Orang yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus, telah diperbaharui kehidupannya menjadi baru. Oleh karena itu, cara hidup lama harus ditinggalkan. Dalam Roma 12:2 tertulis: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Filipina merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk beragama Kristen Katolik, tapi masih banyak yang mengikuti tradisi kebudayaan bangsa mereka yang lama.
Banyak dari mereka yang percaya kepada Tuhan Yesus, tapi juga percaya kepada dewa-dewa lain. Ini merupakan suatu perkara yang bertentangan satu sama lain. Terang tidak dapat bersatu dengan gelap. Kita tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Hati yang mendua tidak akan sejahtera, dan terlebih lagi, keselamatan kekal justru menjauh dari kita.
Ada kepercayaan orang dulu mengatakan: di samping kasur bayi harus ditaruh sapu lidi supaya bayinya tidak diganggu setan. Ada juga yang bilang, kalau bepergian harus pakai peniti supaya tidak diganggu roh jahat. Ada yang percaya angka 4 itu sial, begitu juga angka 13. Apabila kita masih mengikuti pemikiran duniawi, berarti kita belum sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan Yesus. Mungkin anda mengatakan,”ah ini sih percaya gak percaya, cuman buat jaga-jaga saja.” Itu berarti tidak beriman, sekali lagi : Tidak beriman!
Kebudayaan modern juga tidak boleh kita biarkan masuk dan menjadi gaya hidup kita sebagai orang Kristen, karena tidak sesuai dengan Alkitab.
Budaya modern yang tidak sesuai Alkitab itu misalnya: materialisme (menempatkan materi sebagai hal dan tujuan tertinggi dalam hidup), konsumerisme (menganggap barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan), hedonisme (menganggap kesenangan adalah tujuan tertinggi dari segala usaha manusia), liberalisme (menekankan kebebasan yang seluasnya bagi hidup individu dan social), kapitalisme liberal (memupuk modal sebanyak-banyaknya sebagai tujuan tindakan ekonomi), dan elitisme (kecenderungan hidup mewah).
Dimanakah posisi kita saat ini? Janganlah serupa dengan dunia ini. Tuhan Yesus memberkati!
Mengapa Yesus Dicobai Iblis?
Matius 4 : 1-11 menceritakan bagaimana Tuhan Yesus dicobai oleh Iblis. Kejadian ini bagi sebagian orang terasa aneh, sehingga timbul beberapa pertanyaan dan pernyataan seperti berikut:
– kok Tuhan Yesus dicobai? Kalau Dia Tuhan mengapa dia dicobai oleh Iblis?
– Iblis tidak akan berani mencobai Tuhan, jadi kalau Yesus dicobai maka Yesus bukan Tuhan.
Pertanyaan tersebut saya baca dalam sebuah tulisan dari orang yang murtad dari imannya kepada Tuhan Yesus. Sangat disayangkan bahwa pengertiannya yang kurang mengenai firman Tuhan dan ketergantungannya kepada cara berpikir yang salah menjadikannya murtad. Iman Kristiani tidak bertentangan dengan akal logika, tetapi justru melampaui akal logika manusia itu.
Lalu mengapa Yesus dicobai Iblis?
Jawabannya jelas karena Dia berada dalam tubuh daging yaitu tubuh manusia, Yesus adalah Allah 100% dan manusia 100%, itu sebabnya Yesus seringkali menyebut diri-Nya sebagai “Anak Manusia” untuk menunjukkan kemanusiaan-Nya.
Sebagai manusia, Dia juga mengalami pencobaan-pencobaan yang sama yang dialami oleh manusia dalam tubuh daging ini. Pencobaan Iblis bertujuan untuk menjatuhkan Yesus ke dalam dosa yang sama dengan Adam, manusia yang pertama. Perbedaan antara Yesus dan Adam sangat jelas. Adam dibentuk dari tanah dan diberikan nafas hidup, tetapi Yesus tidak demikian. Dia, yang adalah Allah sendiri, masuk ke dalam rahim perawan Maria, dan menjadi manusia.
Alkitab berkata bahwa “semua manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23). Adam dan Hawa berbuat dosa setelah gagal mengatasi pencobaan Iblis di taman Eden, sehingga mereka kehilangan kemuliaan Allah. Hal yang sama pula dikerjakan oleh Iblis kepada Yesus dalam kemanusiaan-Nya, supaya Dia jatuh dalam dosa dan kehilangan kemuliaan-Nya sebagai Allah. Jika Yesus gagal mengatasi pencobaan Iblis, maka akan muncul ungkapan bernada ejekan: “Ternyata Allah sendiri tidak sanggup mengatasi pencobaan Iblis!, dalam rupa-Nya sebagai manusia”.
Tapi, syukur kepada Bapa, dan terpujilah Tuhan Yesus karena Dia membuktikan bahwa dalam rupa dan keberadaan-Nya sebagai manusia, Dia sanggup menang mengatasi pencobaan.
Saya akan mengambil suatu contoh, bila saudara punya kuasa untuk mengubah diri anda menjadi sesuatu yang lain, misalnya menjadi kucing, maka ketika saudara menjadi seekor kucing, saudara akan mengalami kesulitan dan pencobaan serta ujian sebagai seekor kucing. Anjing tidak akan peduli apakah saudara sebenarnya adalah manusia, karena dalam rupa dan keberadaan seekor kucing, anda akan dikejar-kejar oleh Anjing. Anda harus mengalami kesulitan yang sama dengan kucing-kucing lain.
Ini hanyalah sebagai gambaran saja, agar saudara mengerti penjelasan di atas. Namun, keterbukaan saudara kepada Injil dan iman saudara lah yang akan membuat anda mengerti dengan sepenuhnya apa yang saya sampaikan.
Sebab bagi orang-orang yang tidak percaya, firman Tuhan nampak seperti kebodohan, tetapi bagi orang percaya, firman Tuhan itu mulia dan menjadi terang yang bercahaya dalam hidupnya.
Tiga area dalam kehidupan manusia yang dicobai Iblis, nampak dari kisah pencobaan ini.
Yang pertama:
Yesus dicobai dalam hal keinginan daging. Iblis menyuruh-Nya untuk mengubah batu menjadi roti, tetapi Tuhan Yesus berkata bahwa manusia tidak hidup dari roti saja melainkan dari Firman Allah. (Matius 4:4).
Perhatikan bahwa ayat yang bunyinya sama terdapat dalam Ulangan 8:3 : “Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.” Bangsa Israel pernah dicobai dengan hal yang sama, yakni keinginan daging, dan mereka telah gagal di padang gurun. Hanya dua orang saja yang keluar dari Mesir berhasil masuk ke tanah perjanjian yaitu Yosua dan Kaleb, selebihnya adalah keturunan yang lahir di padang gurun.
Kedua:
Yesus dicobai dalam hal keangkuhan atau kesombongan. Iblis menyuruh-Nya menjatuhkan diri ke bawah, karena pasti malaikat akan menatang-Nya dan menolong-Nya. Tapi Yesus berkata: “Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”. Sebagai Yang Maha Kuasa, bukan hal yang susah untuk menjatuhkan diri tanpa terluka sedikitpun, tetapi hal itu merupakan suatu pelanggaran dosa yang terjadi bila dilakukan. Kesombongan merupakan dosa yang tidak berkenan. Allah tidak dapat melanggar kekudusan-Nya sendiri, sehingga Yesus, yang adalah manusia 100% dan Allah 100%, tidak mau melakukan hal itu, karena itu merupakan kesombongan diri.
Ketiga:
Yesus dicobai dalam hal keinginan mata dan hawa nafsu duniawi. Iblis memperlihatkan semua kerajaan dunia beserta kemegahannya dan menawarkan itu semua kepada Yesus, asal Dia mau menyembah Iblis. Jadi, ini tidak meniadakan fakta bahwa Yesus adalah Allah, tetapi kita mengerti bahwa Iblis sedang berusaha menjatuhkan Yesus dari kemuliaan-Nya dan kesucian-Nya serta ketidakberdosaan-Nya. Untuk pencobaan yang ketiga ini, Tuhan Yesus berkata: “”Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Yesus terbukti menang atas Iblis. Dan kemenangan Yesus atas pencobaan Iblis, merupakan kemenangan yang seharusnya dimiliki oleh Adam dan Hawa, dulu sekali ketika mereka juga dicobai Iblis.
Adam membawa kita, seluruh manusia, kepada maut, tetapi Yesus membawa kita kepada hidup, sebagaimana tertulis dalam Roma 5:17 , “Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.”
Tuhan memberkati saudara senantiasa dan saya berdoa supaya iman saudara bertumbuh ke arah Kristus supaya engkau hidup dan memperoleh keselamatan kekal di dalam Dia. Amin.
Hari-hari Penciptaan
Kejadian pasal 1 menceritakan penciptaan langit, bumi dan segala isinya yang dikerjakan oleh Allah. Allah hanya berfirman maka semuanya itu jadi. Kuasa firman Tuhan itu nyata dalam realita historis kehidupan alam semesta.
Jangka waktu Allah menciptakan dunia ini, tercatat dalam Kejadian satu, selama 6 hari, dan pada hari ketujuh Dia beristirahat dari segala pekerjaan penciptaan itu.
Apa saja yang diciptakan oleh Allah dari hari pertama hingga keenam? Berikut ini adalah rinciannya:
Hari ke-1:
– Langit dan bumi
– Terang, ada siang dan ada malam
Hari ke-2:
– Cakrawala
Hari ke-3:
– Daratan dan Lautan
– Segala jenis tumbuh-tumbuhan
Hari ke-4:
– Benda-benda penerang pada cakrawala: matahari, bulan dan bintang-bintang, ini termasuk planet-planet lainnya, dan segala gugusan bintang-bintang
Hari ke-5:
– segala jenis mahkluk hidup di dalam air
– segala jenis burung yang bersayap
Hari ke-6:
– Manusia, diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (serupa dan segambar dengan Allah)
– segala jenis mahkluk hidup di darat, ternak, binatang melata dan binatang-binatang liar
Ada satu hal perbedaan ketika Allah menjadikan manusia dibandingkan dengan yang lain. Bila yang lain Allah hanya berfirman maka menjadi ada, ketika menciptakan manusia Allah tidak berfirman, tetapi Dia membentuknya dari tanah lalu menghembuskan nafas hidup kepadanya. Hal ini tercatat dalam Kejadian 2:7. Ini menunjukkan bahwa manusia merupakan ciptaan yang spesial, yang berbeda dari ciptaan lainnya.
Dalam ayat 31 dikatakan: “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.” Jadi jelas bahwa Allah membuat segala sesuatu dengan sempurna dan amat baik adanya, bukan sekedar baik tetapi amat baik, ini menunjukkan suatu tingkat kualitas penciptaan yang Allah kerjakan, bukan main-main, tetapi suatu keseriusan Allah dalam menciptakan segalanya.
Hari Terakhir di 2012
Hari ini adalah hari terakhir di Tahun 2012, tapi bukan berarti akhir dari segalanya. Ada masa depan yang Tuhan sudah rancangkan buat masing-masing kita yang hidup di dunia ini.
Namun, hari ini saya mendengar kabar mengenai meninggalnya seorang abang rohani, sewaktu kuliah di Bandung dulu. Namanya Bang Doly Hutapea.
Bagi dia, hari ini adalah hari terakhirnya berada di dunia yang fana ini. Tugasnya sebagai seorang manusia, pelayan Tuhan, suami dan ayah sudah selesai. Namun, kehidupannya tidaklah berakhir, karena ada hidup sesudah mati, seperti yang dikatakan dalam Alkitab, dan sesuai dengan janji Tuhan Yesus sendiri yang berkata: “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati,..” (Yohanes 11:25).
Bagaimana bila hari ini adalah hari terakhir buat kita? Apakah yang akan kita lakukan? Tidak ada yang tahu kapan hari-harinya berakhir di bumi ini, namun kita memiliki kepastian di dalam Tuhan, bahwa segala sesuatu ada waktunya dan semua indah pada waktunya. Tuhan telah menetapkan langkah-langkah setiap orang yang berkenan kepada-Nya.
Apa yang harus kita lakukan?
Mazmur 37:3 berkata: “Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia”
Dalam hidup yang Tuhan percayakan, biarlah kita senantiasa memuliakan nama Tuhan, melakukan apa yang menjadi panggilan-Nya bagi kita. Setiap orang percaya diberikan tugas untuk menjadi pemberita Injil, bukan saja pendeta, penginjil, hamba Tuhan, namun semua orang percaya harus menjadi saksi Kristus. Bagi setiap kita yang percaya inilah pesan firman Tuhan melalui rasul Paulus: “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!”
2 Timotius 4:5.
Janji Tuhan Yesus sungguh memberikan kekuatan, Ia berkata jangan kuatir, dan Ia juga berkata bahwa Ia akan menyertai kita sampai akhir jaman.
Jangan takut menghadapi tahun 2013 sebab Tuhan beserta kita senantiasa.
Selamat Tahun Baru 2013, Tuhan Yesus memberkati!
Selamat Natal
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya barangsiapa percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yoh. 3:16)
SELAMAT HARI NATAL 2012
Kasih karunia dan berkat serta damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Tuhan Yesus Kristus dalam persekutuan yang erat dengan Roh Kudus menyertai saudara senantiasa sekarang dan selamanya.
Percaya Yang Memberi Kemenangan
Maria dan Marta serta semua orang yang hadir, tidak ada yang percaya Lazarus akan hidup, tetapi Tuhan hendak mengajar mereka, terlebih khusus para murid, untuk belajar percaya kepada Allah dengan hati yang sungguh-sungguh. Tuhan Yesus hendak menyatakan kepada mereka, bahwa Dia sanggup melakukan segala perkara yang tidak mungkin.
Jangan takut menghadapi hari esok, sebab ada Tuhan yang selalu beserta dengan kita.
Ingatlah pesan firman Tuhan hari ini: Jika engkau percaya, maka engkau akan melihat kemuliaan Allah. Hanya ada satu syarat untuk mengalami dan menyaksikan mujizat-Nya, yaitu PERCAYA! Percaya saja dan Dia beri kita kemenangan. Haleluya.
Kalau Tuhan Berkenan
“Besok saya pasti hadir!”, begitu kira-kira jawaban seorang bapak kepada temannya yang menanyakan kesanggupannya untuk datang ke suatu acara. Maksudnya memang jelas, bahwa dia akan hadir besok. Tapi, ternyata kata-kata tersebut kurang baik secara Alkitabiah, dan berdasarkan Firman Tuhan, perkataan semacam itu seharusnya tidak terucap dari mulut kita. Apa sebab tidak boleh berkata demikian? Karena kita tidak tahu apakah besok masih hidup atau tidak di bumi ini.
Saya pernah mendengar seorang bapak yang sedang kampanye untuk salah satu kandidat gubernur di Jawa Barat. Dia mengatakan, “Saya tidak mau mendahului kehendak Tuhan, tetapi saya sampaikan hari ini bahwa bapak…. (nama calon disebutkan) pasti akan menang!”. Bagaimana bisa berkata tidak mendahului Tuhan, tapi prakteknya dia sudah mendahului Tuhan? Akhirnya, sang kandidat kalah dari kandidat gubernur lain. Betapa malunya bapak ini yang sudah menggembar-gemborkan hal itu di mana-mana.
Dalam Yakobus 4:13-15 tertulis: ”
Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung, ” sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.”
Pesan dari ayat ini sangat jelas, kita harus berkata “jika Tuhan menghendakinya”, atau “kalau Tuhan berkenan”, untuk merencanakan sesuatu hal, sebab kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Jadi, semua rencana kita harus kita serahkan kepada Tuhan dan dengan rendah hati kita berkata: “Jika Tuhan berkenan”.
Kalau saudara punya rencana bisnis atau usaha atau bahkan pelayanan sekalipun, jangan dengan congkak berkata akan berhasil dengan begini dan begitu, sebab semua urusan kita ada dalam kuasa Allah. Firman Tuhan berkata bahwa Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihi orang yang rendah hati (Yak. 4:6).
Dalam hal apapun di hidup kita, biarlah kita merendahkan diri dan memiliki kerendahan hati, menyadari bahwa semua ada di dalam tangan Tuhan yang penuh kuasa.
Sebentar lagi kita masuk ke tahun yang baru, tahun 2013, biarlah kita dengan rendah hati berkata “Kalau Tuhan berkenan, saya akan melakukan ini dan itu, dan kiranya Tuhan memberkati kehidupan saya, di sepanjang tahun yang baru”.
Saya percaya berkat Tuhan akan menyertai kita yang rendah hati dan berserah kepada Tuhan Yesus.
Amsal 22:4 berkata: “Ganjaran kerendahan hati dan takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan kehidupan.”
dan lagi, kita beroleh dukungan dari Tuhan sendiri yang berkata: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5)
Selamat menyongsong tahun baru 2013. Berkat dan damai sejahtera dari Bapa dan kasih karunia dari Tuhan Yesus Kristus di dalam persekutuan dengan Roh Kudus, menyertai kita semua, sekarang dan selamanya. Amin.
Ekspresi Natal Dari Allah
Apa ekspresi Natalmu?
Mungkin ini adalah pertanyaan sederhana yang akan memperoleh berbagai macam jawaban.
Natal merupakan hari perayaan kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Meskipun tanggal kelahiran Yesus ke bumi tidak diketahui secara pasti bulan Desember, namun intinya adalah bahwa kita merayakan datangnya pribadi Allah ke dalam dunia ini. Ada orang-orang yang pernah saya temui, mereka tidak tahu kapan mereka dilahirkan, tetapi mereka menetapkan suatu tanggal tertentu untuk merayakan hari kelahiran mereka.
Tradisi gereja mula-mula, tidak menekankan perayaan kelahiran Tuhan Yesus, tetapi lebih kepada kematian-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Jemaat mula-mula lebih fokus dalam merayakan Paskah. Namun, mengingat kejadian kelahiran Tuhan Yesus, merupakan suatu peristiwa yang ajaib, maka dirayakanlah Natal kelahiran Yesus tersebut.
Bukan tanggal yang menjadi fokus, melainkan esensi dari Natal itu, bahwa oleh Kasih Allah, Ia turun ke dunia, menjadi manusia sama seperti kita. Kelahiran-Nya ditandai dengan kemeriahan para bala tentara Malaikat sorga yang menunjukkan kemuliaan kepada para gembala, serta bintang yang bersinar terang, menandai lahirnya Juruselamat dunia, yang dilihat oleh para Majus.
Dalam Yohanes 3:16 tertulis: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Kembali kepada pertanyaan di awal, apakah ekspresi natalmu?
Kebiasaan kita di hari Natal adalah merayakannya dengan ibadah di hari Natal, diiringi keceriaan dalam berbagi kado atau hadiah Natal. Ada orang yang merayakannya dengan menyiapkan baju baru, sepatu baru atau hal-hal lahiriah lainnya yang serba baru dan terkadang mewah. Di Manado, Natal identik dengan belanja barang-barang baru, sehingga kalau sudah mendekati bulan Desember, jalanan macet dengan orang-orang yang sibuk berbelanja sana sini. Tapi, bukan hanya di Manado saja, hal ini juga terjadi di kota-kota lain.
Bahkan di negara yang mayoritas non-Kristen pun, Natal dirayakan dengan begitu mewah. Tahun 2012 ini, di Dubai, Uni Emirat Arab, sebuah hotel memasang pohon Natal termahal di dunia, yang ornamen-ornamennya di lapisi emas dan terdiri dari berbagai perhiasan serta berlian, yang akan dicatat dalam Guinnes Book of The Records. Di Tokyo, Jepang, kemeriahan Natal pun begitu terasa, meskipun mayoritas penduduknya bukanlah Kristen.
Memang, Natal kelahiran Tuhan Yesus, adalah peristiwa yang luar biasa ajaib, namun bukan berarti bahwa kita harus merayakannya secara glamour, penuh kemewahan. Sebab, ekspresi Natal dari Allah justru menunjukkan sebuah kesederhanaan. Ia dilahirkan di kandang domba, yang begitu hina. Apakah Dia tidak mampu? Jelas Allah mampu lahir di tempat yang lebih baik, tetapi Dia memilih sebuah kandang domba dan sebuah palungan untuk menjadi tempatnya berbaring. Tuhan menunjukkan bahwa kelahiran-Nya bukanlah untuk suatu kesombongan, tetapi Dia menunjukkan kerendahan hati-Nya, bukan saja kerelaan-Nya menjadi manusia sama seperti kita, tetapi juga kerelaan-Nya sampai serendah-rendah-Nya dalam sudut pandang manusia umumnya, yang mementingkan lahiriah daripada batiniah.
Di Natal 2012 ini, biarlah ekspresi Natal kita adalah kesederhanaan dan kepedulian kepada sesama. Membeli baju atau sepatu baru boleh saja, karena mungkin memang hanya setahun sekali kita membelinya. Tetapi, yang terutama adalah perubahan sikap hati kita, batiniah kita, agar di Natal ini, hidup kita sungguh-sungguh memuliakan Tuhan.
Bukankah Dia telah mengaruniakan kepada kita segala yang baik dari dalam Sorga? Dia datang karena kasih-Nya pada kita yang besar. Tanpa kedatangan-Nya, maka bagi kita tidak ada harapan untuk keselamatan dan kehidupan kekal.
Ada banyak orang di sekitar kita yang perlu kasih Allah. Tunjukkanlah dan nyatakanlah kasih Allah itu, yang telah kita terima, kepada mereka, melalui sikap dan perbuatan kita yang baik dan penuh kasih. Mulailah dari keluarga kita, kepada suami atau istri, orang tua, atau anak-anak kita, agar kasih Allah itu terpancar keluar dan mereka dapat merasakan betapa Allah mengasihi mereka juga, karena melihat kasih kita.
Apakah ekspresi Natalmu?
Kesederhanaan dan kepedulian dan satu lagi ialah ucapan syukur kepada Allah yang telah begitu baik kepada kita.
Sebab manusia tidak layak menerima kebaikan Allah, tetapi Ia mau memberikannya kepada kita sebagai suatu anugerah.
Tidak ada yang dapat membeli keselamatan, sebab keselamatan itu begitu mahal harganya. Tidak ada pula yang dapat memperoleh dan meraih keselamatan itu, meskipun dengan perbuatan baik dan amal saleh yang besar, sebab manusia sudah jatuh dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Roma 3:23 berkata: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”. Itu sebabnya Ia memberikannya secara cuma-cuma bagi saudara dan saya, sebagai suatu anugerah dan kasih karunia yang ajaib.
Selamat Hari Natal 2012 dan selamat menyongsong tahun baru 2013. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Bapa di sorga dan dari Tuhan Yesus Kristus, dalam persekutuan dan penghiburan Roh Kudus, menyertai kita semua senantiasa.
Amin.
Kasih Itu Berkorban
Jikalau kita mengatakan mengasihi Allah, namun tidak dapat mengasihi manusia, maka itu adalah omong kosong belaka.
Jikalau kita mengatakan bahwa kita mengasihi, namun tidak mau berkorban, maka itu pun suatu kebohongan.
Tuhan Yesus telah membuktikan kasih-Nya dengan mengorbankan diri-Nya sendiri. Bukan sekedar tubuh jasmani-Nya, melainkan semua yang Dia miliki, telah dikorbankan-Nya bagi kita.
Seorang penginjil India, Sundar Singh, menulis tentang kebakaran hutan di pegunungan Himalaya yang ia saksikan ketika sedang melakukan perjalanan. Saat banyak orang berusaha memadamkan api, ada sekelompok orang yang memandangi sebuah pohon yang dahan-dahannya mulai dijalari api. Seekor induk burung dengan panik terbang berputar-putar di atas pohon. Induk burung itu mencicit kebingungan, seakan-akan mencari pertolongan bagi anak-anaknya yang masih di dalam sarang. Ketika sarang mulai terbakar, induk burung itu tidak terbang menjauh. Sebaliknya, ia justru menukik ke bawah dan melindungi anak-anaknya dengan sayapnya. Dalam sekejap, ia beserta anak-anaknya hangus menjadi abu.
Lalu Singh berkata kepada orang-orang itu, “Kita baru saja melihat hal yang luar biasa. Allah menciptakan burung yang memiliki kasih dan pengabdian begitu besar sehingga rela memberikan nyawanya untuk melindungi anak-anaknya …. Kasih seperti itulah yang membuat-Nya turun dari surga dan menjadi manusia. Kasih itu juga membuat-Nya rela mati sengsara demi kita semua.”
Cerita di atas adalah sebuah ilustrasi yang mengagumkan akan kasih Kristus kepada kita. Kita juga berdiri dengan takjub saat merenungkan api penghakiman suci yang membakar Bukit Kalvari. Di sanalah Kristus bersedia menderita dan “memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib” (1 Petrus 2:24). Betapa hebat kasih-Nya atas kita, sungguh luar biasa dan ajaib, demikianlah kasih Allah yang maha besar, sehingga kita kelimpahan akan kasih karunia-Nya.
Dia tidak membalaskan kepada kita hukuman yang setimpal dengan perbuatan kita, melainkan mengasihi kita dengan kasih-Nya yang besar.
Marilah kita mempraktekkan kasih itu dalam hidup kita secara nyata, bukan sekedar di bibir, tetapi sungguh dari dalam hati dan mengalir keluar secara nyata dalam perbuatan kita sehari-hari.
Ikan Koi Bikin Rejeki?
Banyak orang punya kepercayaan yang salah, salah satunya percaya bahwa memelihara ikan koi bisa membawa rejeki.
Bukankah ikan koi adalah ciptaan Tuhan? Lalu mengapa kita mesti percaya kepada ikan koi, dan bukan kepada Tuhan.
Bukti apapun yang ditunjukkan tidak merupakan bukti yang sah karena pikiran manusia sudah jatuh begitu dalam sehingga lupa kepada Tuhan.
Jangan ada Allah lain di hadapanKu, demikian firman Tuhan. Dan sembahlah hanya kepada Tuhan saja.
Tanpa sadar banyak orang sudah menyembah berhala-berhala dalam kehidupan mereka.
Hanya percaya kepada Yesus, Tuhan, juruselamat kita. Dia adalah Bapa yang baik, yang memberi berkat kepada orang baik dan yang jahat.
Tuhan Yesus berkata: “Jikalau firmanKu tinggal di dalam kamu, dan kamu tinggal di dalam Aku, mintalah apa saja, maka akan diberikan kepadamu”.
Rejeki atau berkat datang dari Tuhan, jadi percayakan hidup kita kepadaNya. Amin.