Politik Dalam Kacamata Alkitab

Politik sesuai firman Tuhan

Saya tidak akan membahas secara mendalam, namun singkat saja mengenai politik dari perspektif Alkitab.  Dalam Alkitab banyak sekali contoh yang tersedia guna dipakai untuk diterapkan dalam kehidupan berpolitik.
Dari pengertiannya, ada bermacam-macam definisi tentang politik, namun menurut saya yang paling cocok adalah “usaha bersama dalam mengambil kebijakan untuk mewujudkan kebaikan bersama”.

Orang-orang cenderung berkata bahwa politik itu kotor, politik itu suka memperdayai orang lain, menjatuhkan dan menjebloskan orang lain ke dalam keadaan yang tidak baik, yang seringkali diistilahkan sebagai “tumbal politik”, demi langgengnya kekuasaan.

Dalam Alkitab ada begitu banyak contoh tokoh-tokoh Alkitab yang hidup dalam dunia politik, seperti Saul, Daud, Salomo, Daniel, Ester, Mordekhai, dan lain-lain.  Melihat kehidupan Saul, maka kita dapat mengambil pelajaran tentang politik kotor yang telah dilakukannya.  Saul membenci Daud, dan menganggapnya sebagai lawan yang harus disingkirkan. Saul juga bersikap sombong dan menganggap dirinya mampu sehingga tidak mengandalkan nasehat dan firman Tuhan.

Tetapi Daud melakukan apa yang baik, jujur dan berkenan kepada Tuhan.  Integritas pribadi yang mulia, ditunjukkan oleh berbagai tokoh dalam Alkitab, bagaimana mereka tetap memegang teguh prinsip kebenaran meskipun nyawa harus menjadi taruhannya.
Berpolitik bukan berarti kita boleh kompromi dengan dosa atau hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah.  Dalam berpolitik kita harus mengedepankan prinsip firman Tuhan supaya tidak terjadi hasil keputusan yang bertentangan dengan isi firman Tuhan. 

Hari-hari ini situasi politik di Indonesia semakin menggeliat menjelang pemilu tahun 2014.  Banyak kader-kader muda, maupun yang sudah sepuh ingin ikut berkecimpung dalam percaturan politik negara kita.  Namun, banyaknya peserta pemilu berarti tingginya pula tingkat persaingan dalam merebut kursi kekuasaan. 

Sebagai hamba Tuhan saya hanya menyampaikan kepada saudara-saudara yang mau atau sudah terjun dalam dunia politik agar hidup sesuai kebenaran firman Tuhan.  Lakukanlah yang baik dan berkenan kepada Tuhan, bersikaplah jujur dan miliki integritas sebagai orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, berani menanggung resiko dari prinsip kebenaran yang dipegang teguh, dan menolak dosa dan tawaran duniawi.

Mazmur 37:27 berkata: “Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan tetap tinggal untuk selama-lamanya.” 

Kalau engkau setia dan taat kepada firman-Nya dan melakukan dengan sungguh-sungguh apa yang dikehendaki Tuhan dalam hidupmu, maka engkau akan diangkat Tuhan kepada posisi yang terbaik sehingga nama Tuhan dipermuliakan melalui kehidupanmu.

Politik itu bersih di tangan orang yang bersih hati dan sikapnya, tetapi kotor di tangan orang yang jahat.  Ingatlah akan penderitaan sesamamu dan lakukanlah yang terbaik untuk kebaikan semua tanpa mengabaikan kebenaran iman Kristiani.

Menyerahkan Kekuatiran

Setiap orang tidak akan luput dari rasa kuatir, meskipun orang kaya yang hartanya berlimpah, kekuatiran juga tidak lepas dari dirinya.  Berbagai macam orang dengan berbagai latar belakang pasti punya rasa kuatir, dan bentuk-bentuk kekuatiran itu bermacam-macam.

Kekuatiran yang disimpan, dipelihara lama-kelamaan akan menimbulkan kecemasan yang berlebihan bahkan bisa menyebabkan stress serta depresi yang berat bila tidak segera ditangani dengan baik.  Kekuatiran punya tingkatan-tingkatannya juga, ada yang ringan ada yang berat.

Untuk mengatasi kekuatiran tidak bisa hanya dengan memberikan apa yang membuat dia tidak kuatir.  Contoh, orang yang kuatir akan kebutuhan mendasar, misalnya makanan, maka kekuatirannya nampak akan hilang saat diberikan makanan, untuk sehari. tapi besok kuatirnya akan muncul lagi. Bila diberi stok makanan untuk sebulan, kekuatirannya nampaknya hilang selama sebulan, tapi setelah itu muncul lagi.

Inti masalah dari kekuatiran ada dalam pikiran manusia. Sehingga perubahan pikiran atau mindset lah yang penting.  Alkitab berkata: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (1 Petrus 5:7)  Ayat ini menunjukkan bahwa manusia yang kuatir itu alamiah, tetapi kekuatiran itu jangan disimpan, tetapi perlu diserahkan kepada Tuhan agar Tuhan yang bekerja menolong kita.  Kita tidak dapat menolong diri kita sendiri dengan kekuatan kita, sebab masalah-masalah apapun kita perlu pertolongan Tuhan.  Ijinkan Tuhan bekerja dan campur tangan dalam permasalahan kita, kalau kekuatiran itu sudah kita serahkan, maka jangan diambil lagi dari Tuhan.  Kalau sudah diserahkan kepada Tuhan, berarti kita gak usah pusing memikirkan persoalan itu lagi, sebab Tuhan yang akan bekerja untuk menolong kita.

Kiranya saudara dapat hidup lepas dari kekuatiran, dan penuh dengan kebahagiaan serta kemenangan di dalam Tuhan Yesus. Amin!

Ajari Anak-anak Dengan Firman Tuhan

Tugas mendidik anak jangan semata-mata diserahkan kepada sekolah atau guru.  Sebagai orangtua, harus punya peranan yang aktif dalam membimbing anak agar menjadi anak yang takut akan Tuhan. 

Bila seorang anak kecil dari kelas 1 SD bersekolah di sekolah negeri, dan di sekolahnya tidak mendapatkan pelajaran agama Kristen, melainkan agama lain, dan diperparah lagi dengan tidak adanya bimbingan dari orangtua mengenai kerohanian Kristen, maka jangan kecewa atau bingung bila suatu saat anak itu berbeda imannya dengan orangtua.

Kontinuitas atau kelangsungan yang tetap dari suatu doktrin yang terus menerus diajarkan kepada seorang anak, akan membuat otaknya atau pikirannya terbentuk sebagaimana yang diajarkan.  Oleh karena itu, semua orang tua jangan berusaha menghindar dari tugas untuk mendidik anak. 

Ulangan 6:7 berisi perintah Tuhan kepada para orangtua untuk mengajar anak-anak mereka dalam takut akan Tuhan, supaya anak-anak mereka melakukan kehendak Tuhan dan hidupnya diberkati di bumi.

Jangan mengandalkan satu atau dua jam di sekolah minggu, lalu berharap anak akan menjadi berperilaku baik, padahal orangtua bersikap kasar dan tidak memberi teladan yang baik di rumah, serta tidak mengajarkan Firman Tuhan.

Mazmur 112:1-2 berkata : “Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.  Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati.” 

Otak manusia bisa diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan agar memiliki berbagai keahlian dan kemampuan untuk maju dan mandiri, tetapi kita tidak boleh lupa kepada akar masalahnya, yakni apa yang menjadi kunci agar seseorang berhasil.    Dalam Amsal 1:7 tertulis: ”Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.”   Jadi, takut akan Tuhan itulah kuncinya.

Firman Tuhan itu benar, terbukti bahwa negara-negara Kristen merupakan negara-negara yang sangat diberkati, tangguh dan perkasa.  Bahkan Amerika Serikat menjadi polisi dunia, yang mengatur berbagai kebijakan politik, ekonomi dan militer.  Eropa pun demikian, meskipun sekarang ini terjadi kemerosotan kekristenan di negara-negara benua tersebut.  Mereka telah melupakan Tuhan, dan akar iman mereka dalam Kristus, karena kenyamanan dan kesenangan dunia yang membuai hidup mereka. Krisis ekonomi yang terjadi sekarang merupakan peristiwa yang diijinkan Tuhan untuk menegur mereka agar kembali kepada iman dan kasih mereka yang mula-mula.

Bila kita mau anak cucu kita perkasa dan menjadi generasi tangguh, kita harus hidup takut akan Tuhan, dan ajari mereka dengan Firman Tuhan, dan hidup sesuai kehendak Tuhan.

Kelepasan Oleh Kuasa Tuhan

Suatu hari beberapa bulan yang lalu, seorang ibu membawa anaknya perempuan yang masih kelas 1 SD.  Anaknya sering melihat setan-setan atau roh-roh jahat dalam bentuk yang mengerikan, terutama di sekolahannya di Lab School Jakarta. Karena hal itu, ia takut untuk pergi ke sekolah.  Setiap kali diantar ke sekolah, dia tidak mau masuk karena ada makhluk-makhluk aneh dan jahat yang dilihat olehnya.

Saya tanya apakah ada sesuatu yang menyebabkan celah okultisme bagi anak ini, dan ternyata celah itu adalah dari suami ibunya yang masih beragama lain.  
Saya hanya melakukan bagian saya yaitu berdoa minta Tuhan Yesus menutup matanya dari melihat roh-roh jahat, setan dan kuasa kegelapan, serta agar anak ini senantiasa dilindungi Tuhan. Kemudian saya mengurapi matanya dengan minyak disertai dengan doa minta perlindungan dan kelepasan dari Tuhan.

Setelah 2 minggu tidak ada kabarnya, saya menelpon dan puji Tuhan, anak ini sudah tidak lagi diganggu setan-setan dan sudah berani ke sekolah.  Saya bersyukur dan bersukacita karena Tuhan Yesus sungguh ajaib melepaskan mereka yang terbelenggu. Satu pesan saya kepada ibunya adalah membimbing anaknya dalam pengenalan firman Tuhan, supaya imannya bertumbuh.

Tuhan Yesus berkata bahwa semua kuasa di surga dan di bumi telah diberikan kepada-Nya.  Tidak ada satupun kuasa yang dapat melawan kuasa Tuhan Yesus, sebab segala sesuatu telah ada di bawah kaki-Nya.

Alkitab berkata: “sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.”(1 Yoh. 4:4).  Apa yang ada di dalam kita ialah Roh Kudus, yakni Roh Allah sendiri yang punya kuasa atas segalanya.  Ingatlah bahwa Bapa, Tuhan Yesus dan Roh Kudus itu satu adanya. Setiap kita yang percaya telah menjadi anak-anak Allah dan diberi kuasa untuk menaklukkan iblis, dosa dan maut.  Kita berkemenangan di dalam Tuhan Yesus oleh iman kita. Haleluya!

Cukupkan Diri Dengan Yang Ada

Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”
Ibrani 13:5
Karena diskon besar, ribuan orang mengantri untuk membeli pada peluncuran handphone Blackberry Bellagio di Pacific Place, Jakarta, tahun yang lalu. Mereka rela antri panjang meninggalkan pekerjaan atau membayar joki untuk mengantri. Beberapa dari mereka terluka karena terjadi kekacauan. Polisi pun akhirnya turun tangan membubarkan acara. Kebanyakan orang cenderung untuk tergiur membeli bila ada barang yang dijual disertai diskon, meskipun untuk itu, ia harus rela mengeluarkan uang yang tidak sesuai dengan rencana bulanan, atau bahkan tega menghabiskan gaji sebulan demi mendapatkan apa yang ditawarkan dengan iming-iming diskon besar. Yang lebih parah lagi, kalau sampai berani meminjam untuk membeli produk yang sedang obral itu.
Kita harus belajar untuk mengendalikan keinginan dan mencukupkan diri kita dengan apa yang ada. Kebiasaan untuk terus memenuhi keinginan akan membuat kita terjebak dengan jerat keuangan yang dapat membuat goyah keharmonisan dalam rumah tangga. Banyak suami istri bertengkar dan bahkan berpisah hanya gara-gara masalah keuangan.
Bila uang melimpah, gunakanlah untuk kemuliaan nama Tuhan agar kita dapat menjadi berkat, dan bila uang sedikit, bersyukurlah dan cukupkanlah diri kita dengan yang ada. Salah satu tips yang baik dalam pemakaian keuangan: ”Belilah yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan.”
Tuhan Allah kita tidak akan membiarkan dan meninggalkan kita. Dia adalah pemelihara hidup kita. Percayakan hidup kita selalu dalam tangan-Nya.

Engkau Akan Berhasil Karena Tuhan Yesus

Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. (Mazmur 1:3)  

Allah Bapa di sorga adalah Bapa yang baik yang memelihara kehidupan anak-anak-Nya.  Bapa di dunia saja tahu memberi yang baik kepada anak-anak-Nya terlebih lagi Bapa di sorga.  Hal ini perlu kita camkan dalam hati dan pikiran kita, bahwa Bapa di sorga sungguh baik. 

Dengan mengetahui bahwa Dia baik, maka kita tidak kuatir dalam menjalani hidup ini.  Apapun yang menjadi kebutuhan kita pasti disediakan oleh Bapa yang menciptakan kita.  Janji Berkat kepada Abraham, kita terima juga oleh iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus.  Kita berhak menerima janji-janji Allah yang diberikan kepada Abraham.  

Kita tidak hanya diberikan jaminan hidup kekal di sorga, tetapi jaminan hidup berkelimpahan juga di atas bumi ini, dimana sekarang kita hidup.  Allah tidak akan membiarkan kita miskin dan menderita, sebab itu bukanlah rancangan Allah buat kita.  
Rancangan-Nya adalah rancangan damai sejahtera dan sukacita serta hidup yang penuh harapan.

Bagaimana caranya berhasil? Hanya satu kuncinya yaitu setia dalam segala perkara yang dipercayakan Allah kepada kita.  Dimulai dengan perkara-perkara kecil, bila kita bisa jujur dan setia serta tekun di dalamnya, maka Tuhan akan mempercayakan perkara-perkara besar.

Salah satu kesalahan yang seringkali dilakukan ialah terlalu ingin cepat meraih yang besar dan terlalu ingin cepat naik ke puncak atau keberhasilan.  Ingatlah keberhasilan yang instan akan membuat kita menjadi sombong dan menyepelekan campur tangan Tuhan.

Ayat dalam Mazmur 1:3 ini menjanjikan berkat dan keberhasilan buat siapa? Tentu saja buat semua yang setia melakukan perkara-perkara dalam ayat sebelumnya, yaitu ayat 1 dan 2: “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.”

Jika kita hidup benar di hadapan Tuhan, setia dalam melakukan Firman-Nya, saya percaya maka kita akan mengalami berkat-berkat Allah dalam hidup kita.  Setia beribadah dan tekun melakukan usaha pekerjaan kita, Tuhan janji bahwa semua yang kita perbuat akan berhasil.  Itu sebabnya Tuhan Yesus katakan jangan kuatir, karena Dia memelihara hidup kita.  Yang harus kita pikirkan adalah bagaimana berkenan kepada Tuhan, hidup benar di hadapan-Nya.

Usahakan jangan berhutang, gunakan apa yang ada padamu, supaya hati tenteram dan pikiran tenang.  Bersyukur dengan berkat atau rejeki yang Tuhan berikan. Dan cukupkan diri dengan apa yang ada. Saya percaya bahwa bila kita membiasakan diri hidup sederhana dan mencukupkan diri dengan apa yang ada, maka perlahan tapi pasti keadaan kita akan semakin naik dan bukan turun.  Hidup kita akan semakin diberkati Tuhan. 
Jangan lupa untuk menjadi berkat juga buat orang lain, sebab Firman Tuhan berkata bila kita memberi maka kita akan diberi.  Orang yang murah hati, akan beroleh kemurahan. Ini adalah hukum Allah, yang berlaku bagi kita.  Hukum tabur tuai. Tuhan akan memberkati rotimu dan airmu, segala penyakit dilalukan. Sungguh luar biasa berkat pemeliharaan Tuhan bagi kita, hidup kekal Dia berikan, hidup di bumi Dia jamin. Haleluya.

Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin!

Memperhatikan Yatim Piatu dan Janda-Janda

ImageIbadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia. Yakobus 1:27

Dari ayat di atas, Yakobus berbicara mengenai ibadah yang murni dan tak bercacat di hadapan Allah Bapa.  Sesungguhnya ibadah itu merupakan suatu bentuk kepedulian dan kasih kita kepada Tuhan.  Kita sering mengenal ibadah sebagai sebuah kegiatan seremonial liturgis di dalam sebuah gedung gereja atau pelayanan.  Memang benar itu adalah termasuk ibadah, dan kita harus melakukannya dengan sungguh-sungguh.  Sebab dalam Ibrani 10:25  tertulis: “Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.”  

Namun ibadah itu harus komplit, bukan sekedar rutinitas mingguan kita ke gereja lalu kita merasa puas dan bangga karena kita sudah beribadah.  Jika kita tidak memperhatikan sesama kita yang menderita maka ibadah kita tidaklah lengkap.  

Yakobus mengingatkan kita untuk memperhatikan anak-anak yatim piatu dan janda-janda yang benar-benar dalam kesusahan.  Kesusahan ini bisa terdiri dari dua aspek yaitu, kesusahan lahiriah dan kesusahan batiniah.  

Kesusahan lahiriah berarti kesusahan dalam pemenuhan kebutuhan hidup, dengan kata lain, miskin dan kekurangan, sehingga untuk mengatasi hal ini, kita harus memberikan segala daya upaya kita untuk membantu mereka agar tercukupi kebutuhan hidupnya secara materi yang mendasar, yakni makanan minuman, pakaian serta tempat tinggal.

Kesusahan batiniah mencakup kesulitan dalam jiwa seperti pikiran yang stress, tertekan, sehingga diperlukan konseling atau bimbingan secara rohani agar mereka dapat bertumbuh dalam pengenalan yang benar akan Tuhan serta teguh dalam iman.

yatim piatu dan janda-janda yang dimaksud disini harus dilayani berdasarkan kasih Kristus, namun ingat bahwa satu hal yang harus diperhatikan adalah terdapat pada bagian akhir dari ayat tersebut yakni: “menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia”.  
Melakukan pelayanan kepada yatim piatu dan janda harus disertai tindakan untuk menjaga diri kita sendiri supaya tidak dicemarkan oleh dunia, tidak melakukan dosa dan pelanggaran kepada Tuhan. 

1 Timotius 5:3 berkata: “Hormatilah janda-janda yang benar-benar janda.”  Apakah maksud dari ayat ini? Berarti ada janda yang bukan janda? Maksudnya ialah bahwa ada syarat seseorang disebut benar-benar janda. Salah satu syarat dituliskan demikian dalam 1 Timotius 5:9 yaitu : “Yang didaftarkan sebagai janda, hanyalah mereka yang tidak kurang dari enam puluh tahun, yang hanya satu kali bersuami”

Jadi jangan beralasan yang macam-macam untuk mengunjungi janda yang berusia muda, apalagi yang mengunjungi adalah seorang laki-laki, meskipun seorang hamba Tuhan, sangat tidak dianjurkan untuk mengunjungi apalagi seorang diri.  Itu sebabnya dituliskan agar menjaga dirinya supaya tidak dicemarkan dunia.  Sebab ada yang melakukan pelayanan kepada janda muda, pada akhirnya adalah terjadi perzinahan yang dibenci oleh Allah yang Maha Kudus.

Penjelasan lain akan diberikan pada kesempatan yang berikutnya, namun inti dari renungan hari ini ialah, lakukanlah pelayanan kepada orang-orang yang membutuhkan, seperti yatim piatu dan janda yang berkekurangan, sebab itu merupakan ibadah yang murni di hadapan Allah.  

Tuhan Yesus memberkati saudara! Amin.

Tuhan Yesus Berkuasa Mengampuni Dosa

forgiven-jesus20forgivesSesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri.
Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: “Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.”
Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: “Ia menghujat Allah.”
Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?
Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah?
Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” — lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu —: “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!”
Dan orang itupun bangun lalu pulang.
(Matius 9:1-7)
Kisah ini menunjukkan suatu kuasa yang dimiliki oleh Tuhan Yesus, yaitu Mengampuni Dosa.
Perhatikan disini bahwa ketika Tuhan Yesus mengampuni dosa orang yang lumpuh itu, beberapa ahli Taurat berkata bahwa Yesus menghujat Allah.  Mengapa dikatakan bahwa Yesus menghujat Allah? Karena dengan mengatakan demikian, yaitu bahwa “dosamu sudah diampuni”, sama artinya dengan hendak mengatakan bahwa diri-Nya (Yesus) adalah Allah, dan itu merupakan suatu penghujatan kepada Allah.
Menyamakan atau menyetarakan diri dengan Allah merupakan penghujatan kepada Allah. Ahli Taurat dan segenap Israel mengetahui bahwa hanya Allah yang dapat mengampuni dosa, ya hanya Allah saja.  Dengan demikian, seorang manusia yang berkata bahwa ia dapat mengampuni dosa orang adalah suatu penghinaan dan penghujatan kepada Allah.
Hal ini berbeda dengan bila kita mengampuni orang yang berbuat salah kepada kita. Kita bisa berkata kepada orang yang berbuat salah kepada kita bahwa dosanya sudah kita ampuni, tapi tentu dosa yang ada hubungannya dengan pribadi kita, yaitu yang merugikan atau menginjak-injak hak kita.
Pengampunan yang Yesus berikan kepada orang lumpuh itu tidak sama dengan pengampunan (pemberian maaf) dari seseorang kepada orang yang berbuat salah kepadanya.  Pengampunan yang Yesus berikan jelas sekali merupakan pengampunan dari Allah sendiri. Inilah yang memicu kemarahan para ahli Taurat, karena dalam pandangan mereka, Yesus adalah manusia, dan manusia tidak dapat mengampuni dosa. 
Tuhan Yesus membuktikan bahwa Dia berkuasa mengampuni dosa dan untuk memperkokoh hal tersebut, ia menyembuhkan orang lumpuh itu.
Melalui kisah ini, salah satu ciri ke-Allahan dari Yesus Kristus nampak yaitu:
“Berkuasa Mengampuni Dosa”
Dan jelas, Yesus Kristus adalah Allah.
“Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa.” (Yoh. 16:28)
“Aku dan Bapa adalah satu.”  (Yoh 10:30)

Percayalah Kepada Tuhan Dengan Segenap Hati

Image

Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan jangan bersandar kepada pengertianmu sendiri.

Percaya kepada Tuhan seringkali bertentangan dengan pengertian kita.
Pikiran atau pengertian diri sendiri banyak kali dipengaruhi oleh situasi dan emosi, seringkali dipengaruhi oleh kekuatiran dan ketakutan serta hawa nafsu, itu sebabnya kita tidak dapat dan tidak boleh mengandalkan pengertian diri sendiri sebab bisa membawa kita  kepada keputusan dan tindakan yang salah bahkan menjerumuskan kedalam masalah yang runyam.

Sungguh berbahagia bila kita mempercayai Allah dengan segenap hati kita, mempercayakan seluruh hidup kita kepada-Nya tanpa harus mempertanyakan ini dan itu, tetapi sungguh-sungguh berserah dan berjalan dalam pimpinan Roh Kudus.Apa yang sedang saudara hadapi saat ini? Apakah itu membuat saudara harus memilih dari beberapa alternatif?  Ambillah keputusan yang sesuai dengan kehendak Firman Tuhan bagi hidup saudara.  Bertindaklah berdasarkan Firman Tuhan, bukan berdasarkan pikiran dan pengertianmu sendiri. Andalkan dan percayakan hidup kita kepada Dia, pemelihara kita. 

“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.” (Amsal 3:5)


 

Apa Dampak Iman Kita?

    Kita sering tidak menyadari bahwa iman kita pada umumnya adalah iman yang dangkal.  Buktinya? Kita seringkali berpikir bahwa iman kita harus berdampak secara lahiriah.  Misalnya, kalau kita rajin beribadah, maka dampaknya ekonomi kita harus meningkat.

     Apakah dengan meningkatkan iman kita, maka kita berhak menuntut kepada Allah atas hal-hal yang kita inginkan?  Apakah bila kita sudah beribadah dengan rajin, kita berhak menuntut kepada Allah untuk kesuksesan, keberhasilan, dan kebanggaan pribadi?
     Bayangkanlah anak kita sendiri, dia rajin mencuci piring dan menyapu lantai, lalu sesudah itu dia berkata: “Mana hadiah dari papa dan mama atas kerajinanku mencuci piring dan menyapu lantai? Ayo berikan, kalau tidak aku tidak mau lagi melakukannya!”

     Apakah hubungan anak dengan orangtuanya didasarkan pada pamrih? Bukankah itu semata-mata berdasarkan kasih?  Demikianlah hubungan kita dengan Bapa di sorga.  Kita rajin beribadah bukan karena berharap pamrih dari Allah, tetapi karena kasih kita kepada Dia.  Kita beriman bukan supaya keinginan lahiriah kita tercapai, tetapi supaya rancangan Allah tercapai dalam hidup kita.

     Berhentilah memikirkan dan mengkuatirkan hal-hal lahiriah, sebab fokus kita adalah mencari Kerajaan Allah dan kebenarannya, yang lain-lain pasti akan Tuhan tambahkan dalam hidup kita.
     Perhatikan ayat dalam Ibrani 11:27, “Karena iman maka ia telah meninggalkan Mesir dengan tidak takut akan murka raja. Ia bertahan sama seperti ia melihat apa yang tidak kelihatan.”
Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa Musa meninggalkan Mesir karena imannya kepada Allah.  Dari ayat ini nampak jelas bahwa dampak dari iman Musa adalah dia tidak kompromi dengan ketidakbenaran.  Kemewahan Istana Mesir bukanlah merupakan kehendak Tuhan bagi Musa, tetapi ia dipilih untuk membebaskan umat Israel.  Panggilan Ilahi itu lebih berharga, pelayanan dan ibadah merupakan hal yang utama. 

      Dampak dari peningkatan iman kita seharusnya nampak dalam kehidupan kita sehari-hari, pikiran, tutur kata dan sikap perbuatan kita, berubah dari hari ke hari menjadi semakin berkenan kepada Allah. Dampak dari peningkatan iman itu pula, membuat kita selalu bersukacita, dan damai sejahtera, serta tidak kompromi dengan dosa meskipun dosa itu begitu menarik kelihatannya. 

     Dampak dari peningkatan iman kita ialah tidak korupsi, tidak berani menipu, tidak berkata jahat tentang orang lain, berani berkata tidak terhadap kejahatan apapun,  selalu melimpah dalam kasih persaudaraan.  Dampak dari peningkatan iman akan membuat komunitas gereja menjadi indah karena saling mengasihi satu sama lain.  Jadilah orang Kristen yang berdampak kepada lingkungan sekitar karena iman yang teguh.
     Tuhan Yesus memberkati!