Flat Fish

Ada beberapa spesies ikan di laut dalam yang memiliki siklus perkembangan fisik tidak biasa, khususnya berkaitan dengan mata.  Kelompok spesies ikan tersebut termasuk ikan Halibut, Flounders dan Plaices.
Pada tahap awal hidup mereka, ikan-ikan ini berenang seperti ikan-ikan lainnya, tapi kemudian di tahap selanjutnya cara mereka berenang berubah. Ikan-ikan ini berenang dengan posisi tubuh menyamping sehingga dikenal dengan istilah “ikan rata” atau “flat fish”.
Hal yang sangat mengherankan dari perubahan ini adalah mata ikan di posisi sebelah tubuhnya berpindah ke sisi lainnya sehingga pada satu sisi ada dua mata sedangkan sisi lainnya tidak ada.
Sisi tubuh dengan dua mata menjadi bagian atas dan disebut dengan “sisi mata”, sedangkan sisi tubuh tanpa mata menjadi bagian bawah dan disebut “sisi buta” (blind side).
Sampai akhir hidupnya, ikan-ikan ini berenang dengan posisi tubuh rata seperti ikan pari bergerak.
Keunikan ikan spesies ini memberikan suatu inspirasi tentang bagaimana seharusnya kita hidup. Posisi mata kita haruslah dua-duanya memandang ke atas, yaitu kepada perkara-perkara rohani.  Tentu yang lebih hakiki adalah mata hati kita, tertuju kepada Yesus Kristus Tuhan.
Mata berbicara tentang pandangan, visi, pautan, pegangan, yang menentukan pola pikir dan tingkah laku kita.
Filipi 3:19 memperingatkan kita tentang kebinasaan orang-orang yang pikirannya tertuju kepada perkara duniawi:
“Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.”
Seharusnya inilah posisi “blind side” kita, yakni tidak lagi memandang kepada perkara-perkara yang dibawah dan tidak hidup di dalamnya.
Sebaliknya, mata kita harus senantiasa tertuju kepada Tuhan Yesus Kristus.
Ibrani 12:2 tertulis:
“Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.”
Apakah perkara-perkara duniawi sedang menyeret kita menjauh dari Tuhan saat-saat ini? Apakah salib yang sedang kita pikul saat ini begitu berat sehingga kita ingin menghindarinya? Mungkin mata kita sedang teralihkan dan tidak tertuju kepada Kristus.
Marilah berjalan dengan pandangan yang selalu terfokus kepada Tuhan, agar kita tidak berbelok ke arah yang salah melainkan berjalan maju menuju kemuliaan.

Leave a Reply