjuk dari Tuhan maka akan menerima jawaban daripadaNya.
Menjadi anggota MPR/DPR bahkan menjadi presiden memang sesuatu yang nampaknya menyenangkan. Menjadi pemimpin di dunia umumnya pasti mendapatkan pelayanan nomor satu. Tapi Tuhan Yesus berkata barangsiapa hendak menjadi yang terutama hendaklah menjadi pelayan. Kepemimpinan Yesus pun adalah kepemimpinan yang melayani. Dia mengutamakan memenuhi kebutuhan orang lain dan memperhatikan penderitaan orang kecil. Yesus memberikan jalan keluar dari persoalan yang menjerat masyarakat, sakit penyakit, masalah sosial, kematian dan jerat dosa.
Seorang pemimpin yang mewakili rakyat haruslah punya visi dan hati untuk rakyat dan punya iman yang teguh kepada Tuhan untuk menjunjung kebenaran.
Saul adalah raja Israel yang dipilih oleh Tuhan. Semula ia tidak disukai, tetapi setelah ia menunjukkan keberaniannya dan ketulusannya membela rakyatnya maka rakyat mendukungnya.
Daud juga demikian. Ia dipilih oleh Tuhan dan oleh keberanian dan ketulusannya dalam membela rakyatnya, Daud disukai oleh bangsa Israel.
Ada dua faktor agar seseorang terpilih menjadi pemimpin. Faktor pertama adalah pemilihan dari Tuhan. Tuhanlah yang mengangkat dan menjatuhkan. Tuhanlah yang membuka dan menutup pintu. Bila Ia sudah mengangkat maka tidak ada yang dapat menjatuhkan. Bila Tuhan sudah membuka pintu tak ada yang dapat menutup. Firman Tuhan berkata bahwa semua pemerintahan yang ada di dunia adalah ditentukan oleh Tuhan.
Faktor kedua supaya dipilih adalah dari faktor internal seseorang. Ia haruslah mempunyai karakter yang teguh dalam iman serta tulus dalam perbuatan. Ia harus memegang prinsip kebenaran dan hidup dalam nilai-nilai firman Allah.
Berdoa dan berusaha dengan hati yang tulus agar dapat menjadi pemimpin yang terpilih. Dengan menyadari adanya faktor pertama kedaulatan Allah dalam pemilihan maka haruslah setiap calon pemimpin punya sikap berserah dan siap menghadapi bila ternyata ia tidak terpilih. Sebab tidak terpilih bukan selalu berarti tidak mampu dan bukan pula berarti kalah tetapi itu artinya bahwa Tuhan punya maksud dan rencana lain yang lebih baik. Bisa juga karena waktunya belum tepat, ingatlah bahwa Daud meskipun sudah diurapi sebagai raja namun tidak langsung naik tahta, ada proses waktu yang harus ia jalani terlebih dahulu.
Jadilah orang yang sehari-harinya bersikap merakyat dan mengayomi orang lain serta peduli sesama, bukan hanya karena ada pemilu, sebab sikap seperti itulah yang mencirikan seorang pemimpin sejati.
“Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu.”
(Matius 20:26-27)