Ukuran Kasih Seorang Ibu

Di sebuah sekolah khusus yang berlokasi tidak jauh dari tempat saya belajar, ada banyak anak-anak yang kondisi mentalnya terbelakang bersekolah disitu. Kondisi tiap-tiap anak berbeda satu dengan yang lainnya. Ada yang mengalami cacat di kaki sehingga harus memakai kursi roda, sementara yang lainnya mengalami cacat di bagian lain.
Beberapa kali, saya berjumpa dengan seorang ibu yang membawa anaknya ketika pergi atau pulang dari sekolah tersebut. Secara sekilas saja, orang akan segera tahu bahwa anaknya yang badannya sudah besar itu mengalami keterbelakangan mental. Akan tetapi, ibu tersebut tidak merasa malu akan kondisi anaknya, namun sebaliknya ia dengan tekun memelihara dan membimbing anaknya itu.
Saya merasakan sesuatu dalam hati ketika melihat ibu ini dengan anaknya, suatu perasaan yang begitu luar biasa tentang penerimaan dan kasih seorang ibu yang tidak terbatas kepada anaknya. Mungkin iya, kadangkala sang ibu merasa capek, namun kasih sayangnya terhadap anaknya tidak pernah akan membuatnya lalai untuk merawat dan menjaganya.
Buat para bapak, jangan kecewa dulu, saya juga melihat ada bapak-bapak yang mengantarkan anaknya yang kondisinya terbelakang mental. Betapa baiknya sang ayah yang juga dengan setia memelihara anaknya.
Ukuran kasih seorang ibu, dan juga ayah, dapat dilihat dalam hal sejauh mana ia dapat menerima keadaan anaknya. Penerimaan tanpa syarat dan kasih yang tak terbatas, akan selalu terpancar dan mengalir dari hati seorang ibu yang penuh cinta pada anaknya.
Yesaya 49:15 berkata: “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.”
Ada satu makna dari bagian pertama ayat ini, yakni bahwa seorang perempuan, dalam ayat ini yang dimaksudkan adalah seorang ibu, tidak akan dapat melupakan bayi yang ia lahirkan, dan pasti akan menyayangi anak yang dilahirkannya itu. Seorang ibu yang baik tidaklah akan pernah melupakan bayinya, tidak akan pernah melupakan anaknya, sekalipun anaknya sudah besar. Seorang ibu akan mengasihi anaknya bagaimana kondisinya. Itulah yang telah Allah taruhkan dalam hati seorang perempuan yang memiliki anak, yakni kasih di dalam hatinya kepada anak yang ia kandung dan lahirkan. Tidak akan ada kutukan dari seorang ibu kepada anaknya karena ia mengasihinya. Pengampunan dan penerimaan akan selalu ada dalam hatinya, selain juga didikan dan teguran karena kasih.

Leave a Reply