Kuasa Pujian Dalam Hidup Kita

Kisah Para Rasul 16:25-26 mencatat peristiwa tentang dipenjarakannya rasul
Paulus dan Silas.  Namun, di tengah malam mereka berdua menaikkan doa dan menyanyikan pujian kepada Tuhan.  Setelah itu, terjadi gempa bumi yang hebat sehingga sendi-sendi penjara itu goyah dan belenggu mereka terlepas.
Tentu peristiwa gempa dan terlepasnya belenggu tersebut disebabkan oleh intervensi kuasa Allah.  Para malaikat sorga menggoncangkan bumi sekitar penjara dan melepaskan belenggu mereka.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Adalah karena mereka berdoa dan memuji Tuhan.  Ada kuasa dalam doa, ada kuasa pula dalam pujian kepada Allah. Sebagai orang beriman, kita harus memiliki kebiasaan untuk memuji Tuhan lewat nyanyian dan mazmur, karena di sorga nanti salah satu hal yang akan dikerjakan adalah memuji dan memuliakan Tuhan.
Pujian kepada Tuhan penting bagi setiap orang percaya karena mengandung kuasa.  Apa saja faedah pujian kepada Tuhan?
1. Pujian mengundang hadirat Tuhan.
Mazmur 22:4 berkata: “Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel.”
Disini nyata bahwa di atas setiap pujian umat-Nya, Allah bertahta.  Artinya, Tuhan hadir dan kehadiran-Nya berarti bahwa ada kemuliaan sorga dan membawa damai sejahtera dalam kehidupan kita. Dalam ayat ini tertulis “orang Israel”, dan kita semua yang percaya Tuhan Yesus adalah orang Israel rohani yang telah dicangkokkan kepada pokok anggur yang benar yaitu Tuhan.  Jadi, saat kita memuji Tuhan, dengan kesungguhan dan ketulusan hati, maka disitu Tuhan hadir.
2. Pujian mengusir roh jahat
Dalam 1 Samuel 16:23  tertulis: “Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya.”
Yang dimaksud roh yang daripada Allah yang hinggap pada Saul dalam ayat ini adalah roh jahat, tapi bukan berarti bahwa roh itu adalah roh Allah.  Ingat bahwa sebelum Ayub dicobai iblis, iblis itu meminta ijin dulu kepada Allah.  Jadi roh jahat bertindak atas seijin Allah namun Allah tetap yang berkuasa dan berdaulat. Pengertian ini dalam dan secara sederhana kita pahami bahwa roh yang hinggap pada Saul adalah roh jahat.
Perhatikan bahwa ketika Daud menyanyikan pujian maka roh jahat itu undur daripada Saul, dan kemudian Saul merasa lega dan nyaman.
Saya ingat ketika anak pertama saya berumur kira-kira 3 bulan, terkadang ia menangis pada malam hari bahkan tengah malam.  Sempat saya dan istri bingung menghadapinya, karena diberikan susu tidak mau, dan dicek apakah ia ngompol atau buang air besar ternyata tidak. Lalu, saya ingat untuk memuji Tuhan. Jadi, saya menyanyi memuji Tuhan.  Saat menyanyi itulah anak saya menjadi tenang dan tertidur.  Rumah dimana kami tinggal waktu itu pernah ditaruh semacam kertas doa di atas pintu dalam huruf kanji mandarin. Jadi, mungkin ada roh-roh jahat yang mau mengganggu anak saya, namun nyanyian pujian mengundang kuasa Sorga turun dan menghalaukan roh-roh jahat itu. Haleluyaaa!
3. Pujian membawa mujizat dan kemenangan
2 Tawarikh 20:20-22 menceritakan peperangan antara raja Yosafat bersama bangsa Yehuda yang dipimpinnya berhadapan dengan bani Amon dan bani Moab.  Yosafat menempatkan para pemuji dan penyanyi di depan pasukannya berhadap-hadapan dengan musuh.
Ketika mereka menyanyi dan bersorak bagi Tuhan, musuh menjadi kocar-kacir dan saling bunuh satu sama lain karena Tuhan membuat penghadangan terhadap mereka.
Tuhan lah yang berperang ganti mereka dan mereka hanya berdiam saja.  Ketika pujian dan penyembahan dinaikkan kepada Tuhan, ada mujizat terjadi dan Tuhan memberikan kemenangan.
Saat perang sipil Amerika, pemerintah menarik pulang para pasukan pemain drumband yang biasa maju di depan pasukan dalam peperangan.  Para jenderal perang mengirimkan surat dan berkata bahwa keputusan itu adalah salah. Sebab mereka terpukul kalah berulang kali.  Akhirnya, pemerintah kembali menugaskan para pemain drumband ke medan peperangan, dan mereka berhasil meraih kemenangan.  Atmosfer peperangan berubah tatkala ada musik pujian.
Dalam kehidupan kita, biasakanlah memuji Tuhan dalam setiap waktu.  Saat suka maupun duka, ada masalah atau tidak ada masalah, saat apapun biarlah dari mulut kita keluar pujian dan penyembahan kepada Tuhan.
Jangan terbiasa menyanyikan musik duniawi, apalagi sebagai orang beriman bahkan pendeta atau hamba Tuhan, biarlah hati kita selalu memuji Tuhan sehingga dari mulut pun yang keluar adalah nyanyian pujian.
Ingatlah ada kuasa dalam setiap nyanyian pujian kita kepada Tuhan.

Leave a Reply