Anak Muda Jagalah Hatimu

Seorang ayah mendapatkan secarik kertas tertempel di papan pesan dekat perangkat telepon, dari anak perempuannya: “Ayah, saya mau ke salon. Kalau Tom menelpon katakan padanya untuk menelpon lagi jam 8. Kalau Herb menelpon dan Tom tidak nelpon, katakan pada Herb untuk menelpon jam 8. Tapi kalau keduanya nelpon, bilang ke Herb untuk menelpon lagi jam 8.15 atau 8.30.”
“Oh ya, kalau Timmy nelpon, tapi Herb dan Tom tidak menelpon, bilang ke Timmy untuk menelpon jam 8. Tapi kalau Herb dan Tom nelpon juga atau salah satunya menelpon, bilang ke Timmy untuk menelpon jam 8.30 atau 8.40.”
-Tina.”
Sang ayah dari anak perempuan bernama Tina itu menjadi kebingungan dan frustrasi dengan tingkah laku anaknya itu.  Kisah diatas terjadi pada masa teknologi komunikasi belum secanggih sekarang. Namun, pola pacaran dan hubungan antara muda mudi sudah “canggih.”
Anak-anak muda harus berhati-hati dan menjaga sikapnya dengan berpaut kepada Firman Tuhan sebagai pedoman hidup. Dalam pergaulan, memilih jodoh dan segala aktivitas lainnya harus senantiasa ingat akan perintah Tuhan.
Jangan biarkan masa muda dipakai dengan tindakan yang tidak berkenan pada Tuhan. Jagalah hati dan pikiran dari semua kecemaran dan dosa hawa nafsu.
Kitab Pengkotbah berpesan bahwa anak-anak muda harus menjaga sikap dan tindakannya agar terhindar dari penghakiman Allah.
Pengkhotbah 11:9  berkata: “Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!”
Ayat ini berpesan secara kontradiktif antara ajakan dan kesimpulan. Maksud dari ayat ini adalah agar melakukan yang sebaliknya yaitu menjaga diri dari perbuatan hawa nafsu orang muda agar terhindar dari hukuman.
Mari anak muda, miliki prinsip teguh untuk memegang kebenaran dan hidup dalam Firman Tuhan. Amin.

Leave a Reply