Nubuat dalam Yesaya 35:4-6
“Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: “Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!”
Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.
Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara.”
Penggenapan di dalam Yesus Kristus, Matius 11:2-6
Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus,
lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?”
Yesus menjawab mereka: “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat:
orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.
Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.”
Di dalam setiap masa sejarah, orang-orang yang dapat melakukan mujizat-mujizat yang benar-benar sempurna, merupakan suatu hal yang luar biasa.
Dalam sejarah mereka yang panjang, bangsa Israel melihat banyak orang yang melakukan perbuatan-perbuatan ajaib, walaupun bukan semuanya berasal dari Allah (ingat: tukang sihir Mesir pun melakukan sesuatu yang ajaib namun tidak sempurna karena bukan berasal dari Allah). Akan tetapi, selama empat ratus tahun, ketika para nabi tidak lagi berbicara kepada bangsa itu, perbuatan-perbuatan ajaib demikian tidak ada lagi dan orang-orang mengalami masa-masa sukar.
Tetapi Nabi Yesaya telah menubuatkan bahwa hal yang luar biasa seperti itu akan terjadi lagi dan perbuatan-perbuatan itu akan mencapai puncaknya apabila Mesias datang. Ia tidak hanya mengatakan bahwa Dia yang Dijanjikan akan memberikan kesembuhan secara jasmaniah kepada orang yang sakit dan menderita, melainkan Ia juga akan menyuburkan tanah yang gersang. Mata orang buta akan dicelikkan, telinga orang tuli akan dibuka, orang lumpuh dan orang timpang akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai dan mata air akan memancar di padang gurun. (Yesaya 35:4-6)
Mujizat-mujizat kesembuhan yang dilakukan-Nya akan menjadi bukti yang nyata bahwa Ia adalah Mesias yang sesungguhnya. Tanda-tanda ajaib ini akan membuktikan bahwa “Roh Tuhan ada pada-Nya” dan “Ia diurapi untuk menyembuhkan orang-orang yang remuk hati dan Ia akan membebaskan orang-orang yang ditawan oleh dosa (Yesaya 42:1 ; 61:1-2)
Pada saat Yohanes Pembaptis dikurung dalam penjara Herodes, karena ia telah mencela Herodes yang menikahi istri saudaranya sendiri, ia selalu memikirkan semua nubuat yang harus digenapi Mesias apabila Ia datang. Yohanes tahu bahwa Mesias datang untuk menyucikan hati bangsa-Nya dan untuk membinasakan orang-orang yang menindas dan yang menganiaya bangsa pilihan Allah. Tetapi ia juga tahu bahwa Mesias harus menderita untuk menebus dosa bangsa Israel dan juga untuk menebus dosa semua umat manusia, sebab sebelumnya Yohanes sendiri telah berkata tentang Yesus, “Lihatlah Anak Domba Allah, yang telah menghapus dosa manusia” (Yohanes 1:29).
Tetapi ketika Yohanes dipenjarakan dan ia ingin melihat bagaimana Yesus dapat menggenapi kedua peranan itu, ia memutuskan untuk mengutus murid-muridnya untuk bertanya kepada Yesus siapakah Dia itu sesungguhnya. Lalu beberapa orang dari murid Yohanes pergi kepada Yesus dan bertanya: “Engkaukah yang Akan Datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?” Yesus menjawab mereka : “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: ORANG BUTA MELIHAT, ORANG LUMPUH BERJALAN, ORANG KUSTA MENJADI TAHIR, ORANG TULI MENDENGAR, ORANG MATI DIBANGKITKAN, dan KEPADA ORANG MISKIN DIBERITAKAN KABAR BAIK. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.” (Matius 11:2-6).
Yesus mengerti bahwa Yohanes pasti mengetahui nubuat-nubuat tentang kuasa Mesias dalam melakukan mujizat dan Ia tahu bahwa dengan mengutip nubuat ini kepada Yohanes maka hal ini akan meyakinkan dia tentang diri Yesus yang sesungguhnya. Yesus menunjukkan salah satu bukti keMesiasan-Nya, yaitu kuasa untuk melakukan mujizat-mujizat yang luar biasa itu dan hal tersebut cukup merupakan bukti bagi Yohanes untuk teguh percaya bahwa Yesus lah Mesias yang dijanjikan dan dinubuatkan oleh para nabi dahulu kala.
Yesus Kristus Adalah Penggenapan Perjanjian Lama, Nubuat dan Janji Allah
Bila saudara membaca keseluruhan kitab dalam Perjanjian Lama, dimulai dari 5 kitab Pentateukh yakni Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan, lalu dilanjutkan dengan kitab-kitab lainnya hingga kitab terakhir yaitu Maleakhi, maka saudara akan menemukan bahwa ternyata kitab Perjanjian Lama itu berisi tentang sesuatu yang Ilahi, janji-janji dan nubuat tentang seorang Mesias, dan juga berisi tentang ketentuan-ketentuan syariat agama yang harus dilakukan, serta kerinduan manusia akan Allah.
Namun, bila kita hanya berhenti di kitab Maleakhi saja, yang adalah kitab terakhir dalam Perjanjian Lama, maka kita akan menemukan bahwa ternyata Perjanjian Lama itu berisi tentang Janji-janji dan nubuatan tentang Mesias yang belum digenapi, tujuan-tujuan yang tidak tercapai (karena bangsa Israel berakhir dalam penjajahan), syariat-syariat yang begitu rumit dan tak terjelaskan serta harus selalu diadakan, dan kerinduan-kerinduan yang tidak terpenuhi.
Akan tetapi, bila kita melanjutkan pembacaan kepada Perjanjian Baru, maka kita akan menemukan penggenapan semuanya itu dalam satu pribadi yaitu Yesus Kristus. Injil Matius memulainya dengan mendengungkan pernyataan: “Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi” (Matius 1:22). Tuhan Yesus yang “akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa” itu, dinyatakan adalah sesungguhnya keturunan dari Raja Daud dan “Bapa leluhur Abraham”, melalui siapa Allah telah mengadakan dua “Perjanjian” besar dengan Israel. Kelahiran Tuhan Yesus dari anak dara langsung menyingkapkan rahasia Yesaya 7:14: “Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Immanuel”. Immanuel merupakan bahasa Ibrani yang artinya adalah Allah menyertai kita.
Subyek utama dari Perjanjian Baru adalah Tuhan Yesus Kristus, obyek utamanya adalah keselamatan manusia. Yesus Kristus juga adalah subyek Perjanjian Lama, Ia adalah subyek dari seluruh Alkitab, namun dalam Perjanjian Lama, Ia hadir bukan dengan cara yang sama dan kekhususan yang sama, seperti dalam Perjanjian Baru.
Tuhan Yesus adalah penggenapan satu-satunya dari seluruh syariat, sejarah, filsafat, dan nubuatan dalam Perjanjian Lama. Kerinduan hati manusia pada Allah yang dulunya tidak terpenuhi, sekarang ini menjadi terpenuhi dalam Yesus Kristus yang berkata: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan” (Matius 11:28-29). Ia yang naik ke surga, juga mencurahkan Roh Kudus, yang datang untuk berdiam di dalam hati orang-orang yang diselamatkan-Nya. Kerinduan kita dipenuhi-Nya dengan kehadiran-Nya dalam kita.
Di dalam Perjanjian Lama disebutkan “Ia akan datang”, di dalam Injil: “Ia sudah datang” dalam rupa manusia yang kelihatan. Di dalam Surat-surat Kiriman: “Ia sudah datang dalam hati manusia berupa Roh Kudus yang tidak kelihatan”, dan di dalam Kitab Wahyu: “Ia akan datang kelak dalam kemuliaan untuk memerintah dunia ini.”
Penggenapan-penggenapan dalam kedatangan-Nya yang pertama membuktikan bahwa nubuatan-nubuatan dalam Perjanjian Lama itu adalah ilahi, dan penggenapan-penggenapan itu sama menjamin bahwa nubuatan-nubuatan akan kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali, pasti akan digenapi juga apabila saat-saat yang telah ditentukan untuk itu sudah tiba.