Di Cleveland, seorang wanita mengajukan gugatan cerai kepada suaminya yang bernama Alexander Nelson karena telah meninggalkannya. Alexander mengakui bahwa ia memang telah meninggalkan istrinya namun memberikan penjelasan mengapa ia pergi.
Alexander bercerita kepada hakim bahwa suatu hari istrinya pergi ke kota dan menemukan seekor anjing yang kotor, galak dan jelek. Istrinya kemudian membawa anjing itu pulang dan memberinya nama Alexander.
Setiap hari ketika berada di rumah, istri saya suka memanggil, “Alex, Alex”, dan ketika saya menjawab, “Ya?”, maka istri saya akan berkata, “Oh, bukan kamu, tapi saya sedang memanggil binatang yang lain.”
Jadi, karena itulah, Alex, sang suami, bukan sang anjing, pergi meninggalkan rumah dan istrinya.
Ayat Alkitab :
“Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya,”
(1 Petrus 3:1)
Merawat Cinta Seperti Tanaman
Ada yang bilang bahwa cinta itu ibarat tanaman yang harus dijaga dan dirawat serta dipelihara agar tetap hidup, tumbuh dan berbunga.
Memang ada kesamaan dari sudut pandang tertentu namun berbeda dalam hal pemeliharaannya.
Tanaman dipelihara dengan cara menyirami, membersihkan dan memberi pupuk. Terkadang ada hama pengganggu yang harus dibasmi dengan obat tanaman khusus, sebab jika tidak, daunnya akan dimakan hama dan menyebabkannya sulit berbunga atau berbuah.
Cinta dalam keluarga, antara suami dan istri, tentu tidak sama dengan tanaman, dalam merawatnya. Ada satu hal yang diperlukan dan itu sudah cukup yaitu “Kasih”. Bila kasih ada dalam rumah tangga maka cinta akan terjaga. Kasih itu rela berkorban dan tidak menuntut, kasih itu memberi dan mengampuni kesalahan.
Tentu yang dimaksud dengan kasih disini adalah kasih Agape, kasih Ilahi, kasih yang tak bersyarat, unconditional love, bukan kasih eros, storge atau fileo yang terbatas.
Bagaimana agar kita dapat memiliki kasih agape? Mintalah kepada Tuhan Yesus. Sebenarnya salah satu ciri orang yang lahir baru adalah kasih. Jika kita yang berdosa ini sudah diampuni dan dikasihi Tuhan, maka kita pun harus mengampuni dan mengasihi orang lain.
“Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.” (1 Petrus 4:8)