Janganlah mengatakan: “Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?” Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu. (Pengkhotbah 7:10)
Keterikatan dengan masa lalu akan membuat kita terhambat untuk maju. Pikiran yang selalu terfokus kepada keadaan di masa lalu akan menghalangi rencana dan tujuan di masa depan.
Biarkanlah masa lalu itu berlalu, dan hiduplah dalam masa kini serta tataplah hari esok yang penuh dengan harapan. Jangan biarkan iblis memperdayai dengan menjadikan kita terlena akan masa lalu. Kadangkala kita berpikir masa lalu lebih baik dari masa sekarang, tapi ingat ayat Alkitab dalam kitab Pengkotbah 7:10, karena ternyata pikiran seperti itu tidak berdasarkan hikmat.
Jadikan masa lalu sebagai pelajaran untuk melangkah di masa depan. Jika anda ingin masa sekarang berbeda dengan masa lampau, pelajarilah masa lampau itu, tetapi jangan hidup dalam bayang-bayang masa lalu.
Hal-hal apa saja yang seringkali membuat seseorang berpikir bahwa masa lalu lebih baik? Berikut adalah beberapa aspek penyebabnya:
1. Keadaan ekonomi yang baik.
Mungkin di masa lalu keadaan ekonomi dan keuangan berada pada level baik atau sangat baik sehingga kehidupan begitu makmur dan sejahtera secara finansial, sedangkan di masa sekarang kondisi keuangan kurang baik bahkan cenderung sangat kurang, dan situasi ini menyebabkan pikiran kembali menerawang ke masa lalu. Apa yang timbul akibat hal ini? Hanyalah rasa kecewa dan putus asa serta keluhan yang tak putus-putusnya dan perasaan takut menghadapi hari esok serta keengganan menerapkan rencana-rencana dalam kehidupan masa kini. Jangan biarkan diri kita terbelenggu dengan masa lalu, karena untuk segala sesuatu ada waktunya dan ketahuilah bahwa Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Dalam segala waktu ada penyertaan Tuhan dan saat susah sekalipun, Tuhan selalu beserta karena Dia Allah yang Immanuel. Dalam segala perkara Tuhan punya rencana yang baik. Bersyukurlah untuk masa kini dan percayalah bahwa hari ini sesungguhnya lebih baik dari kemarin karena kita naik pada level kehidupan rohani yang lebih tinggi.
2. Kesenangan Akan Dosa.
Kehidupan masa lalu yang penuh dosa terkadang membuat seseorang ingin kembali lagi dalam kebiasaan masa lalunya. Dosa yang nampaknya nikmat dan menyenangkan membuat pikiran tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih baik, oleh sebab masih dikuasai oleh kedagingan dan hawa nafsu.
Ingatlah bahwa seenak-enaknya hidup dalam dosa, itu akan membawa kita kepada kebinasaan kekal.
Alkitab berkata: ” Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17)
Dengan demikian, sebagai ciptaan baru kita harus hidup dalam kehidupan yang baru di dalam Kristus Yesus, benar-benar terbebas dari hidup yang lama baik dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
3. Kenyamanan Situasi Masa Lalu
Ada orang yang ingin kembali seperti masa lalu karena mengingat akan kenyamanan hidup saat itu. Situasi hidup akan terus berubah, ada fase-fase kehidupan yang harus kita lalui. Tidak ada yang kekal dalam dunia ini, semuanya akan berlalu. Oleh karena itu, kita hidup dari waktu ke waktu, jangan sampai tubuh kita berjalan dengan waktu tapi pikiran kita tertinggal di masa lalu.
Ada masa kanak-kanak, masa remaja, masa pemuda/pemudi, masa pernikahan, masa punya anak dan mendidik mereka, masa belajar, masa bekerja, masa berhenti dari bekerja, masa pensiun, masa tua, dan masa kembali kepada Tuhan. Nikmatilah dan syukurilah setiap masa dalam kehidupan kita, dan yakinlah bahwa setiap waktu itu baik bersama Tuhan.
Bekerjalah selama hari masih siang, giatlah dalam pekerjaan Tuhan, selalu ceria dalam hidup ini karena ada sukacita sorgawi yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam hati kita.
Lepaskanlah diri dari masa lalu, jangan selalu berandai-andai, dan syukurilah hari ini yang telah dijadikan Tuhan, dan songsong hari esok dengan iman dan sukacita. Haleluya! Tuhan Yesus memberkati kita semua senantiasa.