Darah Martir Di Sumatera Utara

Di Lobukpining, 18 km dari Tarutung arah ke Sibolga, Sumatera Utara, terdapat sebuah tugu peringatan mengenai Misionaris Layman dan Munson yang mati di tempat itu pada tahun 1834. 
Menurut buku yang diterbitkan di Jerman, misionaris itu dibunuh karena mereka secara tidak sengaja menyebabkan kematian ipar kepala kampung dengan suatu tembakan saat sedang berburu rusa.
Dalam tugu itu pernah ditulis kata-kata ini: “Ermordet und aufgegessen” atau “dibunuh dan dimakan”, tapi kemudian tulisan itu diubah dengan: “The blood of the Martyr is the seed of religion” (darah martir menjadi bibit dari agama) yang dituliskan oleh orang Indonesia pada tahun 1940.
Kematian kedua orang misionaris itu tidak menutup perkembangan Injil, karena setelah Layman dan Munson dibunuh, datanglah gelombang misionaris lainnya ke tempat itu. 
Nomensen yang mendengar berita kematian itu bertekad datang ke Sumatera, dan oleh pengabdiannya bertahun-tahun lamanya, ia dapat memenangkan Sumatera Utara bagi Yesus Kristus, sehingga ia pun dinamakan sebagai “Rasul Tanah Batak”.
(B. Malingkas)