“Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.”
(Yohanes 15:14)
Sahabat dan teman adalah dua kata yang berbeda makna meskipun ada kesamaan. Sahabat memiliki ikatan dan kedekatan yang lebih dalam dibandingkan teman. Amsal pasal 17 ayat yang ke-17 mendeskripsikan seorang sahabat sebagai orang yang menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.
Tuhan Yesus mengatakan bahwa kita bukan lagi hamba melainkan sahabat-Nya. Betapa indahnya hidup kita karena dijadikan sahabat Allah. Banyak orang yang bangga menjadi sahabat presiden, sms dari presiden saja ditunjukkan kepada orang lain untuk membuktikan kedekatannya dengan sang presiden, bahkan sms tersebut terus disimpan dan diusahakan tidak terhapus dan dibaca secara teratur tiga kali sehari seperti minum obat. Saudara yang terkasih, kita terlebih lagi daripada itu, kita adalah sahabat Allah, sahabat Tuhan Yesus Kristus. ’Sms’ dari Tuhan yaitu firman-Nya dalam Alkitab harusnya kita baca secara teratur tiap hari dan kita bagikan pada orang lain.
Sebagai sahabat kita, Tuhan Yesus telah menunjukkan kerelaan-Nya berkorban dengan menyerahkan nyawa-Nya bagi kita supaya kita memperoleh hidup kekal. Apa implikasi dari menjadi sahabat Allah? Setidaknya ada 3 hal yang seharusnya menjadi sikap kita sebagai sahabat-Nya:
1. Kita mengerti apa yang dikehendaki Allah
Seseorang bercerita bagaimana dia ditanyai tentang makanan favorit dari sahabatnya untuk membuktikan bahwa benar ia adalah sahabat. Lalu, ia menyebutkan beberapa makanan favorit dari sahabatnya itu dengan tepat. Mengapa dia bisa tahu? Karena ia adalah sahabatnya, sehingga ia mengerti apa keinginan sahabatnya itu. Sebagai sahabat Tuhan Yesus, kita pun harusnya tahu apa yang diinginkan Tuhan. Bila kita sedang dalam kebingungan atau situasi dimana kita harus memilih satu dari beberapa, maka kita akan tahu mana yang harus dipilih karena kita tahu apa yang diinginkan Tuhan Yesus bagi kita. Kita harus memilih untuk menyenangkan sahabat kita yaitu Tuhan Yesus.
2. Kita melakukan apa yang diperintahkan-Nya
Nats Alkitab di atas menyatakan dengan jelas bagaimana ciri seorang sahabat yang sejati dari Tuhan Yesus, yaitu melakukan apa yang diperintahkan oleh-Nya. Biasanya hubungan persahabatan itu sangat erat sehingga menyebabkan ada ikatan berdasarkan kerelaan untuk melakukan apa yang diperintahkan satu sama lain. Menjadi sahabat Yesus harusnya lebih daripada persahabatan dunia. Kita mau melakukan kehendak-Nya karena kita adalah sahabat-Nya.
3. Kita rela berkorban bagi Tuhan
Seperti Tuhan Yesus yang telah menunjukkan kasih-Nya yang nyata melalui pengorbanan-Nya pada kita, maka kita pun harus rela berkorban bagi Tuhan Yesus. Harta kekayaan atau bahkan nyawa sekalipun, dengan sukacita kita berikan bagi sahabat kita yang kita kasihi yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Jadilah sahabat yang sejati dari Tuhan Yesus, bukan sekedar teman. Tuhan Yesus memberkati!