Mengapa Yesus Marah?

Dalam suatu peristiwa, datanglah seorang yang lumpuh sebelah tangannya kepada Yesus.  Dan itu terjadi pada hari Sabat.  Di sekitar Tuhan Yesus ada banyak orang Farisi.  Dan Ia sangat mengerti bahwa orang-orang Farisi ini sangat ketat sekali dalam menegakkan peraturan agama.
Tuhan Yesus bertanya kepada mereka, apakah boleh melakukan hal yang baik pada hari Sabat?  Ataukah berbuat yang jahat?  Apakah boleh menyelamatkan nyawa orang di hari Sabat?
Tapi mereka semua yang ada disitu hanya diam saja.
Disinilah saat dimana Tuhan Yesus marah kepada mereka.  Ia marah karena kedegilan hati mereka.  Tuhan Yesus berdukacita karena mereka tidak punya belas kasihan kepada orang lain, dan yang dipikirkan hanyalah bagaimana supaya hukum agama itu ditegakkan.
Peristiwa ini memberikan suatu teguran kepada kita yang hidup sekarang ini, masih adakah belas kasihan di dalam hati kita kepada orang lain?  Ataukah kita hanyalah orang-orang yang mengikuti sistem kerja yang kaku?  Entah itu di gereja, organisasi, kantor, atau tempat kita beraktifitas melayani?   Bagaimanakah reaksi kita terhadap suatu keadaan dimana terdapat pilihan untuk menegakkan peraturan atau memberikan belas kasihan dan pertolongan?
Berhati-hatilah agar kita tidak sampai memiliki hati yang degil.
Orang yang hatinya penuh dengan kasih akan selalu mengasihi dan memanifestasikan kasihnya dalam perbuatan.   Alasan bahwa kita mengasihi namun tidak dapat berbuat apa-apa karena terikat dengan peraturan, bukanlah kasih.
Landaskanlah semua tindakan kita pada kasih Tuhan Yesus yang sejati.  Tunjukkanlah empati dan kepedulian kepada orang lain.  Amin.
Ayat Mas:
Ia berdukacita karena kedegilan hati mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.  (Markus 3:5)
 

Leave a Reply