Ahok dan Ketidakadilan

Ahok menjadi sosok yang ramai diperbincangkan. Ia adalah gubernur DKI Jakarta yang dipenjara selama 2 tahun karena dituduh melakukan penistaan agama, meskipun ia tidak melakukan hal itu.
Dipenjaranya Ahok menjadi sebuah pertanyaan bagi proses peradilan di Indonesia. Dimanakah keadilan itu?
Namun, bila kita merenungkan dengan lebih dalam, ternyata memang kita tidak dapat mengharapkan keadilan dari dunia.
Orang benar banyak kali justru mengalami ketidakadilan oleh karena ia benar.  Orang fasik justru nampaknya hidup dengan tenteram tanpa gangguan.
Pemazmur Daud telah mengungkapkan perasaan dan ungkapan keluh kesahnya kepada Tuhan, ketika ia mengalami keadaan tertindas dan diperlakukan tidak adil.
Dalam Mazmur 26:1, Raja Daud berdoa kepada Tuhan,
“Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah hidup dalam ketulusan, kepada TUHAN aku percaya dengan tidak ragu-ragu.”
Dari ayat ini, kita dapat belajar tentang makna hidup dalam keadilan TUHAN.

  1. Keadilan sejati datangnya hanya dari TUHAN.
    Orang benar dapat mengalami ketidakadilan dalam perjalanan hidupnya di dunia ini. Meskipun ia hidup benar, berlaku baik dan jujur, namun ia bisa ditimpa ketidakadilan oleh karena sistem dunia yang berlawanan dengannya.  Kita tidak dapat mengharapkan keadilan dari dunia, namun kita dapat berharap akan munculnya keadilan dari TUHAN, yang memerintah dan berkuasa atas dunia ini.
  2. Ada waktu yang ditetapkan TUHAN untuk menunjukkan keadilan-Nya.
    Seringkali keadilan yang diterima orang benar itu diperoleh melalui proses yang panjang, diawali dengan suatu kejatuhan dan kemalangan yang disebabkan oleh ketidakadilan.  Tapi, itu bukanlah akhir, melainkan sebuah proses yang akan mematangkan jiwa dan akan menjadikan orang benar semakin kuat di dalam TUHAN, sampai pada saatnya kebenaran itu akan diganjar dengan keadilan yang dari Tuhan, sehingga pada akhirnya orang benar yang tadinya dihinakan, akan  dimuliakan.
  3. Iman pada TUHAN harus semakin kuat di saat mengalami ketidakadilan.
    Pemazmur Daud berkata bahwa ia percaya kepada Tuhan dengan tidak ragu-ragu.  Inilah prinsip hidup orang benar, yakni bahwa ia percaya tanpa ragu, dan meyakini dengan sungguh akan kedaulatan TUHAN. Iman orang benar tidak akan goyah meskipun situasi tidak mendukung imannya. Iman mungkin bisa nampak seolah tidak menghasilkan sesuatu yang baik, namun iman adalah iman yang tidak terpengaruh keadaan. Kalau saudara beriman kepada TUHAN, berimanlah dengan teguh tanpa keraguan sedikitpun.
  4. Tetap berlaku tulus meski mengalami ketidakadilan
    Inilah yang diuji pada setiap orang, apakah tetap tulus atau berubah sikap ketika mengalami ketidakadilan. Kemurnian dari ketulusan hati akan terlihat saat seseorang mengalami ketidakadilan dan penindasan. Jangan goyah dan berubah menjadi pribadi yang licik dan jahat, tapi tetaplah tulus hati dalam segala keadaan.

Pada akhirnya, kita bersyukur bahwa TUHAN akan mengerjakan keadilan-Nya bagi orang benar dan memunculkannya bagaikan emas murni di waktu yang Ia tetapkan.
Ketika ketidakadilan menimpa saudara, jangan lari dan berharap pada penguasa dunia, melainkan berserulah kepada TUHAN yang mata-Nya memandang dan mengawasi seluruh bumi. Ia akan mengangkat orang-orang-Nya yang benar dan menaruh mereka dalam kemuliaan, supaya nama-Nya yang kudus tidak dihinakan melainkan dipuji dan diagungkan oleh segenap bumi.

Leave a Reply