Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau,
Ia membimbing aku ke air yang tenang; (Mazmur 23:2)
Seorang turis datang ke Suriah, dulu sekali, ketika keadaan masih aman. Sang turis menjadi begitu tertarik dengan apa yang dilakukan oleh seorang gembala domba disana. Setiap pagi, ia memperhatikan, sang gembala membawakan sesuatu untuk seekor dombanya.
Suatu hari turis ini mengikuti sang gembala dan mendapati bahwa ternyata gembala itu membawakan makanan untuk seekor domba yang patah kakinya.
Sang turis memandangi domba itu dan bertanya kepada sang gembala, “Bagaimana kakinya bisa patah? Apakah patah sejak lahir ataukah domba itu mengalami kecelakaan, jatuh ke sebuah lubang atau apakah ada binatang liar yang menyerangnya?”
“Tidak,” kata gembala itu. “Saya yang mematahkan kakinya.” “Kamu mematahkan kakinya?” tanya sang turis.
“Ya, seperti kamu lihat, ini adalah domba yang bandel, dia selalu lari dari kerumunan dan tidak mau mengikuti saya. Bahkan domba ini bisa membuat kawanan terserak sehingga jauh dari saya. Karena itulah saya mematahkan kakinya dan memberinya makan setiap hari, supaya ia tahu dan percaya bahwa saya adalah gembalanya yang harus ia ikuti. Kakinya akan segera sembuh dan saat itulah ia akan menjadi domba yang baik.
Tuhan membaringkan kita di padang rumput hijau bukan hanya dengan kelemahlembutan namun Ia juga memaksa kita untuk berada disana agar kita tetap berada dalam pengawasan dan bertumbuh dalam iman kepada-Nya serta menikmati kemurahan-Nya.
Saat semua nampak berjalan di luar kehendak kita, percayalah bahwa Tuhan sedang melakukan sesuatu agar kita berfokus kepada Dia dan pada kekekalan. (RHNK-BT)
Doa:
Tuhan, terimakasih buat kasih-Mu yang selalu membimbingku untuk berjalan dalam kehendak firman-Mu. Engkaulah Tuhan dan Gembalaku yang menuntun aku masuk ke dalam kekekalan.