Bertahun-tahun yang lalu, seorang bernama Norman Cousins didiagnosa mengidap suatu penyakit yang parah dan diperkirakan umurnya hanya tinggal 6 bulan lagi. Kemungkinan ia sembuh hanyalah 1 berbanding 500.
Norman merenung dan menyadari bahwa hidupnya selama ini penuh dengan kekuatiran, depresi dan kemarahan, dan menyimpulkan bahwa hal-hal itulah yang menyebabkan penyakitnya. Ia berpikir dan bertanya dalam hati, “Kalau suatu penyakit dapat disebabkan oleh sikap buruk, maka mungkin kesembuhan akan terjadi bila bersikap baik.”
Sejak itu, ia memulai sebuah eksperimen terhadap dirinya sendiri. Norman berpikir tentang tertawa sebagai salah satu aktivitas yang baik dan positif untuk dilakukan. Ia menyewa film-film lucu, membaca bacaan yang lucu, dan meminta teman-temannya menceritakan cerita-cerita yang lucu.
Rasa sakit akibat penyakitnya begitu luar biasa sehingga ia tidak bisa tidur. Namun, dengan tertawa lepas selama 10 menit, ia mencatat bahwa ia dapat tidur nyenyak selama beberapa jam tanpa rasa sakit.
Pada akhirnya ia sembuh dari penyakitnya dan hidup selama 20 tahun lagi, dan ia menjalani kehidupan yang sehat, bahagia dan produktif. Perjalanan hidupnya ia tulis dalam sebuah buku berjudul “Anatomy of an Illness”. Ia mencatat bahwa kasih sayang dari keluarga dan sahabat-sahabat, serta tertawa dapat membantu proses penyembuhan dari penyakit.
“Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.” (Amsal 15:13)
“Hari orang berkesusahan buruk semuanya, tetapi orang yang gembira hatinya selalu berpesta.” (Amsal 15:15)
“Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.” (Amsal 17:22)
“Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” (Filipi 4:4 )
Miliki selalu hati yang gembira, bergembiralah karena Tuhan dan tertawalah karena tertawa adalah salah satu anugerah Tuhan yang alami bagi tubuh kita.