Tuhan Yesus berbeda dengan para ahli Taurat yang mengajar orang-orang Israel. Dalam Matius 7:28-29 tertulis: “Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya,
sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat mereka.”
Sangat berbeda pengajaran dari seorang yang berkuasa dengan yang tidak. Orang yang mempunyai otoritas tertinggi akan memiliki kewibawaan yang lain dengan orang yang tidak punya otoritas. Demikian pula halnya dengan Tuhan Yesus. Kemahakuasaan Kristus membuat-Nya berbeda dengan para pengajar lainnya. Para pendengar dibuatnya takjub. Ini sesuatu yang luar biasa, bukan biasa-biasa. Orang-orang takjub mendengarkan pengajaran Tuhan Yesus.
Dalam konteks masa kini, hal seperti dalam ayat ini masih nampak. Banyak pengajar Firman Tuhan yang tidak memiliki kuasa dalam pengajarannya. Mengapa? Karena mereka tidak menghidupi Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh atau tidak mempercayai Kristus dan kuasa-Nya, hanya sekedar atau setengah percaya serta tidak dipimpin oleh Roh Kudus. Motif-motif lain dalam memberikan pengajaran selain untuk kemuliaan Tuhan, juga menyebabkan pengajaran menjadi tidak berdampak dan tidak berkuasa.
Pengajaran Tuhan Yesus berkuasa karena Dia adalah Sang Pencipta. Meski dalam wujud manusia, Yesus Kristus tetap berkuasa. Inilah yang membedakan Tuhan Yesus dengan semua pengajar dan semua nabi yang ada.
Banyak orang mau belajar dari orang sukses supaya sukses, dari orang pintar supaya pintar, dari orang yang ahli supaya jadi ahli, Makanya saat ini saya katakan kepada semua yang membaca ini, belajarlah dari Yang Datang Dari Sorga, supaya kita masuk surga. Dengarkan dan ikutilah pengajaran dari Tuhan Yesus Kristus yang berkuasa. Amin.
Legalisasi Pernikahan Sejenis Di Amerika Serikat: Tanda Apakah?
Saat ini resmi sudah seluruh negara bagian di Amerika Serikat memberlakukan pernikahan sesama jenis setelah diputuskan oleh Mahkamah Agung AS yang disetujui oleh pemerintah. Apa yang dulunya tabu dan haram, sekarang ini dihalalkan oleh manusia dan dilakukan terang-terangan.
Setelah sebelumnya beberapa negara di Eropa melegalkan hal ini dan juga Australia serta Selandia Baru, akhirnya Amerika Serikat melakukan hal yang sama.
Tanda apakah ini? Mengapa negara-negara yang mayoritas Kristen dan mendasarkan konstitusinya pada Alkitab justru telah melanggar perintah Tuhan?
Tentu kita sangat sedih dan menyayangkan sikap pemerintah negara-negara tersebut. Akan tetapi, kita harus sadari bahwa semuanya ini harus terjadi sesuai dengan nubuatan dari Tuhan Yesus.
Di dalam Lukas 17:26 tertulis perkataan Tuhan Yesus: “Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia”. Kemudian pada ayat 28 disebutkan juga bahwa hari terakhir akan seperti zaman Lot yaitu zaman di Sodom. Apa maksudnya? Dua zaman yang disebutkan itu, zaman Nuh dan zaman Lot, memiliki satu kesamaan yaitu dosa seksual. Orang-orang kawin mawin dengan begitu bebasnya. Perzinahan terjadi dengan masif dan terang-terangan dan bahkan hubungan sesama jenis terjadi dengan luar biasa dari segi angka kuantitasnya. Masyarakat zaman itu hidup dalam dosa-dosa dan pelanggaran seks yang berat di mata Tuhan.
Hal ini terulang lagi di masa sekarang bahkan telah dilegalkan oleh pemerintah. Negara-negara lain belum melegalkannya namun praktek homoseksualitas, yakni gay dan lesbian, banyak terjadi walaupun secara sembunyi-sembunyi maupun tersamar.
Tanda apakah ini? Ini adalah tanda-tanda akhir zaman. Dunia sudah sedang menuju akhir, dunia sudah akan kiamat. Tuhan Yesus telah menyebutkan salah satu tandanya adalah peristiwa zaman Nuh dan zaman Lot.
Bagaimana respon kita? Persiapkanlah diri kita untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus Kristus, yang akan menghakimi semua orang dan menghukum para pendosa ke dalam neraka. Kita yang percaya kepada-Nya biarlah hidup semakin kudus dan benar agar tiada bercacat pada saat Ia datang menjemput kita. Amin.
Kembali Kepada Sabda-Nya
Nats Alkitab:
Adapun Allah,jalanNya sempurna; sabda TUHAN itu murni; (2 Samuel 22:31)
Ada banyak jalan menuju Roma,begitulah kata kebanyakan orang untuk menyatakan bahwa ada banyak jalan untuk menuntaskan suatu masalah yang mereka hadapi. Tetapi apakah itu jalan yg benar atau sempurna?
Ada ayat firman TUHAN yang mengatakan bahwa ada jalan yang disangka orang lurus tapi ternyata ujungnya menuju kepada kebinasaan. Ayat firman TUHAN yang tertulis di atas berkata bahwa jalan TUHAN itu sempurna,halleluya. Ini perkataan seorang raja, raja Daud mengakui bahwa jalan TUHAN itu sempurna.
Kalau kita membaca kisah raja Daud yang begitu berliku, kadang ada saat senang tapi juga tak sedikit dia harus menghadapi begitu banyak tantangan, baik dari luar maupun dari dalam. Tetapi dia mampu melewatinya maka raja Daud berkata bahwa jalan TUHAN itu sempurna. Mengapa? Karena raja Daud hidup selalu dekat dengan ALLAH,walaupun badai hidup malandanya dan itu adalah saat-saat sulit baginya.
Daud selalu memuji muji TUHAN dan dia selalu merenungkan sabda TUHAN, makanya Daud menjadi kuat dan tidak goyah imannya. Sebaliknya banyak sekali anak TUHAN ketika menghadapi berbagai masalah sering mencari jalan bukan dari TUHAN, padahal kita tahu bahwa TUHAN adalah sumber jawaban bagi setiap masalah kita, bahkan tidak sedikit yang tinggalkan TUHAN.
Mari kita kembali kepada jalan TUHAN yang sempurna itu melalui sabdaNya yang murni. Maka hidup kita akan limpah dengan berkat dan sukacita dari TUHAN kita YESUS KRISTUS. Amin.
(CMJ)
Faktor Penyebab Kejahatan
Dari kegiatan pelayanan di lembaga pemasyarakatan dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor penyebab seseorang melakukan kejahatan. Apapun jenis kejahatannya, ada faktor-faktor utama yang mendorongnya melakukan itu.
Beberapa faktor utama yang menjadi penyebab adalah:
1. Tidak adanya figur orangtua yang bertanggung jawab dalam mendidik dan memberikan teladan yang baik.
Baik ayah maupun ibu, memegang peranan penting dalam perkembangan mental dan spiritual anaknya. Generasi mendatang ditentukan oleh bagaimana teladan dan didikan orangtua kepada anak-anaknya. Orangtua harus mendidik anak-anak dalam Firman Tuhan dan mengasihi mereka dengan tulus. Amsal 22:6 berkata: “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.” Dan Amsal 29:17 tertulis: “Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu.”
2. Pergaulan yang salah
Memilih teman adalah sesuatu yang penting. Tidak semua orang dapat dijadikan teman yang baik. Anak-anak harus belajar untuk memilih siapa teman yang baik dan mana yang tidak baik. Salah satu napi yang kami layani, mengalami kesulitan mengambil keputusan untuk bertobat karena terikat dengan teman-teman di geng motornya. Hal ini sesungguhnya tidak perlu terjadi kalau ia menyadari bahwa hidupnya tidaklah tergantung dari teman-temannya itu. 1 Korintus 15:33 berkata: “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.”
3. Malas melakukan kegiatan kerohanian.
Hampir semua napi yang ada mengatakan bahwa sebelum masuk penjara, kehidupan mereka diluar, tidak pernah atau jarang sekali pergi ke gereja, malas berdoa, dan malas membaca Alkitab. Setelah di dalam penjara barulah mereka menjadi rajin ibadah dan membaca Alkitab serta berdoa. Penting sekali untuk beribadah kepada Tuhan melalui kegiatan dan aktivitas kerohanian seperti pergi ke gereja, persekutuan dan acara ibadah lainnya. 1 Timotius 4:7-8 berkata demikian: “Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.”
Tiga hal ini menjadi faktor utama penyebab seseorang menjadi pribadi yang hidup dalam dosa, hawa nafsu dan kejahatan. Bagi para orangtua, perhatikanlah hal ini: Didiklah anak-anak dalam kasih dan Firman Tuhan.
Mari dekatkan diri kepada Tuhan supaya terhindar dari kerugian dan kemalangan. Hanya dekat pada Tuhan kita akan mendapatkan ketenangan, damai, sukacita dan berkat. Amin.
Mempercayai Janji Allah
Shalom saudara yang dikasihi Tuhan,
Saat kita diperhadapkan dengan tantangan berat yang nampaknya menghadang perjalanan untuk mencapai janji Tuhan di hadapan kita, bagaimanakah respon kita?
Apakah kita akan mundur, berdiam saja atau tetap melangkah maju?
Hal seperti itu terjadi tatkala bangsa Israel hendak memasuki Tanah Perjanjian. Para pengintai melihat penduduk disana yang tinggi besar dan mereka menjadi takut. Mereka kehilangan kepercayaan kepada kuasa Allah. Dari duabelas orang pengintai, sepuluh orang tidak percaya mereka akan meraih janji Allah. Dan akibatnya hampir semua bangsa Israel menjadi tawar hati terhadap janji Allah. Mereka pun kehilangan iman dan bimbang serta meragukan Tuhan.
Saudara yang terkasih, Tuhan mau agar kita mempercayai Dia dengan sungguh-sungguh. Jangan bimbang dan tawar hati. Walaupun ada tantangan yang besar, “tembok tinggi”, “jurang yang lebar”, dan segala sesuatu yang membuat nampaknya mustahil, namun percayalah tetap kepada Tuhan. Dia sanggup dan maha kuasa. Tuhan dapat membuat jalan di saat tiada jalan.
Roma 4:20 berkata: “Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,”
Mari, bangkitlah dari keterpurukan iman dan keputusasaan. Jangan ragukan kuasa-Nya dan janji-Nya. Tuhan Yesus akan mengerjakan yang terbaik dalam kehidupan kita dengan kuasa-Nya yang ajaib. Amin.
Karunia Untuk Menderita
Shalom saudara yang dikasihi Tuhan,
Kehidupan sebagai orang yang beriman kepada Kristus bukanlah kehidupan yang bebas dari masalah atau penderitaan. Masalah dan penderitaan dapat terjadi sebagai ujian-ujian bagi iman kita supaya kita semakin teguh dan kokoh percaya kepada Kristus.
Ada orang yang setelah menjadi percaya kepada Kristus, kehidupan ekonominya mengalami penurunan. Atau kehidupan sosialnya mengalami tantangan yang berat, apakah itu dalam rumah tangga, keluarga atau masyarakat lingkungan.
Sebagian orang mengalami diberhentikan dari sekolah, universitas dan bahkan ada yang di PHK alias dipecat dari pekerjaan. Yang kesemuanya itu disebabkan oleh imannya kepada Yesus Kristus Tuhan.
Mengapa hal seperti itu terjadi? Tuhan mengijinkan hal-hal tersebut untuk memurnikan iman kita kepada-Nya. Tuhan menghendaki agar kita mempercayainya dengan penuh ketulusan, tanpa motivasi yang lain.
Dalam Filipi 1:29 tertulis demikian:
“Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia,”
Jelas sekali ayat ini berbicara tentang penderitaan. Rasul Paulus telah mengalami penderitaan yang beruntun sepanjang hidupnya setelah ia menjadi percaya. Hal itu nampak begitu sulit dan dapat menggoyahkan iman. Namun, ingatlah bahwa ujian terhadap iman kita akan menghasilkan ketekunan dan pada akhirnya kita akan menerima mahkota kemuliaan yang telah Ia sediakan bagi kita.
Sudahkah kita bersyukur atas penderitaan yang kita alami? Walaupun sulit, bersyukurlah untuk segala sesuatu yang Tuhan ijinkan terjadi. Segala sesuatu adalah baik di dalam rencana-Nya. Tuhan akan menopang dan memberi kekuatan kepada kita sehingga dapat menanggung semua penderitaan itu. Ada saatnya nanti kita akan melihat semuanya begitu indah. Haleluya.
Alexander Agung dan Alexander Prajurit
Alexander Agung adalah seorang raja dan panglima perang yang menguasai wilayah yang sangat luas. Dalam daftar prajuritnya ada seorang yang bernama sama dengannya, Alexander, hanya ada perbedaan sifat yang sangat besar antara keduanya.
Pada suatu hari Raja Alexander Agung memerintahkan untuk membawa Alexander si prajurit ke hadapannya.
Pada waktu Alexander si prajurit itu berada di hadapan Raja Alexander Agung, sang Raja berkata: “Saya mendengar dua hal mengenai kamu. Yang pertama adalah bahwa kamu seorang pengecut. Yang kedua, kamu punya nama yang sama dengan saya. Sekarang, kamu harus memilih antara dua hal ini untuk kamu lakukan. Apakah kamu mau menjadi orang yang berani seperti rajamu, tidak takut menghadapi musuh dan selalu berada di garis depan, atau kamu ganti nama dengan nama yang lain, jangan bikin malu nama Raja Alexander!”
Kisah ini mengingatkan kita sebagai orang-orang yang beriman bahwa kehidupan kita membawa nama Kristus. Kemanapun kita pergi dan melangkah, ada nama Tuhan Yesus Kristus yang melekat dalam hidup kita, sehingga setiap perkataan dan perbuatan kita akan dilihat orang lain dan menjadi penilaian yang akan memuliakan atau mempermalukan Kristus.
Marilah kita menjadi seorang Kristen yang sejati, menjalani kehidupan yang kudus, mengasihi sesama dan setia melakukan kehendak Tuhan agar nama Tuhan Yesus dimuliakan melalui cara hidup kita. Amin.
2 Tesalonika 1:12
“sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus.”
Phaneroo
Shalom saudara yang dikasihi Tuhan,
Salah satu ciri seorang anak Tuhan adalah kehidupannya jujur dan terbuka di hadapan-Nya. Tidak ada hal-hal yang disembunyikan dan tidak ada kemunafikan. Kita akan rugi pada hari akhir apabila hidup dalam kemunafikan. Berpura-pura baik dan kudus tapi ternyata hidup dalam dosa. Ini adalah suatu sifat dan sikap yang tidak boleh ada dalam hidup kita.
Dalam surat 2 Korintus 5:10 tertulis demikian: “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.” Ayat ini menunjukkan bahwa ada pengadilan Kristus yang akan kita hadapi sebagai orang-orang percaya kepada Kristus, di hari akhir. Kita tidak dapat luput dari pengadilan ini namun syukur kepada Tuhan karena pengadilan Kristus bertujuan untuk menentukan seberapa besar pahala dan kemuliaan yang kita terima dalam Kerajaan Sorga, bukan soal masuk atau tidak ke sorga, sebab oleh Kasih Karunia Tuhan, kita semua yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, telah dibebaskan dari penghukuman dosa dan maut.
Di dalam ayat tersebut diatas ada kata “menghadap”, yang dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Yunani, tertulis dengan kata “Phaneroo” yang berarti “disingkapkan dengan terus terang dan di hadapan umum”. Jadi, dalam pengadilan Kristus itu, kita semua tidak dapat menyembunyikan diri kita karena semuanya akan dibukakan oleh Tuhan. Oleh karena itu, biarlah kehidupan kita sekarang ini adalah kehidupan yang sejujur-jujurnya dan apa adanya dari diri kita. Kita harus menjadi jati diri yang selaras dengan kehendak Firman Tuhan.
Apa saja yang akan terbuka di hadapan pengadilan Kristus? Perbuatan-perbuatan kita yang tersembunyi, watak dan sifat, perkataan, pikiran, motivasi dalam pelayanan, dan segala sesuatu tentang kehidupan kita. Tidak ada satupun yang tidak akan dibukakan dan tidak ada satupun yang akan tersembunyi di hadapan Tuhan.
Karena itu saudara yang dikasihi Tuhan, marilah kita hidup dengan jujur, tulus dan benar di hadapan Allah dan sesama, supaya ketika kita menghadapi tahta pengadilan Kristus, didapati bahwa kita adalah orang-orang yang setia dan benar di hadapan-Nya. Amin.
Berdoalah dan mintalah kepada Tuhan untuk memberikan saudara kekuatan dan tuntunan untuk hidup dalam kebenaran-Nya. Dan buatlah komitmen untuk hidup benar serta jauhkanlah diri saudara dari segala kemunafikan. Tuhan Yesus akan menolong saudara dengan kuasa dan penyertaan Roh Kudus.
Tugas Terakhir
Hari Rabu yang lalu, saya menelepon seorang teman, pelayan Tuhan, untuk melayani di Lapas Jelekong Bandung. Dia menyanggupi dengan penuh semangat sebagaimana biasanya kalau diminta kesediaannya untuk melayani dan menyampaikan khotbah meskipun tanpa imbalan. Namanya adalah Bapak Sadoki Waruwu.
Di lapas, ia menyampaikan Firman Tuhan dengan penuh semangat. Dan disana ada satu anak binaan lapas yang sudah lama berdoa agar dikunjungi oleh orang dari suku Nias, karena ia rindu bertemu teman sekampung halaman. Kehadiran Bapak Sadoki menjadi obat kerinduannya dan ia senang akan kehadiran pelayan Tuhan dari suku Nias. Bapak Sadoki pun berjanji untuk datang sekali setiap bulan untuk melayani disana.
Pada saat pulang dan hampir mencapai kompleks perumahan tempat tinggalnya, Pak Sadoki berhenti di pinggir jalan dan turun dari motornya untuk beristirahat karena pusing. Rupanya inilah tanda awal kepergian dari Bapak Sadoki.
Malamnya, ia dibawa ke RS Immanuel dan hari ini, Sabtu sore, ia dipanggil pulang oleh Bapa di sorga.
Ada semacam perasaan tidak enak dalam hati saya karena sayalah yang menelepon meminta kesediaannya untuk berkhotbah di lapas. Namun, perasaan itu sirna tatkala saya menyadari bahwa kematiannya sungguh mulia karena sehabis menunaikan tugas pelayanan. Hidup dan mati manusia ada dalam kedaulatan Tuhan. Manusia hanya bisa berencana, namun Tuhan yang menentukan.
Apabila kita masih hidup sampai hari ini, itu adalah kemurahan Tuhan dan baiklah kita meresponi kemurahan-Nya dengan melayani Dia.
Apa yang telah dilakukan oleh Bapak Sadoki Waruwu menjadi teladan agar kita senantiasa setia dan bersemangat dalam mengerjakan tugas pelayanan. Soal kematian adalah urusan Tuhan. Umur kita ada di dalam genggaman tangan Tuhan.
Selama kita hidup baiklah kita selalu melayani Tuhan, haleluya.
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. (Filipi 1:21)
“Selamat jalan sobat sekerja dalam pelayanan Kerajaan Allah, segala jerih payahmu tidaklah sia-sia, engkau telah tenang dan damai bersama Tuhan Yesus dalam Kerajaan Sorga.”
Berpuasa Yang Sejati
Menjelang bulan puasa setiap tahun di Indonesia terjadi suatu fenomena yang aneh. Aneh karena seharusnya puasa berkorelasi dengan berkurangnya konsumsi makanan. Tapi apa yang terjadi dalam kenyataan menunjukkan keterbalikan dari hal yang seharusnya. Di bulan puasa justru tingkat konsumsi lebih tinggi dari bulan lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan melambungnya harga kebutuhan pokok seperti beras, daging, minyak goreng dan lain sebagainya. Mekanisme pasar terkait erat dengan hubungan antara permintaan dan penawaran, kebutuhan dan ketersediaan. Semakin banyak orang yang mencari suatu barang maka barang itu akan menjadi semakin naik harganya. Demikian pula sebaliknya, semakin sedikit yang mencari barang itu maka harganya akan cenderung turun. Ketersediaan barang juga sangat mempengaruhi harga dan erat kaitannya dengan permintaan.
Di bulan puasa, seharusnya kita menikmati harga bahan pokok yang murah karena turun harga yang disebabkan turunnya permintaan. Atau minimal harganya tetap sama seperti bulan yang lain.
Fenomena ini menunjukkan bahwa bulan puasa adalah bulan paling konsumtif dibandingkan bulan lainnya. Suatu kontradiksi yang begitu luar biasa dengan makna dan esensi dari puasa.
Alkitab mengajarkan tentang puasa sebagai suatu komitmen untuk menahan dari dari segala hawa nafsu dan mendekatkan diri kepada Tuhan lewat doa-doa permohonan dan penyembahan.
Puasa bukanlah sekedar tidak makan dan tidak minum, juga bukan sekedar tidak marah. Tapi lebih daripada itu, puasa merupakan momen yang harus diisi dengan hal-hal yang berkenan kepada Tuhan. Apa saja hal-hal yang harus dilakukan pada saat seseorang berpuasa? Mari kita baca dalam kitab Yesaya 58:6-7 yang tertulis demikian:
Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!
Dalam ayat selanjutnya (8-12) tertulis demikian:
Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan TUHAN barisan belakangmu.
Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! Apabila engkau tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah,
apabila engkau menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.
TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.
Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan “yang memperbaiki tembok yang tembus”, “yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni”.
Mari renungkan Firman-Nya, sadarilah dan kita melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan bagi kita. Haleluya. Tuhan Yesus memberkati.