Shalom saudara yang dikasihi Tuhan Yesus,
Ayat Firman Tuhan dalam Kisah Para Rasul 5:29b berkata: “Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia”. Ini merupakan prinsip hidup orang percaya, kita harus mendahulukan Tuhan, mengutamakan untuk menyenangkan Tuhan daripada manusia.
Dalam hidup ini, seringkali kita berhadapan dengan situasi dimana kita berada dalam pengaruh orang lain, atau intimidasi atau bahkan di bawah otoritas orang lain, karena kita adalah bawahan atau junior. Seorang pembantu misalnya, setiap hari harus berhadapan dengan perintah dari majikan, yang mau atau tidak mau harus dia turuti, sepanjang itu masih dalam batas-batas yang bisa dilakukan dan tidak melanggar hukum dan norma serta etika. Dan bukan hanya pembantu, itu cuma satu contoh saja, justru banyak orang yang perlu mengerti bahwa hidup ini harus ditundukkan kepada otoritas Allah semata.
Ada orang yang karena tugas pekerjaannya sebagai seorang marketing maka ia terkadang harus memberikan “entertainment / hiburan” kepada para customernya. Saya ingat seorang teman bercerita tentang seorang customer dari India yang suatu ketika berkunjung ke perusahaan tempat dimana teman saya itu bekerja. Dan orang itu berkata bahwa di setiap negara yang dia kunjungi dia telah meniduri banyak wanita. Dan yang ironisnya adalah perusahaan seringkali mengakomodasi dosa dengan istilah “entertain”.
Seorang jemaat yang telah bertobat bercerita bagaimana dulu dia sering menemani para petinggi ke tempat “dugem”, karaoke atau diskotik, atau tempat-tempat hiburan lainnya, namun setelah dia bertobat, dia merasa tidak ada damai dan sejahtera untuk urusan-urusan semacam itu, oleh karena Roh Kudus telah mendiami hatinya dan menginsyafkan dia akan dosa dan hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah.
Seorang istri harus tunduk kepada suaminya, bahkan meskipun suaminya galaknya bukan kepalang. Tapi, penundukan diri sampai sejauh mana yang harus dilakukan seorang istri? Batasnya adalah firman Allah, apakah ini sesuai kehendak Allah atau tidak? sebab kita harus lebih mentaati Allah daripada manusia. Sadrakh, Mesakh dan Abednego adalah contoh orang-orang yang begitu gigih dalam komitmen ketaatan kepada Tuhan. Ketika mereka disuruh untuk menyembah patung raja, mereka tidak mau melakukannya sekalipun hukumannya adalah mati di bakar dalam perapian. Tuhan Yesus mengatakan bahwa siapa yang takut kehilangan nyawanya karena Tuhan, ia justru akan kehilangan nyawanya. Tetapi barangsiapa yang tidak takut kehilangan nyawanya karena Tuhan Yesus, maka ia justru akan memperolehnya. Kalau kita berani buat Tuhan Yesus, hidup kita yang kekal dijamin oleh-Nya.
Dalam pergaulan biasanya ada saja teman-teman yang mengajak untuk melakukan sesuatu yang tidak baik. Misalnya, mereka menawarkan rokok, ganja, narkoba, minuman keras, dengan alasan kalau tidak merokok berarti bencong, jangan salah lho, bencong justru banyak yang merokok. Apapun alasannya, lebih baik hindari dosa dan pergaulan yang buruk.
Sadrakh, Mesakh dan Abednego punya prinsip: sekalipun Tuhan yang mereka sembah tidak menyelamatkan mereka, sekali-kali mereka tidak akan goyah dari iman mereka kepada Tuhan, atau dalam bahasa sekarang: aku tetap akan percaya kepada-Mu meskipun Engkau tidak menolong aku. Inilah prinsip yang teguh dari mereka, dan tidak sia-sia iman kepercayaan mereka, karena Tuhan Allah menyelamatkan mereka dari perapian yang disiapkan untuk membunuh mereka bertiga.
Apakah situasi dalam hidup kita, entah itu di pekerjaan, pergaulan, rumah tangga, bahkan pelayanan, kita harus selalu lebih mengutamakan Tuhan, yaitu lebih taat kepada firman Tuhan daripada manusia. Bila situasi membuat kita harus memilih antara firman Allah ataukah kehendak manusia yang bertentangan dengan firman-Nya, maka kita harus memilih taat pada Tuhan.
Mengasihi sesama tetap dilakukan, tetapi soal ketaatan harus kepada Tuhan yang nomor satu. Amin. Tuhan Yesus memberkati.