Bruce Parker, seorang profesor tamu di Stevens Institute of Technology, New Jersey mengklaim Nabi Musa tidak mengandalkan keajaiban dari Tuhan untuk membelah Laut Merah. Tapi dia mungkin menggunakan pengetahuannya tentang pasang surut saat memimpin orang-orang Israel menyeberangi Laut Merah, untuk menghindari kejaran tentara Firaun.
Apa yang dikatakan oleh Bruce Parker mencirikan orang yang tidak mempercayai kuasa dan mukjizat Tuhan. Ia berusaha memahami segala sesuatu berdasarkan kemampuan berpikir manusia yang terbatas dan tidak berdasarkan apa yang tertulis di dalam Alkitab.
Musa tidak mendasarkan hidupnya kepada kepandaiannya. Selama 40 tahun proses yang ia alami di pelarian, membuatnya sadar bahwa ia tidak mampu. Hal itu nampak ketika Tuhan memanggilnya untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, ketika Musa berkata bahwa ia tidak mampu. Di saat itulah, ketika seseorang merasakan dirinya bukan apa-apa dan tidak mampu, Tuhan hendak memakai dan menunjukkan kemuliaan-Nya.
Terbelahnya Laut Merah, bukanlah karena Musa mengerti soal pasang surut. Laut itu terbelah karena keajaiban kuasa Tuhan. Tuhan membuat angin keras berhembus dan membelah laut itu dengan kekuasaan-Nya.
Bagi Tuhan tidak ada perkara yang terlalu sukar untuk Dia lakukan. Begitu juga di dalam kehidupan kita, Tuhan sanggup membuat jalan di saat tidak ada jalan, asalkan kita mau bersandar dan berharap kepada Tuhan sepenuhnya. Janganlah bersandar kepada pengertian kita sendiri.
“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” (Lukas 1:37)