Bebas dari Para Musuh
Tadinya saya berpikir bahwa sebagian ayat dalam Mazmur tidak lagi relevan dalam kehidupan sekarang ini, khususnya tentang doa Daud agar ia dibebaskan dari para musuhnya, tapi ternyata saya salah. Ayat Alkitab selalu relevan di sepanjang waktu.
Mengapa ayat dalam Mazmur itu masih relevan sampai saat ini, ialah karena pada kenyataannya hingga sekarang musuh-musuh itu selalu ada dalam kehidupan kita,
Setiap orang mempunyai musuh tanpa ia sadari. Walaupun kita tidak memusuhi orang lain, tapi selalu ada saja orang yang memusuhi kita tanpa sepengetahuan kita. Apa yang mendasari mereka untuk memusuhi ialah iri hati dan kepercayaan yang sesat.
Di kantor selalu saja ada orang yang diam-diam memusuhi kita, karena berbagai alasan misalnya, keberhasilan dalam mengerjakan suatu tugas, jumlah gaji, penampilan atau alasan agama.
Di gereja pun tidak dapat dipungkiri, ada saja orang yang tidak menyukai sesama anggota gereja lainnya.
Dalam lingkup yang lebih luas, kita bisa melihat berbagai peristiwa pengeboman, pembunuhan, dan perang, yang semuanya itu diwarnai dengan permusuhan satu terhadap yang lainnya.
Kita tentu tidak boleh memusuhi orang lain. Jangan membenci apalagi memusuhi, tapi hendaklah kita selalu mengasihi dan mendoakan mereka yang memusuhi kita. Dalam Matius 5:44, Tuhan Yesus berkata: “Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”
Bebas dari para musuh dimulai dari dalam hati, yaitu hati yang mengasihi orang lain bahkan para musuh sekalipun.
Kedua, bebas dari musuh disebabkan karena Tuhan melindungi kita dengan perisai perlindungan-Nya, yakni kemahakuasaan-Nya. Ia akan memagari kita dengan kasih dan kemurahan-Nya.
Ketika kita menjadi putus asa karena tindakan orang-orang yang hendak menjatuhkan atau menghancurkan kita, ingatlah dan berdoalah kepada Tuhan, dan bangkitlah kembali dengan sukacita yang dari Tuhan, sebab tidak sia-sia doa dan kesetiaan kita kepada Tuhan. Ia akan menolong dan memagari setiap orang yang berharap dengan setia kepada-Nya.
“Lihatlah hai orang-orang yang rendah hati, dan bersukacitalah; kamu yang mencari Allah, biarlah hatimu hidup kembali.”
(Mazmur 69:32)