Saat melihat seekor kuda tunggangan, anak saya bertanya mengapa kuda itu memakai topeng. Saya menjelaskan kepadanya bahwa itu bukanlah topeng tetapi “kacamata kuda.”
Seekor kuda dipakaikan kacamata yang akan membuatnya fokus kepada pandangan di depan dan berjalan serta berlari ke arah yang dimaksud oleh pengendali kuda. Apabila tidak memakai kacamata ini, maka fokus kuda akan teralihkan dengan berbagai situasi keadaan di sekelilingnya yang bisa menghambatnya maju.
Dalam perjalanan hidup kita pun kita harus memakai “kacamata Firman Tuhan” supaya fokus selalu pada tujuan dan panggilan sorgawi.
Dunia menawarkan berbagai hal yang dapat menjauhkan kita dari fokus panggilan Allah sehingga kita terseret dan terpikat oleh dosa dan keinginan daging.
Mari berfokus terus kepada Kristus yang telah menebus kita dari maut dan memberikan kehidupan yang kekal.
“Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (Filipi 3:13-14)
Pemetik Kecapi Yang Mengundang Kuasa Allah
Musik seringkali dianggap tidak ada makna dan tidak ada kaitan dengan hadirat kuasa Tuhan, padahal musik mempunyai hubungan erat dengan kehadiran dan kekuasaan Allah, meskipun tidak selalu mutlak kuasa dan hadirat Allah disebabkan oleh musik.
Namun perlu kita ketahui benar bahwa praktek penyembahan kepada Tuhan dengan menggunakan musik sebagai sarana, dapat membawa kita masuk ke dalam hadirat-Nya dan mengalami jamahan kuasa Allah. Saat musik penyembahan mengalun, kita pun bisa mendapat hikmat Tuhan yang memberikan tuntunan untuk mengambil suatu keputusan.
Dalam kitab 2 Raja-raja 3:15 tertulis: “Maka sekarang, jemputlah bagiku seorang pemetik kecapi. Pada waktu pemetik kecapi itu bermain kecapi, maka kekuasaan TUHAN meliputi dia.”
Nabi Elisa meminta seorang pemetik kecapi untuk memainkan kecapi. Tentu saja alunan kecapinya bukan alunan musik duniawi melainkan alunan musik penyembahan kepada Tuhan. Dan saat itulah, kekuasaan TUHAN meliputi nabi Elisa sehingga ia mendapat wahyu Allah. Nabi Elisa kemudian memberitahukan kepada raja Israel apa yang harus dia lakukan menurut Firman Tuhan.
Ketika kita sedang mengalami kesulitan, sembahlah Tuhan dengan musik dan pujian. Pikiran yang buntu akan dibukakan, dan Tuhan akan memberikan hikmat-Nya kepada kita untuk menghadapi persoalan.
Nyanyikanlah syukur dan naikkanlah mazmur dalam segaka keadaan.
Tuhan Yesus memberkati saudara!
Kasih Yang Tidak Membiarkan Aku Pergi
George Matheson sudah bertunangan dan berencana untuk segera menikah. Namun, dokter mengatakan bahwa kesehatan matanya menurun dan tidak lama lagi ia akan mengalami kebutaan.
George merasa sedih karena membayangkan dirinya akan menjadi buta.
Tunangannya kemudian berkata kepadanya bahwa ia tidak dapat menikah dengan orang yang buta.
Makin lengkaplah kesedihan George. Ia akan mengalami kebutaan dan ditambah lagi dengan hal yang menyedihkan hatinya yaitu ditinggalkan sang kekasih yang dicintainya.
Dalam keadaan frustasi, George hendak mengakhiri hidupnya. Ia merasa tidak ada gunanya lagi ia hidup. Harapannya seakan sirna dan masa depannya gelap.
Di saat dia akan mengakhiri hidupnya, ia mengambil sebuah pena untuk menulis surat perpisahan. Namun, apa yang terjadi selanjutnya mengubahkan keputusannya.
Ketika ia memegang pena dan menulis, Tuhan membimbingnya menulis sebuah lagu, sebuah hymn rohani yang terkenal berjudul “O Love That Wilt Not Let Me Go.”
Jadi, bukannya menuliskan kata-kata perpisahan, ia justru menyadari betapa besar Kasih Tuhan pada dirinya, dan Kasih Tuhan itulah yang tidak akan membiarkan ia pergi. George disadarkan Tuhan bahwa ia punya Kekasih yang selalu mengasihi apa adanya yaitu Tuhan Yesus.
Kasih manusia terbatas dan manusia akan membiarkan kita pergi begitu saja. Tidak ada yang menahan kepergian kita karena kasih manusia sudah habis. Tapi berbeda dengan kasih Tuhan, bagaimanapun keadaan kita, kasih-Nya tidak pernah habis untuk kita.
Jangan kecewa bila kita ditolak dan tidak lagi diterima orang, karena masih ada Tuhan Yesus yang selalu menerima dan mengasihi kita apa adanya. Dialah yang menjadi penolong dan sandaran hidup kita. Saat senang maupun susah, ada satu nama yang pasti akan selalu ada untuk kita, Nama Yesus, Nama yang termanis. Haleluya.
Tetapi Engkau, ya Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setia. (Mazmur 86:15)
Kesalahan Pemikiran Tiga Sahabat Ayub
Ketika Ayub sedang mengalami penderitaan yang diijinkan oleh Allah, ada tiga sahabat Ayub yang datang membesuk, menemani dan menasehati Ayub.
Nasehat-nasehat mereka nampaknya baik sekali, namun ternyata Tuhan menegur mereka dan bahkan menghukum mereka karena tidak berkata yang benar tentang Tuhan.
Bagaimana nasehat dan konsep pemikiran tiga sahabat Ayub? Hal ini perlu kita ketahui agar kita tidak menjadi sama dalam pemikiran mereka ketika memandang kepada suatu keadaan yang dialami seseorang.
Pemikiran mereka menjadi gambaran umum pemikiran sebagian orang-orang Kristen sekarang ini. Suatu pemikiran yang salah tentang Allah dan tindakan-Nya. Mereka berpikir dan mengajarkan tentang prinsip balas jasa dalam hal kemakmuran dan penderitaan, bahwa yang benar akan senantiasa diberkati dan yang fasik senantiasa akan mengalami kemalangan.
Inilah suatu konsep pemikiran yang salah yang banyak terdapat sekarang ini. Murid-murid Tuhan Yesus pun sempat mempunyai konsep semacam ini, ketika ada orang buta yang menemui Tuhan Yesus, para murid bertanya: “siapakah yang berdosa, apakah orangtuanya atau dirinya sendiri?” Tapi Tuhan Yesus menjawab dengan pernyataan bahwa bukan orang tuanya dan bukan dirinya maka ia buta melainkan supaya kemuliaan Allah dinyatakan. Inilah kunci rahasia setiap keadaan manusia yaitu bahwa di dalamnya ada kemuliaan Allah yang harus dinyatakan.
Masih banyak yang mencibir dan melecehkan seseorang yang menderita dengan memberikan penghakiman yang menuruti konsep berpikir seperti ini. Apakah kalau ada seseorang yang menderita maka itu pasti disebabkan oleh dosa? Belum tentu. Dan apakah bila ada seseorang yang kaya raya maka itu pasti disebabkan oleh kesalehan hidupnya? Belum tentu.
Kita tidak boleh memberikan penilaian dan penghakiman menurut pemikiran kita sendiri. Setiap keadaan manusia ada dalam kedaulatan Tuhan.
Mari ubahlah cara berpikir kita bila saat ini masih sama dengan cara berpikir tiga sahabat Ayub. Kaya atau miskin janganlah dinilai dengan penghakiman manusia, tetapi haruslah dipandang dari sudut pandang Allah. Lagipula, kita mengikut Tuhan bukan dengan tujuan untuk menjadi kaya. Bila itu yang jadi tujuan kita maka level iman kita sangatlah rendah. Mengikut Tuhan Yesus haruslah dengan hati yang tulus dan kerelaan berkorban. Tuhan akan menolong kita semua untuk membaharui cara berpikir kita agar sesuai dengan kebenaran-Nya. Amin.
“Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.” (Ayub 42:2)
Bukan Hanya Elia Yang Benar
1 Raja-raja 19:18 tertulis: “Tetapi Aku akan meninggalkan tujuh ribu orang di Israel, yakni semua orang yang tidak sujud menyembah Baal dan yang mulutnya tidak mencium dia.”
1 Raja-raja pasal 18 mengisahkan tentang perlawanan nabi Elia melawan nabi-nabi baal. Elia mengalahkan nabi baal oleh pertolongan Tuhan. Namun, kemudian muncul suatu pemikiran dalam hati Elia bahwa hanya dia sendirilah orang benar yang masih hidup saat itu. Elia mengira bahwa sudah tidak ada lagi orang benar di Israel selain dirinya.
Ternyata pemikirannya salah sebab Tuhan sendiri masih menjaga dan memelihara tujuh ribu orang benar di Israel.
Kisah ini memberikan suatu arti rohani yang bagus sekali buat kita. Janganlah kita merasa diri kita sendiri yang benar di hadapan Tuhan dan menganggap semua orang lain salah.
Suatu kali seorang pendeta berkata kepada saya bahwa gerejanya adalah gereja yang benar, dan dia mengatakan bahwa 99,9% gereja yang ada di dunia adalah sesat. Ia hendak mengatakan bahwa sebanyak 0,01% gereja saja yang benar dan gereja yang benar itu adalah gerejanya.
Tentu pendapat dan pemikiran semacam itu adalah salah total. Kita tidak boleh merasa sombong rohani dan menganggap semua orang lain sesat.
Kita semua yang beriman adalah orang-orang yang telah dibenarkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Jangan merasa hanya diri kita sendiri yang benar, dan yang lain salah semua.
Tuhan lah yang memelihara umat-Nya untuk tetap hidup dalam kekudusan dan kebenaran. Ingatlah! Bukan hanya diri kita yang benar, melainkan masih ada lebih banyak lagi orang-orang yang benar di dalam Tuhan. Jangan kita sombong rohani. Haleluya! Tuhan Yesus memberkati.
Rahasia Untuk Bertahan
Di dalam Kitab Yosua pasal 7 ayat 12 ada tertulis kalimat Firman Tuhan demikian: “Sebab itu orang Israel tidak dapat bertahan menghadapi musuhnya,…”
Apa yang menyebabkan mereka tidak dapat menghadapi musuh adalah karena Allah tidak menolong mereka oleh sebab ada dosa di antara umat Israel.
Kebenaran ini berlaku bukan hanya untuk bangsa Israel, melainkan kita semua yang hidup sampai hari ini, yakni bahwa dosa yang dilakukan terus menerus akan membuat kita terputus dari kasih karunia Allah. Hidup dalam dosa akan membuat kita tidak lagi hidup dalam pertolongan dan perlindungan Allah dan membuat kita tidak dapat bertahan menghadapi musuh jiwa kita yaitu iblis yang hendak menyerang dan membinasakan.
Apabila kita telah mengaku percaya kepada Yesus Kristus, maka kehidupan kita seharusnya selaras dan berpadanan dengan kehendak Bapa sorgawi. Berhati-hatilah dengan paham yang mengajarkan bahwa dosa tidak akan membawa maut bagi mereka yang ada di dalam Kristus. Ini merupakan suatu ajaran dan konsep yang salah tentang kehidupan yang baru di dalam Tuhan. Sebab orang yang sudah hidup baru tidak akan mungkin lagi mau kembali kepada hidup yang lama. Tuhan sudah menanggalkan jubah yang lama yaitu dosa, dan memakaikan jubah yang baru yaitu kekudusan di dalam Dia.
Rahasia untuk bertahan melawan segala pencobaan dan tantangan hidup ialah menjauhi dosa dan hidup dalam kebenaran Allah. Jika ini kita lakukan, maka berkat-berkat dan pertolongan Allah akan mengalir dan menaungi kehidupan kita. Kasih karunia Allah akan semakin berlimpah-limpah di dalam hidup kita yang hidup berkenan kepada-Nya.
Tinggalkan dosa dan jangan balik lagi kesana, arahkanlah diri kepada Kristus dan berjalanlah dalam pimpinan Roh Kudus!
Makna Sayur Pahit
Dalam perayaan Paskah Israel di masa Perjanjian Lama terdapat suatu perintah untuk memakan sayur pahit. Di dalam kitab Bilangan 9:11 tertulis: “Pada bulan yang kedua, pada hari yang keempat belas, pada waktu senja, haruslah orang-orang itu merayakannya; beserta roti yang tidak beragi dan sayur pahit haruslah mereka memakannya.”
Setiap makanan yang dimakan dalam perayaan Paskah mengandung makna tersendiri. Dengan demikian, sayur pahit pun punya makna. Apa maknanya?
Makna dari memakan sayur pahit adalah :
1. agar bangsa Israel mengingat bahwa hidup mereka dulu di Mesir begitu pahit karena berada dalam perbudakan yang berat.
2. agar bangsa Israel menyadari bahwa hidup mereka yang sekarang ini adalah kasih karunia Allah yang telah menebus mereka keluar dari Mesir.
Makna sayur pahit ini sebenarnya berkaitan juga dengan kehidupan kita sebagai orang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, yakni:
1. Kehidupan kita dulu diluar Kristus adalah kehidupan yang “pahit”, dibawah perbudakan dosa dan iblis sehingga tidak ada pengharapan.
2. Kehidupan kita yang sekarang di dalam Kristus merupakan suatu anugerah yang luar biasa karena Yesus telah menebus kita dari dosa dan penghukuman. Oleh karena itu, kita seharusnya bersyukur senantiasa karena karya penebusan Tuhan bagi kita sehingga kita tidak binasa melainkan memiliki hidup kekal.
Mari ingatlah selalu bahwa betapa besar kasih karunia Allah kepada kita. Kita hidup dan bernafas karena anugerah-Nya. Kita diselamatkan karena kasih-Nya. Kita ditebus dan dibebaskan dari dosa untuk menjalani kehidupan yang baru di dalam Kristus Yesus Tuhan kita. Amin.
Inisiatif Tuhan dan Respon Kita
Wahyu 3:20 tertulis:
“Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.”
Kerinduan Tuhan untuk masuk dalam kehidupan kita menunjukkan betapa mulia dan besar kasih-Nya kepada kita sehingga inisiatif datang dari Tuhan sendiri. Respon kita untuk menerima Tuhan Yesus akan membawa kita kepada kebahagiaan dan kehidupan yang kekal. Oleh karena itu,Bukalah selalu pintu hati kita untuk Tuhan Yesus. Peka kepada suara-Nya yang lembut dan taat kepada-Nya.
Kalau Tuhan Yesus Datang Ke Rumahmu…
Kalau Tuhan Yesus datang ke rumahmu untuk menginap satu atau dua hari…
Jika Ia datang secara mendadak, apakah yang akan engkau lakukan?
Mungkin engkau akan menyediakan kamar yang terbaik untuknya sebagai tamu yang terhormat,
Dan semua makanan yang terbaik akan engkau hidangkan untuk-Nya,
Lalu engkau akan berkata bahwa engkau sangat senang menerima-Nya di rumahmu.
Tapi….
ketika engkau melihat Tuhan Yesus sedang menuju ke rumahmu,
apakah engkau akan menyambutnya dengan tangan yang terbuka lebar untuk menerima kedatangan-Nya?
Ataukah engkau akan cepat-cepat ganti baju sebelum Ia tiba?
ataukah engkau akan menyembunyikan beberapa majalah yang biasa engkau baca dan kemudian menaruh Alkitabmu di meja ruang tamu?
Apakah engkau akan mematikan radio dan siaran televisi yang engkau sukai? yang isinya banyak mengandung kata-kata tidak sopan dan tidak pantas?
Apakah engkau akan mematikan musik duniawi yang kau sukai dan meletakkan buku pujian rohani agar Ia melihatnya?
Apakah Tuhan Yesus boleh langsung masuk ke rumahmu? Ataukah engkau harus tergesa-gesa membereskan banyak hal yang tidak berkenan pada-Nya?
Dan jika Ia menginap selama beberapa hari di rumahmu, apakah engkau akan melakukan hal-hal yang biasanya engkau lakukan?
Apakah engkau akan mengucapkan kata-kata yang biasa engkau ucapkan sehari-hari?
Apakah engkau akan menjalani hidup sebagaimana biasanya engkau jalani?
Apakah topik pembicaraan keluargamu akan berubah dengan keberadaan-Nya?
Apakah engkau mengucap syukur untuk makananmu setiap hari?
Apakah engkau akan menyanyikan lagu-lagu yang biasa engkau nyanyikan dan membaca buku-buku yang biasanya engkau baca?
Apakah engkau akan mengajak-Nya pergi kemana engkau biasanya akan pergi? Ataukah engkau akan mengubah rencana bepergian selama beberapa hari ke depan?
Apakah engkau akan senang memperkenalkan Tuhan Yesus dengan teman-temanmu?
Ataukah engkau akan berusaha agar Ia tidak bertemu dengan teman-temanmu itu?
Apakah engkau akan senang bila Ia tinggal untuk selamanya di rumahmu?
Ataukah engkau akan bernafas lega saat Ia pergi dari rumahmu?
Sangat penting dan menarik untuk mengetahui apakah yang akan engkau lakukan, kalau Tuhan Yesus datang secara pribadi ke rumahmu.
-Anynomous-
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
(Wahyu 3:20)
Buah Roh: Kasih
Apakah Kasih itu? Kasih merupakan salah satu buah Roh yang bercirikan kesabaran dan belas kasihan serta pengampunan.
Sampai seberapa banyakkah kesabaran itu? Tak terbatas.
Kapankah harus ada belaskasihan? Setiap saat.
Berapa kalikah harus mengampuni? 70 kali tujuh kali, yang bermakna kesediaan untuk selalu dan terus mengampuni bagaimanapun besarnya kesalahan orang lain kepada kita.
Kasih akan meluap dari dalam hati kita karena hati kita dipenuhi oleh kasih Allah. Kita akan memandang orang lain seperti cara Allah memandang yaitu dengan KASIH.
Ingatlah bahwa sebagaimana Allah telah mengasihi kita, begitupun juga kita seharusnya mengasihi orang lain.
Mulailah dari diri kita sendiri, praktekkanlah dalam kehidupan keluarga kita. Dan marilah bercermin, apakah perkataan kita sudah mengandung kasih? Apakah pikiran kita mengandung kasih? Apakah perbuatan kita mengandung kasih.
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. (Matius 22:39b)