Pengantin Darah

Musa hendak dibunuh oleh TUHAN, lalu Zipora dengan segera menyunatkan anaknya, kemudian ia menyentuhkan kulit khatan anaknya itu ke kaki Musa sambil berkata, “sesungguhnya engkau pengantin darah bagiku.” Hal ini dapat dibaca dalam Keluaran 4:24-26. Lalu Tuhan pun membiarkan Musa hidup. Apakah maksud dari “Pengantin darah”? Yang dimaksud dengan “Pengantin Darah” ialah untuk mengingat sunat yang dilakukan Zipora terhadap anaknya.   Musa lalai dalam melaksanakan sunat yang diperintah TUHAN. Ia mungkin lupa sehingga lalai menyunatkan anaknya. Oleh karena kelalaian itu, maka TUHAN hendak membunuh Musa. Maka, Zipora, sadar akan hal itu, dengan segera menyunatkan anaknya dan menyentuhkan kulit khatan anaknya yang telah dipotong ke kaki Musa dengan mengatakan bahwa Musa adalah pengantin darah bagi Zipora. Jadi, dalam hal ini, Zipora hendak mengatakan bahwa penyunatan telah dilakukan oleh Musa melalui dirinya.  Zipora telah mewakili Musa dalam melakukan sunat terhadap anak mereka. Makna dari kisah ini adalah bahwa TUHAN menuntut ketaatan kita dan Ia membenci dosa dan kelalaian umat-Nya. Disini juga kita melihat peranan istri sebagai penopang suami dalam kehidupan rohani.  Istri yang baik akan menopang suaminya dalam iman kepada TUHAN karena sadar bahwa kesalahan akan berakibat fatal. Dukungan atau pertolongan istri bisa berupa teguran, saran dan tindakan yang membawa kepada kebenaran dan keselamatan. Suami bukanlah sosok yang selalu benar, ia bisa lalai karena lupa atau karena tidak taat. Jadi, suami pun harus menyadari bahwa selain ia sebagai imam yang memimpin keluarga, maka ia pun membutuhkan pertolongan dan bantuan dari istrinya, karena istri diciptakan sebagai penolong bagi suami.

Apakah sunat masih perlu?
Sunat atau tidak bukanlah hal yang penting, oleh karena Yesus Kristus telah menebus kita dan menyelamatkan kita. Ia adalah penggenapan dari Hukum Taurat.
Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya. (Galatia 6:15) 

Leave a Reply