Berulang kali terjadi penipuan investasi emas yang korbannya ratusan bahkan ribuan orang dengan nilai trilyunan rupiah. Dan bukan saja investasi emas, tapi investasi uang dan barang banyak juga memakan korban para nasabah yang sudah bermimpi jadi kaya.
Mengapa bisa selalu ada yang tertipu padahal kejadiannya berulang kali diinformasikan di media massa televisi dan koran? Apakah masyarakat terlalu bodoh atau pelaku terlalu pintar? Hanya satu penyebab utamanya yaitu keserakahan.
Firman Tuhan berkata: “Jangan Serakah!” (1 Tim.3:8). Kalau sifat serakah masih ada, maka mudah sekali untuk tertipu berbagai tawaran investasi.
Perhatikanlah beberapa ciri investasi yang berpotensi menipu saudara:
1. Menawarkan bunga yang besar
Walaupun secara resmi bunga di bank swasta dan pemerintah rendah misalnya hanya sekitar 6% per tahun, investasi bodong dengan berani menawarkan bunga besar per bulan misalnya 5%, atau 10% per bulan bahkan ada juga yang 25% per bulan.
2. Menyuruh untuk mencari nasabah lain dengan janji akan mendapatkan keuntungan dari masuknya nasabah baru.
Umumnya, investasi bodong akan mendorong nasabahnya untuk mencari nasabah baru dengan iming-iming akan mendapat bonus cukup besar. Nasabah yang tidak sadar sedang ditipu, akan menawarkannya kepada orang-orang dekatnya, saudaranya, orangtuanya, kakak atau adiknya, teman-teman di komunitasnya apakah di komplek rumah, tetangga dan lain-lain. Bila anda ditawari dengan cara seperti ini waspadalah dan berikan pengertian kepada orang yang menawarkan bahwa ia sedang tertipu investasi bodong.
3. Menimbulkan keinginan untuk terus menambah jumlah tabungan agar mendapat bunga makin besar.
Investasi bodong akan rajin membayarkan bunga per bulan kepada para nasabah awalnya dengan maksud agar mereka terlihat jujur dan investasinya dinilai dapat dipercaya. Akibatnya, orang yang sudah menjadi nasabah ingin menambah jumlah tabungannya agar mendapat bunga lebih besar lagi. Ada yang meminjam dengan jaminan sertifikat untuk menambah tabungannya sebab ada selisih bunga lebih besar. Ada yang menjual sawah dan lain sebagainya. Padahal mereka tidak sadar sedang tertipu.
Berhati-hatilah dengan sifat keserakahan. Jangan serakah!, demikian firman Tuhan. Karena serakah itu dosa.
Berserahlah kepada Tuhan dan mintalah diberikan roh yang taat dan bersyukur dengan segala sesuatu, minta kesabaran dan kemurahan hati. Bekerjalah dan sabarlah, investasikan pada yang benar.
Daripada berinvestasi di dunia lebih baik berinvestasi di sorga.
Tuhan Yesus mengatakan: “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” (Matius 6:19-21)