Mujizat Dalam Yesus

Matius 8:17 berkata bahwa Hal itu terjadi supaya genaplah yang dikatakan nabi Yesaya: “Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita”.
Ayat ini berbicara tentang Yesus Kristus yang disalibkan. Orang-orang mengira bahwa Dia kena kutuk dan tulah sehingga mati tergantung di atas kayu salib. Padahal ini merupakan karya keselamatan dan pembebasan Allah dari dosa, maut, hukuman kekal, dan kelemahan serta sakit penyakit.
Yesua harus ditinggikan di atas salib sebagaimana Musa meninggikan ular di padang gurun, dan yang memandang padanya mengalami kesembuhan. Yohanes 3:14 berkata: “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan.”
Sehingga semua yang memandang pada salib Kristus dalam arti beriman kepadaNya, akan beroleh keselamatan kekal, dibebaskan dari segala kutuk dosa dan maut kekal, dan mengalami kesembuhan dari segala sakit penyakit serta penderitaan.
Bila saudara mau percaya pada Yesus Kristus, sebagai Tuhan dan juruselamatmu, berdoalah secara pribadi dan katakan bahwa engkau percaya kepada Tuhan Yesus. Roh Kudus akan menolong saudara untuk menjalani kehidupan sebagai orang percaya.
Untuk bimbingan percaya Yesus, silahkan klik link bagian atas “Bagaimana Percaya Yesus”.
Tuhan Yesus memberkati saudara.

Jadi Dewasa Dalam Kristus

ImageBukan rambut putih yang menjadi ukuran kebijaksanaan dan kedewasaan seseorang, tetapi sikap dan pribadinya itulah yang jadi ukuran.   Mungkin secara fisik kita sudah tergolong dewasa, tetapi dewasa dalam pemikiran tidak ditentukan dari ukuran fisik kita.  Kedewasaan berhubungan dengan kedekatannya dengan Tuhan dan pengenalannya akan firman Tuhan.

Yang dimaksud dewasa disini tentu bukan semata umur sudah 17 tahun seperti ukuran dewasa yang ditetapkan di bioskop.  Makna dewasa adalah sikap yang baik dan berkenan seiring dengan pikiran yang kudus yang terus bertumbuh ke arah Yesus Kristus.
Ada orang yang badannya besar, umur juga sudah lanjut, tetapi sikap dan pemikirannya seperti anak-anak.  Masih suka iri hati, benci, dendam, marah, dan berbagai sikap yang tidak baik lainnya.  Bukan berarti menjadi anak-anak itu tidak baik,  tetapi disini yang dimaksudkan adalah sifat kekanak-kanakannya.  Sebab ada sifat-sifat yang baik dari anak-anak, tetapi ada sifat-sifat anak-anak yang harusnya ditinggalkan ketika seseorang menjadi dewasa.  Selain itu, hal ini merupakan analogi perbandingan antara yang fisik dan rohani, antara anak-anak dan yang dewasa di dalam Tuhan.

Rasul Paulus berkata dalam 1 Korintus 14:20 agar kita menjadi dewasa dalam pemikiran kita.  Jangan terus menerus jadi kanak-kanak rohani.  Sudah lama jadi orang percaya, sudah lama ke gereja, sudah lama berjemaat, tetapi masih terus menuntut untuk dilayani, tidak mau melayani, tidak mau jadi berkat, hanya menuntut berkat, suka menghakimi orang lain dan menuntut daripadanya.  Kita harus naik level, jangan diam dan stagnan di posisi bayi dan kanak-kanak rohani.  

Dalam hal kejahatan, kita harusnya menjadi seperti anak-anak, maksudnya? maksudnya adalah kita tidak mengerti tentang kejahatan, kita tidak tahu dan tidak melakukan kejahatan karena pemikiran kita tidak berkembang disitu.  Tetapi dalam hal dan perkara rohani yang perkara Sorgawi, di dalam Kristus, kita harus terus bertumbuh menjadi dewasa.

God bless you! 

Karakter Yang Diubahkan

Image”Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
(Roma 12:2)

      Menjadi orang Kristen berarti harus mengalami perubahan. Kalau sebelum percaya dan sesudah percaya Yesus, tidak ada perubahan berarti sia-sia belaka menjadi Kristen. Tuhan Yesus meminta kita untuk berubah dan Dia juga memberikan kita kekuatan-Nya untuk bisa berubah.  Berubah dalam hal apa? Berubah dalam hal karakter yang tidak baik menjadi baik.
Setiap hari kita membaca Alkitab, setiap minggu ikut kebaktian dan mendengar firman Tuhan, dan mungkin beberapa kali dalam seminggu juga mendengarkan khotbah melalui radio atau televisi, seharusnya ada yang berubah dalam diri kita. Kalau masih tidak berubah berarti kita termasuk golongan pendengar dan bukan pelaku firman.
Ayat dalam nats diatas mengajak kita untuk berubah oleh pembaharuan budi.  Perubahan itu ternyata dimulai dari pembaharuan budi. Apa itu budi? Yang dimaksud budi ialah akal, pikiran dan perasaan kita.  Nah, setiap kita mendengar firman berarti sebenarnya budi kita sedang dibaharui. Dan Roh Kudus juga memberikan pengertian yang membawa kita kepada perubahan sesuai kebenaran Allah.
Oleh karena itu, yang terjadi kepada kita ialah mengalami perubahan dalam karakter setelah mengalami pembaharuan budi melalui pendengaran akan firman Tuhan. Tapi mengapa, ada yang sudah jadi Kristen puluhan tahun, karakternya tidak berubah juga? Itu namanya bebal! Orang bebal itu hebat dalam mendengar tapi selalu gagal dalam mempraktekkan firman.
Karakter bagaimana yang kita miliki sekarang ini? Apakah tidak sabar, pemarah, suka fitnah, malas, pikiran kotor, dan berbagai karakter jelek lainnya? Mari datang pada Tuhan Yesus, dan minta ampun, serta minta kekuatan Roh Kudus untuk memampukan kita berubah semakin hari semakin serupa dengan Kristus.
Sebab bukan orang yang berseru Tuhan, Tuhan yang akan masuk ke dalam kerajaan sorga melainkan mereka yang menuruti kehendak-Nya.  Dan jelas sekali kehendak Allah bagi kita ialah pengudusan dan penyempurnaan kita menjadi sama seperti Dia.
Mau sabar? Harus masuk dalam ujian kesabaran. Mau murah hati? Harus masuk dalam ujian kemurahan hati.  Setiap hari kita diuji dalam berbagai area sifat dan harus lulus supaya naik tingkat sebagai murid Tuhan Yesus.
Berubahlah, jangan jadi sama dulu, sekarang dan selamanya.  Tuhan tetap sama dalam kasih dan kuasa-Nya, tapi kita harus berubah dalam karakter. Amin, Tuhan Yesus memberkati!

Bersukacita Membuat Hidup Bahagia

ImageShalom saudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus,

Kita mengenal kata gembira dan sukacita.  Ada yang menganggap gembira itu sama dengan sukacita, tapi ada juga yang menganggapnya berbeda.  Menurut saya, gembira dan sukacita itu memang berbeda.  Gembira cenderung merupakan luapan ekspresi rasa senang karena sesuatu hal yang baik dan didorong oleh emosi alamiah.  Sedangkan sukacita lebih tinggi tingkatannya daripada gembira.  Sukacita adalah suatu keadaan jiwa dan roh yang selalu bersyukur dan berbahagia dalam situasi apapun, dan sukacita itu dikerjakan oleh Roh Kudus.  Dengan demikian, nampak ada perbedaan yang jelas antara kedua kata dan ekspresi ini, yaitu apa yang menggerakkannya.  Bila kegembiraan itu digerakkan oleh situasi yang baik, maka sukacita justru digerakkan oleh Roh Kudus.  Kegembiraan itu bergantung kepada situasi, sedangkan sukacita itu tidak bergantung pada satu keadaan tertentu, malah sukacita itu mengatasi situasi.

Filipi 4:4 berkata: “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!”.  1 Tesalonika 5:16 juga berisi perkataan untuk bersukacita senantiasa.
Jadi saudara yang dikasihi Tuhan, rupa-rupanya bersukacita itu bukan saja tidak tergantung situasi, tetapi sukacita itu malah harus ada dalam hidup kita setiap saat.  

Kata senantiasa disini menunjuk kepada suatu waktu yang tidak berkesudahan, atau seterusnya. Jadi, sebagai orang percaya, tidak ada istilah bersukacita hanya di pagi hari, atau siang hari, atau malam hari.  Sukacita harus pagi, siang dan malam, setiap saat harus bersukacita.

Kadang kita ragu, ah masa sih kita bisa bersukacita? Kalau lagi gagal, banyak masalah, masa bisa bersukacita?  Jawabannya sederhana sekali, BISA. Kita bisa bukan karena kemampuan kita, tetapi karena dimampukan oleh Roh Kudus. Tuhan Yesus sendiri yang telah memberikan damai sejahtera dan sukacita-Nya kepada kita yang percaya.

Yohanes 14:27 berkata: “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.”  Dari ayat ini jelas sekali bahwa Tuhan Yesus sudah memberikan kepada kita damai sejahtera yang tidak sama dengan yang dari dunia ini.  Damai sejahtera dan sukacita itu saling berhubungan erat.  Orang yang damai sejahtera pasti bersukacita, dan orang yang bersukacita pasti damai sejahtera.  

Dalam ayat yang lainnya, yaitu di dalam Yohanes 15:11, disebutkan tentang sukacita, bagaimana sukacita itu harus ada di dalam kita dan sukacita kita itu menjadi penuh.
Nah, yang jadi pertanyaan bagaimana caranya supaya sukacita kita menjadi penuh?
Ayat sebelumnya menjelaskan hal tersebut. Yaitu di Yohanes 15:9-10 mengenai firman Tuhan untuk saling mengasihi satu sama lain.
Wah disini luar biasa sekali, Tuhan memberikan kepada kita rahasia supaya kita terus bersukacita, gimana caranya? ya itu tadi di atas, mengasihi sesama kita. 
Orang yang mengasihi sesamanya akan selalu dipenuhi sukacita, ini sudah pasti.  Bila saudara ingin berbahagia maka bahagiakanlah orang lain.  Jika saudara ingin bersukacita, maka kasihilah sesamamu.  Jangan liat dia suku apa, dan latar belakang darimana, lihatlah bahwa ia adalah seseorang yang diciptakan Allah sama seperti kita, dan layak untuk dikasihi.  Siapa sih yang layak? gak ada yang layak sebenarnya.  Jadi karena itu, semua orang juga layak untuk dikasihi.  Jika kita mampu mengasihi semua orang, saya sungguh yakin bahwa sukacita itu akan penuh dalam hidup kita.  Bukankah orang yang membantu orang lain, sebenarnya sedang membantu dirinya sendiri?

Jika kita mengasihi orang lain, maka sukacita itu akan mengalir dari dalam hati kita dan meluap-luap sampai lebih banyak lagi orang yang akan bertobat dan percaya. 

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, marilah kita saling mengasihi dan terus bersukacita dalam segala perkara.  Jika kita selalu bersukacita, maka hidup kita akan sungguh-sungguh berbahagia senantiasa, karena ada Tuhan dalam hidup kita.

Doa Mengundang Kuasa Allah

prayhandTeringat bertahun-tahun lalu, suatu kali ketika saya mengikuti ibadah di sebuah gereja, ibu pendeta yang berkhotbah, di akhir khotbahnya, mengajak siapa saja yang butuh didoakan untuk maju ke depan.   Saya maju dan berlutut, minta pertolongan Tuhan Yesus atas masalah yang sedang saya hadapi.
Setelah itu saya mengalami pertolongan Tuhan yang meskipun nampaknya kecil bagi orang lain, namun saya merasakan bagaimana doa itu mengundang kuasa Allah.
Doa merupakan pintu bagi jawaban dan pertolongan Tuhan dalam hidup kita, namun seringkali , yang mengherankan, kita malas untuk berdoa.  Padahal doa orang benar, bila dengan yakin didoakan, besar kuasanya.  (Yakobus 5:16b).
Menurut saudara tidak perlu berdoa karena saudara merasa diri tidak benar?  Saya buka rahasianya buat saudara, itu adalah tipuan iblis supaya saudara terus menerus tidak punya hubungan pribadi dengan Allah.  Pada akhirnya, jika kita bersikap demikian, kita akan menjadi semakin jauh dari Tuhan.
Orang yang datang dengan merendahkan diri tidak akan ditolak Tuhan.  Dia akan menerima saudara dengan tangan terbuka.  Dia berkenan kepada orang yang hancur hati dan air mata mereka ditampung-Nya dalam kirbat-Nya.  Apa artinya? artinya ialah air mata kita tidak pernah sia-sia.
“Doa melenyapkan kekuatiran.  Kita semua mempunyai kekuatiran dan masalah yang tidak mungkin kita selesaikan sendiri.  Namun, bila kita datang kepada  Tuhan dalam doa, kita takkan pernah sendiri.
Dengan usaha kita sendiri, kita yang lemah ini tidak akan berhasil, karena Allah adalah senantiasa yang terbesar, sedangkan kita tidak berdaya, tersesat dan tidak berarti. Maka, jumpailah Tuhan di pagi hari dan berjalanlah bersama-Nya sepanjang hari.
Mengucap syukurlah atas bimbingan-Nya setiap malam atas bimbingan-Nya ketika kita berdoa, karena bagaikan burung rajawali yang terbang tinggi, kita pun dapat bangkit mengatasi badai-badai kehidupan yang ada di sekeliling kita dengan terbang diatas sayap-sayap doa dan kasih. (anonymous-immanuel)

TETAPLAH BERDOA. (1 Tesalonika 5:17)

Back To The Bible

PernahkahImage anda bingung dengan pengajaran rohani yang anda dengarkan? Mungkin pernah mungkin tidak.  Ada dua hal bagi yang tidak pernah, pertama tidak pernah bingung karena sudah memegang prinsip dengan kokoh, atau kedua, tidak pernah bingung karena memang tidak tahu mana yang benar.

Pengajaran dari siapapun, perlu kita dengarkan dengan seksama, tapi jangan langsung kita terima karena semuanya haruslah sesuai dengan apa yang firman Tuhan katakan, yang terdapat dalam Alkitab.

Kembali ke Alkitab, itulah yang terpenting.  Alkitab menjadi patokan dan standard untuk menilai apakah pengajaran seseorang itu benar atau tidak.  Oleh karena itu, agar kita tidak disesatkan, maka kita harus rajin membaca Alkitab, merenungkan firman Tuhan dan berdoa minta Roh Kudus memberikan pengertian yang benar.

Saya percaya bila kita sungguh-sungguh mengerti firman Tuhan dan melakukan firman itu, maka hidup kita pasti akan diberkati, penuh damai sejahtera dan sukacita. Amin, Haleluya. Tuhan Yesus memberkati!

Rutinitas Untuk Kekekalan

ImageSewaktu saya pulang ke daerah pemukiman tempat tinggal dulu, saya memperhatikan orang-orang yang berjualan lewat di depan rumah, yang mangkal di pinggir jalan, yang jualan di tokonya, dan berbagai aktivitas lainnya.  Mereka adalah orang-orang yang sama dengan bertahun-tahun lalu, mengerjakan hal yang sama, dan melakukan rutinitas yang sama. Ada hal sederhana dari apa yang saya perhatikan, yaitu bahwa setiap orang punya rutinitasnya masing-masing, dan mereka setia dengan hal itu.
Perlu kita pertanyakan pada diri kita sendiri berkaitan dengan rutinitas harian kita:

  1. Apa yang menjadi rutinitas kita setiap hari?
  2. Apakah rutinitas itu ada artinya atau tidak berarti?
  3. Apakah rutinitas itu sesuai dengan kehendak Allah?
  4. Apakah rutinitas itu membawa anda kepada masa depan yang baik?
  5. Apakah rutinitas itu membawa berkat untuk keluarga dan orang lain?
  6. Apakah rutinitas itu memberikan kebahagiaan?
  7. Apakah rutinitas itu membuatmu kehabisan waktu dan menjadi tidak peduli dengan sekitar?

Rutinitas apapun yang kita kerjakan, haruslah sesuai dengan kehendak Allah dan panggilan-Nya bagi kita.  Rasul Paulus berkata : ”Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.” 1 Timotius 4:7b-8.
Ibadah merupakan rutinitas yang membawa kepada kekekalan.  Apakah ibadah itu hanya seminggu sekali? Tidak.  Ibadah itu setiap hari.  Karena ibadah yang sejati adalah mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah.  Artinya, hidup kita setiap hari haruslah menyenangkan Tuhan, yaitu sesuai dengan kehendak firman-Nya.  Hidup dalam Roh, bukan dalam kedagingan dan hawa nafsu duniawi.
Dimanapun kita berada, dalam pekerjaan di kantor, di sekolah, kampus di jalan, dalam perjalanan, sedang liburan dan apa saja, biarlah hati dan pikiran kita selalu tertuju kepada Tuhan Yesus, dengan demikian kita akan selalu melakukan apa yang jadi kehendak Tuhan.  Hidup yang bahagia adalah hidup di dalam Tuhan. God bless you!

Jiwa-jiwa Di Rumah Sakit Jiwa

Hari ini ada pelayanan besuk di salah satu rumah sakit jiwa di Jakarta. Bersama seorang jemaat dan keluarga pergi menuju kesana namun terlebih dulu kami berdoa agar Roh Kudus mendahului dan melawat orang yang akan kami besuk, juga agar kami dilindungi oleh Tuhan dari segala kuasa jahat.
Ada hal luar biasa yang terjadi karena ternyata disana saya kaget dengan antusias para pasien yang tinggal satu ruangan dengan yang kami besuk.  Mereka malah minta untuk bergabung mendengar firman Tuhan dan minta didoakan, bahkan ada seorang dari ruangan lain juga turut bergabung.
Dua orang pasien yang ikut mendengarkan firman Tuhan ternyata masih belum percaya Tuhan Yesus, namun sungguh luar biasa karya Roh Kudus, karena saat berbicara tentang firman Tuhan, dan diajak untuk menerima dan percaya Tuhan Yesus, mereka mau percaya.
Akhirnya kami mendoakan satu persatu dari mereka, dan kedua orang tersebut juga mengikuti doa pengakuan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai juruselamat mereka.  Hati saya sungguh bersukacita karena ada dua orang yang tanpa disangka oleh pikiran saya, ternyata dijamah oleh Roh Kudus dengan luar biasa.
Alkitab berkata bahwa seisi surga bersorak sorai ketika ada satu orang yang percaya kepada Tuhan Yesus.  Mungkin orang lain bilang jiwa mereka terganggu, namun saat berbicara dengan kami, mereka dengan kesadaran penuh mau dengan rela bertobat minta ampun dari dosa, dan mengaku percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat mereka.  Mereka juga adalah jiwa-jiwa yang butuh keselamatan.
Tuhan sanggup memulihkan dan menyembuhkan jiwa-jiwa yang tertekan dan yang terbelenggu dibebaskan-Nya. Kuasa Tuhan Yesus tidak terbatas dan sanggup melakukan segala perkara.  Kuasa-Nya itu juga sanggup bekerja memulihkan orang-orang yang “sakit jiwa”.
Masalah hidup yang berat seringkali menyebabkan orang menjadi depresi dan bila tidak ditanggulangi dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan, maka depresi ini akan menyebabkan kelainan jiwa.  Maka dari itu kita harus dekat selalu dengan Tuhan yang sanggup menolong, karena dalam Mazmur 62:2 dikatakan : “hanya dekat Allah saja aku tenang,..”  Jiwa kita tidak akan mendapatkan ketenangan diluar Tuhan.  Karena itu carilah Tuhan, baca firman Tuhan, dan hidup dalam firman kebenaran itu, bukan hanya jadi pendengar tetapi pelaku.
Dendam dan akar pahit yang dalam, kekerasan hati serta pemberontakan, okultisme dan kesombongan, merupakan beberapa akar masalah kejiwaan dari orang-orang yang kami besuk. Kami berdoa agar kuasa Tuhan Yesus melepaskan mereka dari semua akar-akar masalah dalam jiwa mereka itu.  Oleh karena itu, kita pun harus membuang jauh-jauh semua sikap dan sifat seperti itu, termasuk kekuatiran akan hidup ini. Kuatir itu berarti tidak ada iman. Sebab kuatir bertentangan dengan iman.  Tanpa iman tidak ada seorang pun yang berkenan pada Allah.  Tapi jangan mencobai Tuhan dengan mengambil keputusan sembrono menuruti emosi dengan alasan beriman, padahal sedang melakukan “gambling”.  Tunggu waktu Tuhan, dan nantikan Dia bertindak, maka kita akan terhindar dari stress dan depresi.
Setelah besuk, kami pulang dengan penuh sukacita karena penyertaan Tuhan dalam pelayanan kami hari ini. Kita semua adalah hamba Tuhan yang harus mengerjakan bagian kita, marilah kita melayani dimanapun kita berada, dan percayalah bahwa Tuhan Yesus ada menyertai kita senantiasa.

Menjadi Mempelai Tuhan Yesus

“…supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan  cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.” Efesus 5:27
Perkawinan antara jemaat dengan Kristus sang Raja disebutkan dalam surat Wahyu, akan terjadi pada saat Tuhan Yesus menjemput umat-Nya di akhir jaman. Ini adalah perkawinan yang tidak sama dengan pengertian perkawinan yang ada di dunia sekarang ini. Tuhan Yesus jelas menyebutkan bahwa di sorga tidak ada kawin mawin secara jasmani. Ini merupakan suatu konsep Allah yang harus kita mengerti dengan benar.
Oleh karena perkawinan ini sifatnya bukan jasmani, maka yang utama adalah bukan persiapan-persiapan secara jasmani melainkan persiapan rohani. Sebab jasmani kita bukan semakin cantik atau gagah, tetapi semakin kisut dan merosot. Maka, dalam 2 Korintus 4:16 kita mengerti bahwa bukan lahiriah kita yang utama, melainkan yang batiniah, sebab yang lahiriah itu merosot tetapi yang batiniah dibaharui dari sehari ke sehari.
Jadi, jemaat sebagai mempelai Kristus harus sungguh-sungguh mempersiapkan batiniahnya agar semakin sempurna. Memang, saat kita hidup sekarang ini, kita hidup di dalam tubuh daging, sehingga tubuh daging ini pun harus ditaklukkan kepada kehendak Roh Kudus. Jadi, meskipun batiniah kita yang dibaharui, tetapi lahiriah kita, yaitu tubuh ini tidak boleh diserahkan kepada perbuatan dosa, melainkan ditundukkan pada kuasa dan kehendak Roh Kudus.
Surat Efesus pasal 5 ayat 22 sampai 33 menjelaskan tentang hubungan antara suami dan isteri yang harus dilandasi oleh kasih dan penundukan diri. Namun, hal ini juga dihubungkan dengan hubungan antara Kristus dengan jemaat. Jemaat adalah mempelai Kristus sehingga jemaat harus tunduk dan taat kepada Tuhan Yesus. Sementara itu, Kristus adalah kepala jemaat yang mengasihi dengan kasih yang tak terbatas.
Kehendak Tuhan Yesus bagi mempelainya yaitu kita, jemaat-Nya, adalah agar kita hidup kudus dan tidak bercela di hadapan-Nya. Penundukan total kepada kehendak Tuhan merupakan syarat mutlak menjadi mempelai Kristus. Kasih Kristus tidak dapat dipungkiri, sudah pasti selalu tersedia dalam jumlah yang tak terbatas dan kekal.
Marilah kita tunduk dan taat kepada Kristus, karena dengan demikian hidup kita menjadi kudus dan berkenan kepada-Nya. Tuhan Yesus memberkati kita sekalian, amin!

Tornado Oklahoma, Tanda-Tanda Jaman Yang Harus Diperhatikan

     Oklahoma tornadoBaru-baru ini terjadi Badai Tornado luar biasa yang jarang sekali terjadi, di Oklahoma, Amerika Serikat.  Meskipun sudah diprediksi dan diperingatkan oleh badan meteorologi disana, tetap masih saja ada yang menjadi korban jiwa, dan kerusakan yang terjadi sangat parah.   Diameter badai tornado ini begitu besar mencapai hitungan kilometer.  Peristiwa ini membuat kita bertanya apa yang sedang terjadi?

Amerika Serikat adalah negara yang memberikan banyak kebebasan kepada warga negaranya.  Sehingga, dalam hal moral terjadi degradasi atau penurunan, namun bukan semata salah dari negara, tetapi merupakan kesalahan para pemimpin dimulai dari keluarga sebagai institusi terkecil.

Bencana alam bisa merupakan tanda penghukuman, teguran atau pendisiplinan supaya umat manusia kembali mendekat kepada Tuhan, Pencipta segalanya.  Namun, bencana alam juga dapat menjadi tanda-tanda yang menunjukkan bahwa akhir jaman sudah begitu dekat.  Akan ada banyak tanda-tanda yang terjadi pada saat akhir jaman, dan salah satunya ialah bencana alam yang skalanya dahsyat.

Matius 24:44 berkata: “Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga.”  Inilah yang menjadi respon kita dalam menyikapi apa yang terjadi di dunia ini, siap sedia, siap sedia dan siap sedia.

Kita bisa memprediksi bilamana hujan deras akan turun dengan melihat awan yang sangat mendung dan gelap.  Ketika ada pelangi maka langit akan cerah.  Di negara dengan empat musim, daun-daun yang berguguran menandakan musim gugur akan segera dimulai, dan mekarnya bunga-bunga menandai awal musim semi.  Setiap peristiwa yang terjadi diawali dengan gejala atau tanda-tanda.

Begitu juga dengan akhir jaman, ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa akhir dunia akan segera tiba. Alkitab memberitahukan adanya berbagai peristiwa dan malapetaka yang terjadi sebelum kedatangan Tuhan.  Perang dunia, bencana alam yang luar biasa, berbagai penyakit yang baru muncul, dan kemajuan teknologi yang pesat yang menjadi salah satu penyokong yang akan mewarnai akhir jaman, merupakan tanda-tanda yang bisa kita lihat sebagai awal dari akhir jaman sebagaimana dikatakan Alkitab.

Dulu orang tidak mengerti bagaimana caranya seluruh dunia akan tahu dan melihat bahwa Tuhan Yesus turun dari sorga saat Ia datang kedua kali.  Tapi sekarang, dengan kemajuan teknologi di bidang informasi seperti pertelevisian dan internet, semua orang bisa segera tahu ada peristiwa apa di tempat tertentu.  Sewaktu tsunami Jepang belum menghantam daratan, televisi disana sudah menyiarkan gelombang-gelombang yang sedang datang.   Saatnya akan tiba, ketika Tuhan Yesus turun dari sorga, orang-orang dapat melihatnya di TV, Handphone atau Internet.

Kita sekarang bisa mengerti mengapa berkuasanya antikris di akhir jaman dapat menyebabkan orang-orang bisa dan tidak berjual beli, khususnya yang tidak menerima ’tanda’ di dahi dan tangan kanan mereka,  semuanya karena kemajuan teknologi online yang membuat semua orang dapat terhubung dengan satu server data.  KTP Elektronik dan segala sesuatu yang serba elektronik yang menampung data digital dan aksesnya yang mudah disertai kemampuan dan fasilitas yang semakin besar dan cakupannya luas,  merupakan salah satu tanda bahwa semuanya itu akan dimungkinkan.

Ketika Nuh disuruh membuat Bahtera, kehidupan manusia saat itu begitu bobrok, dosa merajalela, kenajisan menjadi kebiasaan, orang-orang hidup semaunya sendiri, dan tidak takut akan Tuhan.  Dalam Lukas 17:26 tertulis: ”Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia.”  Orang-orang kawin mawin dan pesta pora.  Di negara-negara maju, perkawinan sejenis dilegalkan. Di negara-negara yang fanatik agama lain, kawin mawin juga marak dengan kedok agama. Di indonesia pun, dosa seksual meningkat.

Israel menjadi salah satu barometer tanda jaman. Alkitab menyebutkannya sebagai salah satu tanda yang harus kita perhatikan. Hampir 2000 tahun negara Israel hilang dari peta, namun muncul kembali di tahun 1948, nubuatan para nabi jaman dahulu digenapi.

Sudahkah saudara siap menghadapi hari Tuhan yang dahsyat itu? Hiduplah kudus, Hiduplah dalam kebenaran, Takutlah akan Tuhan !   Percayalah kepada Tuhan Yesus dan hiduplah dalam pertobatan.     Kasihi Tuhan dan sesama dengan lebih sungguh.