Menyadari Keberadaan Kita

Shalom saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, mari kita membaca ayat firman Tuhan yang terambil dari 1 Raja-raja 18:17-18, demikian bunyi firman Tuhan:
Segera sesudah Ahab melihat Elia, ia berkata kepadanya: “Engkaukah itu, yang mencelakakan Israel?”
Jawab Elia kepadanya: “Bukan aku yang mencelakakan Israel, melainkan engkau ini dan kaum keluargamu, sebab kamu telah meninggalkan perintah-perintah TUHAN dan engkau ini telah mengikuti para Baal.
Ahab adalah raja Israel yang sangat jahat di mata Tuhan.  Ia melakukan kejahatan yang melebihi para raja terdahulu, sehingga menimbulkan kekejian bagi Tuhan.  Ia menyembah dewa baal di kuil baal yang didirikannya di Samaria dan membuat suatu mezbah persembahan bagi baal. Selain itu, raja Ahab juga membuat patung Asyera. Dengan demikian, raja Ahab tidak menuruti perintah Tuhan bahkan ia tidak menyembah TUHAN pencipta langit bumi dan segala isinya.
Pada zaman pemerintahannya itu terjadi kekeringan dan kelaparan yang hebat dan ia mempersalahkan Elia, menganggap bahwa Elia adalah penyebab semua bencana itu.
Perhatikanlah apa yang dikatakan Ahab ketika ia bertemu Elia: “Engkaukah itu, yang mencelakakan Israel?” Sudah sekian lama Ahab mencari Elia dan tidak menemukannya sehingga samar-samar ia nampaknya agak lupa dengan penampilan Elia.  Namun, ia cukup yakin bahwa itulah Elia, dan ia menyalahkan Elia atas semua malapetaka yang terjadi di Israel.
Inilah salah satu ciri utama orang yang jahat, yaitu tidak menyadari bahwa ialah yang sebenarnya berdosa dan hidup menyakiti hati TUHAN.  Ia malah merasa dirinya benar dan menyalahkan orang yang hidupnya benar.
Elia menegur Ahab dan menyatakan bahwa malapetaka di Israel adalah akibat perbuatan Ahab dan keluarganya yang tidak menyembah TUHAN tetapi malah menyembah baal.
Yesaya 59:2 berkata: “tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.”
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, apa yang memisahkan kita dari Tuhan? Dosa-dosa kitalah yang memisahkan kita dari TUHAN.
Keterpisahan dari Tuhan merupakan situasi yang membahayakan hidup kita baik secara jasmani maupun rohani.
Keterpisahan dari Tuhan menyebabkan secara jasmani kita tidak berada dalam perlindunganNya, dan secara rohani menuju kebinasaan kekal.
Jangan mempersalahkan Tuhan, jangan mempersalahkan firman-Nya, dan jangan mempersalahkan orang-orangNya yang benar, ketika sesuatu yang buruk menimpa kehidupan ini.  Tetapi, introspeksi diri, carilah Tuhan dan kehendakNya, carilah firmanNya, dan baiklah kita bertobat dari dosa dan kejahatan yang mendukakan Tuhan.
Tuhan ingin agar semua orang diselamatkan dan itulah sebabnya Ia memberikan teguran-teguran untuk membuat insaf dan sadar akan dosa dan agar berbalik kepada hidup yang benar dan berkenan pada Tuhan.
Ibrani 12:7  berkata: “Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?”
TUHAN Allah adalah Bapa yang baik yang menghajar kita untuk maksud penyelamatan. Kalau kita mengalami hajaran dan teguran dari Tuhan, marilah kita merendahkan diri dan minta pengampunanNya.
Tuhan Yesus telah datang menjadi korban pengampunan bagi segala dosa kita.  Keterpisahan dengan Allah telah dijembatani oleh pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib. KematianNya telah memperdamaikan kita dengan Allah, dan kebangkitanNya memberikan jaminan akan kebangkitan kita, kenaikan-Nya ke surga memberikan pengharapan yang pasti bagi kita bahwa Ia menyediakan tempat bagi kita dan akan menjemput kita dalam kedatangan-Nya kembali.
Jangan pandang enteng kemurahan Tuhan, hiduplah dalam kebenaran dan muliakanlah Tuhan senantiasa. Amin.