Pada suatu pagi, ketika pintu bahtera terbuka, orang-orang dapat melihat sepasang burung rajawali terbang di langit.
Tapi di bawah, di atas tanah, nampak pula berbagai binatang yang berjalan berpasangan, sepasang ular, sepasang bekicot, dan sepasang ulat juga turut menuju ke bahtera.
Ada banyak binatang darat yang datang berpasangan menuju bahtera, begitu juga burung-burung di udara datang berpasangan. Tapi hanya ada satu pintu masuk untuk mereka semua. Satu pintu yang akan membawa keselamatan. Burung-burung harus turun menuju ke pintu itu, dan binatang darat harus naik ke pintu itu untuk masuk ke dalam bahtera.
Keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga kecuali di dalam nama Yesus Kristus yang membawa hidup kekal.
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. (Yohanes 14:6)
Satu Dalam Iman
Dalam pelayanan di penjara, saya melihat dan merasakan kesatuan para napi sebagai umat Tuhan. Tidak ada istilah saya dari gereja ini atau itu, semua warga binaan dalam penjara mengikuti kegiatan ibadah dalam satu kesatuan. Mereka secara bersama-sama bernyanyi, berdoa, memuji Tuhan, mendengarkan Firman Tuhan dan saling mendoakan serta memperhatikan satu sama lain. Tidak ada istilah denominasi, merk gereja, siapa gembalanya dan hal-hal lainnya, semuanya satu membaur dalam satu iman.
Di luar penjara, kenyataan yang berbeda justru nampak. Meskipun satu iman, tapi tembok gereja telah memisahkan orang-orang percaya. Merk dan denominasi gereja, gembala dan pemimpin rohani telah menjadi pemisah antara orang-orang beriman.
Hal ini sangat memprihatinkan karena seharusnya tidak demikian. Tuhan Yesus menghendaki agar kita menjadi satu. Tidak boleh kita saling membedakan satu dengan yang lain apalagi membenci satu sama lain hanya karena perbedaan denominasi. Kita semua satu tubuh di dalam Kristus, dan setiap kita punya posisi sebagai anggota-anggota yang mempunyai fungsi berbeda tapi dalam satu tujuan dan dibawah satu kepala yaitu Kristus.
Marilah kita saling mengasihi satu sama lain sesama anak Tuhan karena Dia sendiri tidak membeda-bedakan tetapi menerima siapapun kita. Jangan memandang ras, suku atau bahasa, denominasi dan sebagainya, tapi terimalah setiap perbedaan dan nyatakan kasih satu sama lain dengan menunjukkan kepedulian dan perhatian nyata.
Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. (1 Korintus 12:13)
Waktu-Nya Tepat
Ratapan 3:26 berkata: “Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN.”
Waktu Tuhan tidak terlalu cepat, tidak begitu lambat tapi TEPAT pada waktunya dan ukurannya sesuai dgn KEBUTUHAN kita!
(Pdt. Mecky Lengkey)
Janji Tuhan Itu Murni
Kemurnian bermakna mulia, tidak terkontaminasi, bersih, suci dan tulus.
Ayat Alkitab dalam Mazmur 12:7 berkata: “Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah.
Hal ini bermakna bahwa janji Tuhan itu merupakan suatu kepastian. Bila Tuhan berjanji maka Ia pasti akan menepati.
Apakah janji-janji Tuhan? Ada begitu banyak janji-Nya bagi kita. Keselamatan, kehidupan kekal, pemeliharaan, pertolongan, penyertaan dan segala kebaikan serta kasih karunia yang indah.
Bagaimana kondisi dan perasaan saudara saat ini? Mungkin saudara sedang mengalami saat-saat pergumulan atau masalah yang sulit. Mungkin saudara sedang menantikan terwujudnya suatu rencana di masa depan. Bila Tuhan sudah berjanji maka Ia tidak akan mengingkari. Bila Ia telah membuka jalan, maka Tuhan pula yang akan menyelesaikan sampai akhirnya.
Jalan-jalan-Nya sempurna melebihi apa yang dapat kita pikirkan dan doakan. Percayalah, janji Tuhan itu murni, pertolongan-Nya itu pasti. Amin.
Garuda Di Dadaku Malaysia Di Perutku
Kehidupan warga Pulau Sebatik sungguh unik. Meskipun mereka termasuk warga negara Indonesia namun untuk soal kebutuhan makan mereka lebih sering mencari di Malaysia. Jauhnya pusat belanja Indonesia dari lokasi tempat tinggal mereka,menyebabkan banyak penduduk Pulau Sebatik pergi ke Malaysia untuk membeli kebutuhan pokok.Karena hal tersebut, warga disana mempunyai suatu istilah “Garuda di dadaku, Malaysia di perutku.” Sungguh memprihatinkan.
Istilah tersebut sangat menarik untuk dicermati kita semua, apalagi bila dijadikan bahan perenungan dalam kehidupan kerohanian kita sehari-hari.
Adakalanya realita menunjukkan bahwa ada orang yang mendua hati dalam iman. Dalam hati beriman kepada Tuhan, tapi kalau soal urusan perut imannya tertuju kepada yang lain, “Iman di dadaku, dunia di perutku.”
Ada 3 fakta dalam realita hidup rohani:
1) mengaku beriman pada Tuhan, tapi mencari uang dengan cara melakukan dosa.
2) mengaku beriman pada Tuhan, tapi dalam hal ekonomi percaya kepada yang lain, seperti mitos dan kepercayaan lain
3) mengaku beriman pada Tuhan tapi dalam praktek hidupnya melakukan ritual dan tradisi kepercayaan penyembahan berhala
Tuhan berjanji untuk memenuhi segala kebutuhan kita, sekali lagi, segala kebutuhan kita. Jadi, kita harus sungguh-sungguh percaya akan kuasa pemeliharaan Allah dan tidak menduakan Allah dengan hati yang bimbang dan bercabang.
Percayalah bahwa Allah akan selalu menyediakan semua yang kita perlukan dengan cara-Nya yang ajaib. Tetaplah teguh beriman kepada Tuhan Yesus Kristus dan jangan goyah karena berbagai situasi tantangan.
“Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Matius 6:24)
Kasih Setia Tuhan Kekal
Seberapa besarkah kasih setia Tuhan kepada manusia ciptaan-Nya? Firman Tuhan berkata bahwa kasih dan setia-Nya tak terbatas dan kekal adanya.
Apakah yang dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan? Tidak ada. Segala situasi apapun tak dapat memisahkan kita dari kasih-Nya.
Kasih-Nya telah ditunjukkan oleh-Nya dengan kesediaan-Nya menjadi manusia dengan meninggalkan tahta-Nya. Ia bahkan rela mati bagi penebusan dosa semua manusia.
Ingatlah selalu akan kasih setia-Nya yang besar dan sadarilah betapa Allah mengasihi kita.
Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun. (Mazmur 100:5)
Ragu Ragu Atau Yakin
Nats Alkitab:
Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya. (2 Timotius 2:4)
Di sebuah pusat pendidikan pasukan khusus Angkatan Bersenjata, ada sebuah tulisan di depan pintu gerbang masuk: “Jika anda ragu-ragu, lebih baik pulang saja!” Tulisan ini menyatakan suatu ketegasan akan pilihan. Tidak boleh ada sedikitpun keraguan dalam memilih menjadi seorang prajurit.
Tulisan tersebut selaras dan sejalan dengan prinsip dalam mengikuti dan melayani Kristus. Ibarat seorang prajurit terhadap komandannya, demikian pula setiap orang yang beriman dan mau mengikuti Tuhan Yesus harus memiliki totalitas. Totalitas dalam melayani tanpa harus memikirkan diri sendiri, tanpa kebimbangan dan kekuatiran. Sebuah totalitas tanpa mempertanyakan kenapa dan bagaimana, tetapi hanya ketaatan dalam menjalankan setiap perintah-Nya.
Apakah Hidup Dalam Kasih Karunia Dibolehkan Berbuat Dosa?
Nats Alkitab:
Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? (Roma 6:1-2)
Nats Alkitab diatas menjelaskan arti hidup dalam kasih karunia Allah sekaligus menjawab pertanyaan banyak orang tentang boleh tidaknya seseorang berbuat dosa dalam kasih karunia yang Allah berikan.
Ada yang berpendapat bahwa jikalau seseorang telah menerima Kristus dalam hidupnya dan dengan demikian telah menerima anugerah keselamatan maka tidak masalah jika ia hidup dalam dosa, karena ia pasti akan tetap selamat oleh kasih karunia itu. Apakah pendapat ini benar? Pendapat ini salah dan sama sekali tidak benar!
Kita yang telah menerima kasih karunia Allah karena iman kepada Kristus, tidak akan lagi mau hidup dalam dosa karena kita telah dibebaskan dari perbudakan dosa. Sebab dulu kita adalah hamba dosa tetapi sekarang telah dimerdekakan oleh Tuhan Yesus Kristus oleh curahan darah-Nya yang menebus kita. Sekarang ini kita adalah hamba kebenaran karena kasih karunia itu. Dapatkah seorang hamba kebenaran membiarkan dirinya hidup lagi di dalam dosa? Tidak!
Roma 6:14 berkata: “Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.” Inilah kebenaran yang harus kita pahami bahwa kita yang sudah menerima kasih karunia Allah oleh iman, tidak akan dikuasai lagi oleh dosa.
Saudara yang dikasihi Tuhan, pakailah hidup saudara untuk melakukan kebenaran, bukan kejahatan atau kecemaran. Keinginan duniawi dan perbuatan daging bertentangan dan tidak sejalan dengan kasih karunia Allah. Kita diciptakan untuk berbuat yang baik bukan yang cemar dan jahat. Kita diciptakan untuk memuliakan Allah dalam seluruh aspek kehidupan kita.
Dalam Efesus 2:10 tertulis :”Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” Marilah kita senantiasa hidup untuk melakukan pekerjaan baik. Jangan lagi mau diperbudak oleh dosa. Tolak segala keinginan daging yang membawa dosa dan segala hawa nafsu duniawi. Biarlah hidup kita selaras dengan keinginan Roh Kudus dan ijinkan Roh Kudus menguasai hati dan pikiran kita. Amin.