Kepada setiap orang, Tuhan dapat berfirman. Tuhan tidak melihat status dan kedudukan seseorang apakah derajatnya tinggi atau rendah, kaya atau miskin, terpandang atau hina, siapapun dapat mendengar Tuhan berfirman, ketika Tuhan menghendakinya.
Amos, bukanlah seorang keturunan nabi yang resmi, namun ia hanyalah seorang peternak (Amos 1:1). Seorang peternak, profesi yang nampaknya tidak mungkin untuk menerima kehormatan untuk mendapatkan suatu pewahyuan. Tapi tidaklah demikian di hadapan Allah. Ia dapat memilih siapa saja yang dikehendaki-Nya untuk berfirman dan menjadikan orang itu sebagai kepanjangan tangan Allah.
Kita seringkali berpikir bahwa untuk mencari tahu kehendak Tuhan, kita perlu meminta pendapat seorang pelayan Tuhan, atau “hamba Tuhan.” Hal ini memang bisa kita lakukan, namun apakah yang melandasi pikiran kita untuk melakukan hal itu? Apakah kita merasa tidak layak di hadapan Tuhan karena hanyalah sebagai seorang biasa yang tidak punya pengetahuan teologis?
Ketahuilah bahwa Tuhan memilih orang-orang biasa untuk melayani Dia. Orang-orang yang menurut pemandangan para kaum bangsawan dan intelektual serta rohaniwan, sebagai orang yang bodoh, tapi oleh Allah dipakai untuk mempermalukan hikmat duniawi.
Apakah kita tidak dapat mendengar suara Tuhan karena kita sedang jatuh dalam dosa dan tidak layak? Meskipun kita jatuh, namun suara Tuhan berbicara di dalam hati kita dan memanggil untuk memenuhi kehendak-Nya.
Hal pertama yang harus kita sadari, Tuhan dapat berbicara kepada siapa saja tanpa mempedulikan latar belakangnya. Dia dapat berbicara kepada suami, atau istri, atau anak-anak kita. Tuhan dapat berbicara kepada pembantu, tetangga, pengemis, atau siapapun di sekitar kita. Dan Tuhan juga dapat berbicara langsung di dalam hati kita.
1. Jangan pandang remeh orang lain yang menyampaikan suara firman Tuhan, karena Tuhan sendiri tidak pernah meremehkan orang ketika Ia memilih pelayan-Nya.
2. Jangan rendah diri dan merasa bahwa Tuhan tidak akan berbicara kepada kita dan melalui kita.
3. Ketika Tuhan berfirman kepada kita, jadilah seperti yang difirmankan oleh Tuhan.
Amos, seorang peternak dari desa kecil, tapi dipakai Allah untuk berbicara menyampaikan firman kebenaran-Nya. Kalau Tuhan dapat memakai Amos, maka Tuhan juga dapat memakai saudara untuk menjadi corong suara Tuhan. Kalau Amos dapat mendengar suara Tuhan, maka kita pun dapat mendengarkan suara-Nya.
Firman itu dekat dengan hatimu, yaitu di dalam mulutmu. Penghalang satu-satunya untuk mendengar firman adalah ketidaktaatan kita. Taatlah kepada Firman Tuhan, maka hati kita akan peka kepada suara-Nya. Dengarlah! Tuhan sedang berbicara di dalam hatimu!
Amos 1:1a
“Perkataan yang dinyatakan kepada Amos, salah seorang peternak domba dari Tekoa,…”