Para arkeolog China menemukan sebuah situs purbakala yang menyedihkan. Dalam temuan itu, terdapat banyak tulang manusia yang berpelukan satu sama lain saat terjadi gempa dahsyat di propinsi Qinghai.
Salah satu temuan disana adalah jasad tulang seorang ibu yang sedang memeluk anaknya. Nampak sang ibu sedang melihat keatas sambil memeluk erat anaknya dan anaknya pun sedang memeluk tubuh ibunya.
Peristiwa gempa dahsyat itu diperkirakan terjadi kurang lebih 4000 tahun yang lalu.
Temuan jasad ini berbicara kepada kita tentang kasih seorang ibu kepada anaknya. Betapa luarbiasa pengorbanan dan kasih ibu untuk anaknya. Meskipun ada ibu-ibu yang tidak bertanggung jawab namun figur ibu yang umum adalah ibu yang berkorban dan mengasihi anak-anaknya.
Di dalam 1 Tesalonika 2:7 tertulis: “Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.” Ayat ini sebenarnya sedang mengajarkan kita untuk mengasihi dan ramah kepada sesama. Namun, contoh kasih yang disebutkan adalah kasih dan kepedulian seorang ibu dalam mengasuh dan merawat anaknya.
Gambaran ini masih relevan sampai hari ini karena hakekat keberadaan seorang ibu adalah untuk mengasuh, merawat dan membimbing anaknya. Tuhan menciptakan perempuan sebagai makhluk yang mulia karena melahirkan anak-anak. Dan merupakan tugas yang mulia pula bagi seorang perempuan untuk menjadi ibu yang mengasihi dan mengasuh anak-anaknya.
Seorang ibu yang baik akan dengan rela mengorbankan dirinya demi kebaikan dan keselamatan anaknya. Alkitab mengajarkan bagaimana seorang ibu berperan penting dalam tumbuh kembang anak dalam takut akan Tuhan.
Menjadi ibu merupakan anugerah. Menjadi ibu yang mengasuh dan merawat adalah tanggung jawab mulia.
Jadilah ibu yang baik.
Jadilah anak yang menghormati dan mengasihi ibu.
Tuhan Yesus memberkati.
Amin.