Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. (1 Petrus 2:24)
Yesus Kristus telah menanggung semua kutuk dosa kita di dalam diri-Nya agar supaya kita terbebas dari ikatan dosa dan hidup untuk kebenaran.
Salah satu kutuk dosa yang telah Ia tanggung adalah sakit penyakit. Di atas kayu salib, Kristus telah menanggung sakit penyakit kita. Darah-Nya yang tercurah oleh bilur-bilur atau luka-luka pada tubuh-Nya menjadikan kita sembuh dan terbebas dari segala sakit penyakit.
Ketika umat Israel berdosa di padang gurun, ular-ular Tedung bermunculan dan memagut mereka sehingga mereka mengalami kesakitan akibat racun ular dan terancam kematian. Mereka kemudian berseru kepada Musa memohon pengampunan dan pertolongan Allah. Lalu Allah menyuruh Musa membuat ular Tedung dan ditaruh pada tiang agar dapat dilihat semua orang. Bagi mereka yang melihat ular tedung akan mengalami kesembuhan.
Demikian tertulis dalam Bilangan 21:8-9 yaitu:
Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Di padang gurun, ular ditinggikan pada sebuah tiang, yang membawa kesembuhan. Terlebih lagi Yesus Kristus yang telah disalibkan, Ia ditinggikan pada tiang salib, agar setiap orang yang percaya diselamatkan dan disembuhkan.
Dalam Yohanes 3:14-15 tertulis:
“Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.”
Tuhan Yesus Kristus telah menjadi jalan keselamatan bagi hidup kita dan juga kesembuhan bagi segala penyakit kita. Ia telah menanggung semua kutuk akibat dosa. Semua sudah terbayar lunas di atas kayu salib.
Oleh Bilur-bilur Yesus Kristus, kamu telah sembuh!
Mystery Tour
Berapa puluh tahun lampau, sebuah travel agent di Brussels berhasil memperoleh penghasilan sangat besar melalui program tour yang mereka sebut dengan “Mystery Tour”. Sesuai dengan namanya maka tour yang mereka buat benar-benar misteri sesuai namanya. Disebut “Mistery” karena tidak ada rencana mau kemana dan tidak ada jadwal sama sekali. Turis-turis yang ingin ikut program ini mengantri untuk menjadi peserta “Mistery Tour”, meskipun mereka sama sekali tidak tahu akan dibawa kemana. Sungguh hal yang aneh bukan?
Memang menarik mungkin untuk menghadapi suatu kejutan-kejutan dalam tour yang misteri. Namun, dalam “tour” kehidupan, kita tidak boleh tanpa rencana dan tujuan. Hidup di dalam Tuhan harus punya tujuan yaitu memuliakan nama Tuhan. Ada tujuan jangka panjang dan ada tujuan jangka pendek, ada tujuan yang luas sifatnya, dan ada pula tujuan yang bersifat detail.
Tanpa visi atau tujuan hidup, maka kita akan kehilangan arah. Ada sebuah pepatah berkata: “Jika anda tidak membuat rencana, maka sesungguhnya anda sedang berencana untuk gagal.” Nah, hidup itu harus punya tujuan dan rencana yang selaras dengan kehendak Firman Tuhan. Dalam segala aspek kehidupan, buatlah sasaran untuk mempermuliakan nama Tuhan. Amin.
“semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!” (Yesaya 43:7)
Memandang Kepada Yesus, Bukan Pada Penderitaan
Hellen Keller pernah berkata: “Arahkanlah pandangmu kepada sinar mentari dan engkau tidak akan pernah melihat bayangan.” Perkataan ini mengandung arti kiasan yang bermakna sangat dalam, apalagi dalam aplikasi dengan kehidupan kita sehari-hari. Seringkali kita memandang kepada “bayangan” persoalan, bukan kepada “sinar” kemuliaan Tuhan.
Berapa banyak waktu kita habiskan untuk terjebak dalam memikirkan kesulitan, yang kemudian membuat kita jatuh dalam keputusasaan, kekecewaan dan ketiadaan pengharapan? Bandingkanlah dengan tindakan iman untuk memandang kepada janji Allah, memandang kepada “wajah Tuhan”, mencari hadirat-Nya dan memegang janji Firman-Nya. Manakah yang lebih sering kita lakukan? Memandang “bayangan” kesulitan atau memandang kemuliaan Tuhan?
Ibrani 3:1 berkata: “Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus,”
Mari kita perhatikan ayat tersebut dengan baik-baik. Ayat ini berkata bahwa kita harus memandang kepada Yesus! Sekali lagi, penekanannya adalah memandang kepada Yesus!
Mengapa? Sebab Yesus Kristus telah menderita karena pencobaan, oleh karena itu Ia dapat menolong mereka yang dicobai. Ini tertulis dalam ayat sebelumnya. Jadi, jangan terfokus kepada penderitaan kita, tetapi fokuslah kepada Yesus Kristus yang telah menang. Ia mengerti pergumulan dan kesusahan kita, dan karena itu, Ia akan dan pasti menolong kita.
Pandang Tuhan Yesus, jangan pandang persoalanmu. Tetaplah beriman kepada Tuhan Yesus, dan jangan goyah. Dia yang berjanji adalah setia. Amin.
Berjalan Bersama Tuhan
Seorang anak kecil sedang berjalan bersama ayahnya menuju ke rumah di malam hari. Perjalanan pulang melewati beberapa daerah yang sangat gelap dan itu membuat anak kecil tersebut merasa takut. Ia memegangi tangan ayahnya namun kemudian sang anak kecil itu berkata: “Papa, aku hanya bisa memegang sedikit bagian dari tangan papa, tapi papa bisa memegang seluruh tanganku. Peganglah tanganku Papa!” Lalu sang ayahpun memegang tangan anaknya yang disayanginya itu.
Dalam perjalanan hidup ini, kadang kala kita merasakan takut dengan situasi yang ada, tapi ketahuilah bahwa Tuhan Yesus memegang tangan kita. Tangan Tuhan begitu kuat menuntun dan menolong kita.
Ketika kita merasakan takut dan sendirian, percayalah bahwa sebenarnya tangan Tuhan sedang memegang tangan kita dan menuntun kita berjalan melalui masa-masa sukar dalam hidup kita dan membawa kita dalam kemenangan.
“Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata kepadamu: “Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau.” (Yesaya 41:13)
Anak Muda Jagalah Hatimu
Seorang ayah mendapatkan secarik kertas tertempel di papan pesan dekat perangkat telepon, dari anak perempuannya: “Ayah, saya mau ke salon. Kalau Tom menelpon katakan padanya untuk menelpon lagi jam 8. Kalau Herb menelpon dan Tom tidak nelpon, katakan pada Herb untuk menelpon jam 8. Tapi kalau keduanya nelpon, bilang ke Herb untuk menelpon lagi jam 8.15 atau 8.30.”
“Oh ya, kalau Timmy nelpon, tapi Herb dan Tom tidak menelpon, bilang ke Timmy untuk menelpon jam 8. Tapi kalau Herb dan Tom nelpon juga atau salah satunya menelpon, bilang ke Timmy untuk menelpon jam 8.30 atau 8.40.”
-Tina.”
Sang ayah dari anak perempuan bernama Tina itu menjadi kebingungan dan frustrasi dengan tingkah laku anaknya itu. Kisah diatas terjadi pada masa teknologi komunikasi belum secanggih sekarang. Namun, pola pacaran dan hubungan antara muda mudi sudah “canggih.”
Anak-anak muda harus berhati-hati dan menjaga sikapnya dengan berpaut kepada Firman Tuhan sebagai pedoman hidup. Dalam pergaulan, memilih jodoh dan segala aktivitas lainnya harus senantiasa ingat akan perintah Tuhan.
Jangan biarkan masa muda dipakai dengan tindakan yang tidak berkenan pada Tuhan. Jagalah hati dan pikiran dari semua kecemaran dan dosa hawa nafsu.
Kitab Pengkotbah berpesan bahwa anak-anak muda harus menjaga sikap dan tindakannya agar terhindar dari penghakiman Allah.
Pengkhotbah 11:9 berkata: “Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!”
Ayat ini berpesan secara kontradiktif antara ajakan dan kesimpulan. Maksud dari ayat ini adalah agar melakukan yang sebaliknya yaitu menjaga diri dari perbuatan hawa nafsu orang muda agar terhindar dari hukuman.
Mari anak muda, miliki prinsip teguh untuk memegang kebenaran dan hidup dalam Firman Tuhan. Amin.
Kenaikan Yesus Ke Surga
Nats Alkitab:
“Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, dan berkata kepada mereka: “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.” (Kisah Para Rasul 1:8-11)
Kenaikan Yesus Kristus ke surga didahului dengan peristiwa penampakan dirinya berulang kali kepada murid-murid, untuk menguatkan dan meneguhkan iman mereka kepada Kristus dan kepada kebenaran pemberitaan Kerajaan Sorga. Penampakan Yesus tidaklah sama dengan istilah penampakan hantu, melainkan suatu peristiwa perjumpaan secara fisik dengan para murid. Perjumpaan secara fisik ini merupakan suatu bukti nyata bahwa Yesus berada dalam suatu keadaan tubuh fisik yang nyata, bukan tidak nyata. Tubuh Kristus setelah kebangkitan-Nya merupakan tubuh kemuliaan.
Kenaikan Yesus Kristus membawa suatu pengharapan akan hadirnya Roh Kudus dalam hidup kita secara pribadi, karena Ia telah berjanji untuk memberikan seorang Penolong yaitu Roh Kudus, yang akan menolong dan menuntun hidup kita ke dalam seluruh kebenaran Allah.
Kenaikan Yesus Kristus menunjukkan kemuliaan-Nya sebagai Raja segala raja. Ia bertahta di dalam Kerajaan Sorga dan memerintah atas segala sesuatu sebab segala kuasa di surga dan di bumi telah diletakkan di bawah kaki-Nya.
Kenaikan Yesus Kristus memberikan suatu kepastian kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya bahwa kita pun akan bersama-sama masuk ke dalam Kerajaan Sorga dan menerima kehidupan yang kekal. Ia berjanji untuk menyediakan tempat bagi kita di dalam Kerajaan Sorga. Sebuah janji yang sangat pasti dan akan menjadi kenyataan dalam kekekalan kita.
Kenaikan Yesus Kristus tidak berhenti sampai disitu melainkan akan berujung pada kedatangan-Nya kembali ke bumi untuk menghakimi dunia ini. Ia akan datang kembali sebagai Raja atas segalanya dan Hakim yang akan mengadili setiap orang menurut perbuatannya serta menghukum orang-orang yang tidak percaya kepada-Nya dengan membuang mereka ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Kenaikan Yesus Kristus merupakan momen yang tepat buat saudara untuk merenungkan posisi kehidupan saudara saat ini. Apakah saudara berada pada posisi yang benar? Di sisi Allah ataukah di sisi musuh Allah? Jika saudara mau berada di sisi Allah maka janganlah keraskan hati saudara, mulai saat ini juga, ambillah suatu tindakan untuk percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saudara. Barangsiapa percaya kepada-Nya tidak akan binasa melainkan beroleh hidup kekal. Pilihan di tangan saudara! Pilihlah yang menjamin dengan pasti hidup kekal saudara: Yesus Kristus Sang Juruselamat dan Tuhan atas segalanya! Amin.
Pergi Dan Ambillah Lukamu!
Dikisahkan bahwa dulu di jaman pemerintahan Raja Arthur, apabila tentaranya pulang dari medan peperangan tanpa ada luka-luka di tubuh mereka, maka Raja akan berteriak: “Pergi dan ambillah lukamu!”, dengan maksud menyuruh mereka kembali ke medan perang dan mendapatkan luka peperangan pada tubuh mereka. Raja menganggap luka-luka pada tubuh mereka merupakan sesuatu yang pantas didapatkan oleh tentaranya yang berperang.
Saudara yang terkasih dalam Kristus, dalam kehidupan ini kita pun ibarat sedang dalam sebuah medan pertempuran dimana ada berbagai pergumulan, kesulitan dan tantangan hidup. Oleh karena itu, bila ada “luka-luka” yang saudara alami atau dapatkan maka itu adalah sesuatu yang biasa terjadi dalam peperangan hidup. Jangan kecewa dan putus asa, “luka-luka” tersebut menjadi tanda bahwa kita telah berhasil melewati masa-masa sulit pergumulan dalam kehidupan kita dan kita telah keluar sebagai pemenang.
Luka-luka itu mungkin terjadi di dalam batin saudara, “luka” hati atau pikiran dan perasaan. Namun ketahuilah bahwa Tuhan tidak pernah tinggal diam. Dia memperhatikan dan peduli kepada kita semua yang berharap kepada-Nya.
Alkitab berkata bahwa Tuhan membalut luka-luka kita dan menyembuhkan hati yang patah. Tuhan akan membaharui kekuatan kita dengan kuasa-Nya dan menolong kita senantiasa untuk bangkit dan menang atas setiap persoalan.
“Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka.” (Mazmur 147:3)
Jaminan Penuh
Saya mempunyai sebuah polis asuransi
Tertulis dalam darah Anak Domba
Dimeteraikan oleh Salib Yesus
Dapat menjamin dimanapun saya berada!
Perusahaan asuransi ini tidak akan pernah bangkrut,
Diikat dalam perjanjian oleh Allah yang janjinya pasti,
Setiap perkataan dalam kontraknya adalah benar-benar terjamin,
Tepat seperti apa yang tertulis.
Saya tidak harus mati dulu untuk menerima jaminan asuransi ini,
Tidak ada premi yang harus saya bayarkan,
Hal yang harus aku lakukan hanyalah tetap memegang janji-Nya,
dan berjalan dalam jalan kudus-Nya.
Tidak ada kolektor yang akan menelpon,
Karena semuanya sudah dibayar di atas Kalvari,
Asuransi ini menjamin hidup dan mati saya,
dan berlaku sampai kekekalan.
-H.H. Hover –
Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya, (Efesus 1:7)
Bersikap Seperti Daud Terhadap Pemimpin
Nats Alkitab:
Daud menyanyikan nyanyian ratapan ini karena Saul dan Yonatan,anaknya,dan ia memberi perintah untuk mengajarkan nyanyian ini kepada bani Yehuda; itu ada tertulis dalam Kitab orang jujur. (2 Samuel 1:17)
Kita tahu bahwa ketika Saul hidup dia mengejar Daud dan berusaha membunuh Daud. Sampai hanya untuk membunuh seorang Daud, Saul membawa 3000 orang tentaranya,dan itu membuat hidup Daud tidak aman. Kemanapun Daud pergi, Saul dan pasukannya selalu mengejar dan mengikuti untuk menangkap dan membunuh Daud. Dengan berbagai cara Saul tidak pernah berhenti mengejar dan mengancam hidup Daud.
Suatu waktu ada kesempatan bagi Daud untuk melumpuhkan Saul, bahkan dua kali Daud mendapat kesempatan itu, tetapi Daud tidak melakukannya. Daud sangat menghormati Saul. Dia merasa tidak pantas membunuh orang yg diurapi TUHAN, dia takut akan TUHAN.
Ketika Saul mati, Daud tidak besorak penuh kemenangan, tetapi Alkitab katakan bahwa Daud dan pengikutnya menangis berdukacita. Bahkan Daud membuat nyanyian ratapan karena kematian Saul dan Yonatan, bahkan dia perintahkan supaya lagu itu diajarkan kepada bani Yehuda.
Suatu sikap yg luar biasa dilakukan Daud, dia tidak dendam kepada Saul walaupun karena Saul hidupnya menjadi tidak nyaman. Kasih yg tulus dia nyatakan, dia lakukan untuk Saul dan anaknya dan dia perintahkan juga kepada anak buahnya.
Bagaimana dengan kita? Sering kali kita melakukan sebaliknya, kita bersorak karena orang yg menyakiti kita jatuh dalam masalah, kita berkata ‘puas’, ‘rasain lu’, itu akibatnya dan kata-kata menghujat lainnya. Firman TUHAN berkata jangan balas kejahatan dengan kejahatan, tapi balaslah kejahatan dengan kebaikan. Kalau pipi kirimu ditampar berilah juga pipi kananmu. Pembalasan hanyalah haknya TUHAN.
Kita sering kali gagal dalam hal ini,kita suka menghakimi, kita suka menghujat orang yang bersalah terhadap kita, kita membenci dan kita tidak mau kenal lagi orang tersebut. Bahkan terhadap orang2 yg diurapi TUHAN pun demikian. Firman TUHAN berkata doakanlah orang-orang yang sudah membimbing kita dalam hal-hal rohani, juga doakanlah para penguasa atau pemimpin negri.
Mari kita lakukan apa yang sudah dilakukan oleh Daud. Tuhan Yesus memberkati! Amin.
(CMJ)
Tak Ada Yang Mustahil
Di sebuah persimpangan jalan, nampak ada sebuah billboard atau papan reklame besar yang berisi tulisan agak menggelitik, sebab tiap orang yang membaca umumnya akan tersenyum atau tertawa lebar. Isi tulisannya menyiratkan realita keberadaan orang-orang yang menganut pemikiran seperti tulisan itu. Ada yang tidak tapi banyak yang tanpa sadar mempunyai pola pikir demikian. Bahkan mungkin kita termasuk di antara yang pro pada tulisan tersebut.
Tulisan itu adalah: “Tidak ada yang tidak mungkin. Mungkin.”
Tulisan ini berisi dua buah pernyataan, pertama adalah pernyataan percaya bahwa tidak ada yang mustahil. Tapi pernyataan kedua, berisi pernyataan kebimbangan atas pernyataan pertama, yang dinyatakan dengan kata “Mungkin.”
Kalimat lain dari tulisan tersebut adalah: “Mungkin tidak ada yang mustahil.” Jadi, orang yang berpikiran demikian sebenarnya tidak punya pendirian iman. Kepercayaannya tidak kokoh, labil, dan mudah luntur.
Berbeda dengan tulisan tersebut, Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa tidak ada yang mustahil dan segala sesuatu mungkin. Di dalam Markus 9:23 tertulis perkataan Tuhan Yesus: “Tidak ada yang mustahil bagi orang percaya!” Dan di dalam Lukas 1:37 tertulis: “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.”
Percayalah kepada firman-Nya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah dan bagi orang yang percaya kepada-Nya! Amin. Tuhan Yesus memberkati.