Seorang pedagang beras mengatakan bahwa selama puluhan tahun berjualan beras, belum pernah terjadi kenaikan seperti yang sekarang ini. Biasanya kenaikan harga berkisar 100 sampai 200 rupiah per kilogram, tapi sekarang kenaikannya mencapai 1000 sampai 3000 per kilogram. Selain mahal, berasnya juga langka di pasaran.
Selain beras, gas 3 kg juga mengalami kenaikan harga dan kelangkaan. Keadaan ini membuat resah masyarakat menengah ke bawah karena kebutuhan akan gas menjadi sulit terpenuhi. Semakin banyak orang miskin yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di negara yang kaya akan sumber alam ini.
Situasi vs Respon
Situasi sulit seperti ini menyebabkan banyak orang mengeluh. Kita semua mengeluhkan keadaan ini, tapi mengeluh tidak akan berguna dan mengubah keadaan. Ada istilah yang terkenal dalam sebuah acara camp: “Bukan soal salah atau benar, tetapi respons.” Istilah ini dapat dimaknai demikian: “meskipun keadaan sulit dan susah, tapi respon kita harus benar.” Respon janganlah sama dengan situasi, respon kita sebagai orang beriman harus berbeda dengan situasi yang ada. Walaupun situasi sulit respon kita harus tetap bersyukur dan berharap kepada Tuhan.
Belajar dari Bangsa Israel di padang gurun
Di padang gurun, bangsa Israel berputar-putar selama 40 tahun. Selama berada disana, mereka menghadapi berbagai macam kesulitan yang membuat mereka meresponi situasi dengan tidak benar. Situasi sulit sebenarnya adalah ujian buat mereka agar nampak kesejatian iman mereka itu bagaimana. Ternyata, iman mereka hanya bagus kalau situasi juga bagus. Di situasi sulit ternyata iman mereka goyah. Respon bangsa Israel adalah bersungut-sungut dan malah mencobai Tuhan.
Bagaimana Respon Yang benar
Dalam 1 Petrus 5:7 tertulis: “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” Respon yang benar sebagai orang beriman adalah menyerahkan segala kekuatiran kita kepada Tuhan yang memelihara kita. Dengan menyerahkan segala perkara hidup kita kepada Tuhan, maka hati kita akan tenang dan damai di tengah situasi sulit sekalipun. Iman kita tidak akan tergerus dengan keadaan karena tidak tergantung pada keadaan.
Seringkali orang-orang saling curhat dan mengeluh satu sama lain tentang kondisi ekonomi negara yang sedang “serba naik” ini. Tapi mengeluh hanya akan merugikan diri sendiri dan tidak membawa perubahan. Perkataan kita haruslah dijaga jangan sampai keluar kata-kata sembrono seperti bangsa Israel di padang gurun. Dalam Efesus 5:4 tertulis: “Demikian juga perkataan yang kotor, yang kosong atau yang sembrono — karena hal-hal ini tidak pantas — tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.” Dari ayat ini, kita mengerti bagaimana Allah menginginkan agar setiap kita menaikkan ucapan syukur, bukan mengeluarkan perkataan yang kotor, kosong atau sembrono. Acap kali, kita jatuh dalam dosa perkataan, dengan mengucapkan kata-kata kosong dan sembrono, sungut-sungut dan bukan kata-kata yang mencerminkan iman dan pengharapan di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Ingatlah bahwa kita bukan anak-anak dunia melainkan anak-anak sorga yang hidup dalam kerajaan Allah. Kerajaan Allah sudah datang kepada kita, berarti bahwa hakekat kerajaan Allah itu harus tercermin dalam sikap hidup dan perkataan kita. Kerajaan Allah bukan soal makanan dan minuman tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. (Roma 14:17). Bila kita masih saja bersungut-sungut dan mengeluh bahkan mengeluh kepada orang yang tidak beriman, maka kita akan nampak seperti mutiara yang kotor. Seharusnya kita memberikan kata-kata yang membangun orang lain, bukan yang menjatuhkan, karena kita memiliki pengharapan di dalam Tuhan. Jikalau kita memiliki pengharapan itu maka kita akan selalu berbahagia dan bersukacita apapun keadaan yang kita hadapi.
Berbagilah dengan orang yang miskin
Bila saudara diberikan harta yang berlebih, maka janganlah disimpan untuk diri sendiri. Berbagilah dengan sesama yang membutuhkan. Ingatlah peringatan Tuhan dalam Wahyu 3:17 yang berkata: “Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang.” Tuhan mau agar setiap orang yang percaya kepada-Nya memiliki belas kasihan kepada orang-orang yang miskin.
Mari merespon secara benar segala situasi kesulitan dan kesusahan yang ada saat ini. Naikkan syukur kepada Tuhan dan berdoa senantiasa kepada-Nya untuk segala apa yang menjadi keperluanmu. Tuhanlah yang memelihara kita, pastilah kita tidak akan dibiarkan-Nya. Tuhan Yesus memberkati, amin.