Nats Alkitab:
“Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.” (Matius 16:19)
Perkataan Tuhan Yesus di atas disampaikan-Nya kepada Petrus, apa sebenarnya makna dari perkataan ini?
Pengertian mengikat dan melepaskan yang dimaksudkan dalam ayat ini mengandung arti bahwa kepada rasul Petrus, Tuhan memberikan:
1. suatu otoritas untuk memutuskan dan melaksanakan suatu disiplin atau peraturan dalam kehidupan jemaat Tuhan.
Dalam Kisah Para Rasul kita dapat membaca dan mengerti bahwa otoritas rasul Petrus dalam beberapa masalah aturan jemaat begitu berpengaruh bagi tata cara hidup jemaat mula-mula. Dalam Alkitab Bahasa Inggris sehari-hari dituliskan tentang mengikat dan melepaskan sebagai “prohibit and not prohibit”, yang artinya melarang dan tidak melarang. Jadi, pengertiannya adalah suatu otoritas atau kuasa untuk membuat peraturan dalam kehidupan jemaat Tuhan.
2. Otoritas untuk melakukan kuasa-kuasa yang seperti Tuhan Yesus lakukan.
Rasul Petrus mengadakan berbagai mujizat seperti yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus. Hanya dengan satu perkataan yang didasarkan kepada kuasa nama Yesus, maka mujizat terjadi dalam pelayanannya. Otoritas ini juga berlaku atas setan-setan dan segala kuasa kegelapan. Iblis dan segala kuasanya telah ditaklukkan di bawah kaki Yesus.
3. Otoritas untuk memberitakan Injil Kristus yang menyelamatkan
Roh Kudus memberikan kuasa dan otoritas kepada rasul Petrus untuk berbicara atas nama Tuhan dalam pemberitaan Injil Kristus. Hal ini menyebabkan adanya kuasa dalam setiap pemberitaan yang disampaikan oleh rasul Petrus.
Apakah bagi kita perkataan ini berlaku? Apakah kita mempunyai otoritas yang sama seperti itu?
Ayat ini disampaikan oleh Tuhan Yesus juga kepada murid-murid yang lain, hal ini tertulis dalam Matius 18:18. Kepada setiap murid Tuhan yakni orang yang percaya dan yang mau taat kepada kehendak Tuhan diberikan otoritas yang sama.
Syarat dari hal ini adalah bahwa orang yang diberi otoritas oleh Tuhan harus bergantung sepenuhnya kepada pimpinan Roh Kudus, dan tidak dapat seenaknya melakukan sesuatu atas kehendak atau emosi pribadi. Ketaatan dan kerelaan untuk menyerahkan seluruh hidup bagi Tuhan untuk dipakai bagi kemuliaan dan kehendak-Nya itulah yang harus kita miliki.