Dalam kehidupan rumah tangga, banyak suami yang merasa sungkan mengajak istri berdoa. Ada perasaan malu untuk mengajak berdoa bersama. Begitupun istri terhadap suami, seringkali merasa sungkan untuk mengajak berdoa. Mengapa bisa seperti itu? Karena doa belum merupakan suatu kebiasaan bersama. Terkadang doa bersama dihalangi oleh perselisihan paham, perasaan rendah diri/tidak layak, menyalahkan, pemikiran bahwa tidak bisa berdoa atau lebih baik pendeta yang berdoa, dan perasaan bahwa doa itu tidak bermanfaat.
Doa harus menjadi sebuah kebiasaan dalam rumah tangga. Latihlah diri untuk berdoa bersama, dengan istri/suami, dan anak-anak. Doa bukan soal kata-kata yang bagus, tapi soal ketulusan hati. Sampaikan kepada Tuhan rasa syukur, pujian, dan juga permohonan dalam kata-kata yang saudara bisa ucapkan. Jadilah dirimu sendiri dalam berdoa.
Doa bersama mempunyai kuasa yang luar biasa, karena dimohonkan secara bersama dalam kesatuan hati.
“Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” (Matius 18:20)
“Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.” (1 Petrus 3:7)