Tuhan Yesus memberikan suatu perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati, ketika ada yang bertanya tentang siapakah yang dimaksud dengan sesama manusia. Cerita ini tercatat dalam Injil Lukas 10:30-37, dan merupakan salah satu pengajaran Tuhan Yesus tentang kepedulian atau kasih terhadap sesama manusia.
Joseph Tong mengatakan:
“Dalam iman Kristen, ada fakta bahwa kita adalah bagian dari usaha Tuhan memelihara ciptaan-Nya. Seperti orang-orang Kristen di Makedonia, di tengah-tengah kemiskinan yang memilukan, sukacita mereka dapat berlimpah-limpah. Hidup mereka meluap dengan penuh kemurahan hati
(2 Korintus 8:1). Fakta bahwa Tuhanlah yang pertama-tama memberi mereka anugerah merupakan alasan bagi mereka untuk memberi.”[1]
Billy Graham mengatakan:
“Sering saya ditanyai tentang hubungan antara kegiatan sosial dan penginjilan. Penginjilan adalah prioritas utama; namun penginjilan juga sangat erat hubungannya dengan kegiatan sosial. Kita harus turut merasa terbeban atas kebutuhan manusia; beban itu harus lebih dari sekedar ‘menaruh perhatian’ saja”[2].
Orang-orang percaya kepada Tuhan Yesus harus menunjukkan kepedulian terhadap kebutuhan dan penderitaan orang-orang di dunia ini melalui pelayanan yang nyata.
Diambil dari : Thesis S2 Teologi Kependetaan Judul “Hubungan Antara Religiusitas dan Kondisi Ekonomi”, Penulis : Billy Tambahani, Halaman 43-44, STT Kharisma Bandung.
[1]Joseph Tong, “Aksi Sosial Kristen Dan Kepedulian Kepada Orang Miskin”, Jurnal Teologi STULOS (Bandung: Sekolah Tinggi Teologia Bandung, 2004), hlm. 17.
[2]Billy Graham, Beritakan Injil, dit. oleh Doreen S. Widjana (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, 1999), hlm. 153)