Tinju Menurut Alkitab – Tanya Jawab

Pertanyaan dari egar afg:
shalom min…saya ingin bertanya tentang hukum atau
larangan olahraga tinju dalam agama?di jawab min karna sebelum saya melakukannya saya ingin bertanya kepada orang yang lebih tau 🙂

Jawaban dari Suara Injil:
Syalom, walaupun dalam Alkitab ada ayat yang menyebutkan tentang petinju (1 Kor.9:26), tapi ayat ini tidak bermaksud melegitimasi olahraga tinju. Ayat ini bermakna tentang fokus dan tujuan hidup di dalam Tuhan khususnya dalam menjalani hidup dan pelayanan sampai akhir.

Mengenai olahraga tinju sendiri, meskipun tidak dituliskan dalam Alkitab secara to the point apakah boleh atau tidak, menurut saya sendiri olahraga ini bukanlah olahraga yang baik, karena menyakiti orang lain dan diri sendiri. Seharusnya olahraga bertujuan membuat badan kita sehat dan bugar, tapi tinju apalagi saat bertanding, justru menyakiti orang dan diri sendiri, bahkan menyebabkan kematian.

Karena itu, kesimpulannya olahraga tinju sebaiknya dihindari. Begitu juga beladiri lainnya seperti UFC dan MMA. Demikian jawaban dari kami. Tuhan Yesus memberkati.

Utamakan Tuhan

Nats Alkitab:
Matius 10:37-39 (TB) Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.
Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Ayat ini berisi salah satu aspek penting dari kehidupan yang mengimani Kristus. Tuhan Yesus harus menjadi yang nomor satu dalam hidup kita. Apa maksud dari ayat ini? Apakah kita harus meninggalkan keluarga kita?
Ayat ini bukan menyuruh kita untuk melalaikan tanggung jawab terhadap keluarga, tapi makna yang terkandung dalam ayat ini adalah bahwa kasih kita kepada Tuhan haruslah melebihi kasih kita kepada yang lain dan segala sesuatu dalam hidup kita, termasuk pekerjaan dan segala aktifitas kita.

Ada beberapa contoh yang berhubungan dengan hal ini, yaitu:

Seorang anak muda, yang saya temui di sebuah lembaga pemasyarakatan berkata bahwa ia tidak bisa meninggalkan teman-teman di gang motornya. Ia lebih mengasihi teman-teman gangnya daripada mengasihi dan mentaati Tuhan.

Seorang pemuda meninggalkan Kristus karena jatuh cinta kepada seorang wanita yang menyuruhnya meninggalkan imannya pada Tuhan Yesus. Pemuda ini lebih mengasihi pacarnya daripada Tuhan.

Seorang bapak diminta meninggalkan Tuhan Yesus dan mengganti agamanya agar bisa diangkat menjadi salah satu direktur sebuah perusahaan. Bapak ini tidak mau, dan ia lebih memilih untuk menomorsatukan Tuhan daripada karirnya.

Mari utamakan Tuhan, nomorsatukan Tuhan Yesus di dalam kehidupan kita.
Ingatlah teladan para rasul dan jemaat mula-mula yang tidak menyayangi nyawa mereka karena mereka lebih mengasihi Tuhan Yesus yang telah berkorban untuk penebusan dosa semua umat manusia dan yang telah memimpin mereka kepada keselamatan.

Ayat firman Tuhan hari ini mengajar kita bahwa mengikut Kristus itu harus rela dan mau untuk memikul salib. Jangan takut untuk pikul salib sebab salib yang Tuhan taruhkan dalam hidup kita itu tidak melebihi kekuatan kita.

Sampai akhir nafas kita di bumi, biarlah Tuhan Yesus selalu yang menjadi nomor satu, dan menjadi pribadi yang kita kasihi melebihi segalanya.

(Oleh Ps. Billy Tambahani)

Dari Yang Biasa menjadi Yang Hebat


Nats Alkitab:
Kisah Para Rasul 4:13
Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.

Tuhan bekerja dengan cara yang sangat berbeda dengan cara yang dilakukan manusia. Perusahaan atau organisasi di dunia biasanya mencari orang yang pintar, hebat dan mumpuni. Tapi Tuhan mencari orang-orang yang biasa-biasa, yang tidak penting dan yang nampak lemah serta bodoh dalam pemandangan manusia.
Sebagai contoh, Tuhan Yesus memilih sekelompok orang yang tidak penting sebagai murid-murid Nya, namun setelah mereka dipenuhi dengan Roh, mereka “membalikkan dunia.”
Selama pelayanan-Nya di bumi, Tuhan Yesus memberi makan ribuan orang dengan sedikit bekal makan siang seorang anak kecil, dan Dia memandang dua koin kecil dari seorang janda sebagai persembahan yang lebih besar daripada semua persembahan yg berlimpah lainnya (Yohanes 6: 5-12; Lukas 21: 2-3).

Tuhan begitu hebat dalam memakai orang-orang yang secara dunia dianggap tidak memenuhi syarat untuk menyelesaikan tugas-tugas-Nya. Musa, seorang gembala berusia 80 tahun yang gagap, dipakai Tuhan untuk membebaskan suatu bangsa. Gideon, seorang yg lari bersembunyi dari musuh, dijadikan seorang pejuang yang gagah berani. Daud, anak bungsu yang terabaikan, dipakai Tuhan untuk mengalahkan seorang raksasa yaitu Goliat, hanya dengan menggunakan batu kecil dan Tuhan juga menjadikan Daud, seorang raja terbesar di Israel.

Tuhan tidak mencari orang-orang yang hebat; Dia menginginkan dan mencari orang-orang yang mau dipakai dan yang taat serta rendah hati. Menjadi lemah dan biasa-biasa saja tidak membuat kita tidak berguna. Sebaliknya, Tuhan dapat memakai kita sebagai alatNya untuk menunjukkan kekuatan dan kemuliaanNya dalam hidup kita.
Dia memakai orang-orang yang tidak penting dan membuat mereka menjadi hebat.
Pernahkah kita berpikir bahwa kekurangan kemampuan, kekurangan bakat, atau kekurangan keterampilan kita, malahan menjadikan kita seseorang yang ideal untuk dipakai Tuhan untuk memperlihatkan kekuatan dan kemuliaan Kristus yang luar biasa? Jika kita bersedia tunduk pada pimpinan dan karya-Nya yang mengiring kita kepada iman dan ketaatan kita kepada Tuhan, maka Dia akan melakukan hal-hal besar di dalam dan melalui kita. Amin.