Sewaktu Musa menghadapi laut merah tatkala ia memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, sangat mungkin ia berpikir bahwa mengapa Allah menuntunnya ke jalan buntu? Apakah maksud Tuhan membawanya ke tempat yang buntu seperti itu?
Adakalanya kita pun menghadapi keadaan seperti jalan buntu dan tanpa jalan keluar. Di hadapan kita nampak begitu tinggi tembok penghalang dan kemustahilan. Tapi pernahkah kita merenungkan mengapa Tuhan membawa saya menuju jalan buntu ini?
Mungkinkah Tuhan secara tidak sengaja membawa Musa dan umat-Nya ke tepi laut merah? Mungkinkah Tuhan sedang tertidur pada saat mereka sedang berjalan kesana? Atau mungkinkah Tuhan tidak tahu bahwa ada laut merah disitu?
Tidak mungkin Tuhan tidak punya rencana, tidak mungkin pula Ia tertidur pulas dan lalai memberikan tuntunan, serta tidak mungkin pula jika Tuhan tidak tahu.
Tuhan hendak menunjukkan kemahakuasaan-Nya kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang membenci Dia, bahwa Dialah Allah yang maha kuasa dan patut disembah. Tuhan juga hendak mengajar Musa untuk selalu berjalan dengan mata iman bukan mata jasmani yang berpatokan pada situasi mana yang mungkin dan mana yang tidak mungkin.
Ketika Allah menyibak laut merah maka disitulah Musa mengerti dan umat-Nya pun mengerti bahwa Ia sanggup membuka jalan dimanapun saat nampak tiada jalan.
Dalam kehidupan kita sekarang ini, dalam pengiringan akan Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat kita, mungkin kita menghadapi tantangan di depan, atau mungkin penghalang yang besar yang membuat kita berpikir tidak ada jalan keluar, sehingga kita hendak mundur dari langkah tujuan, percayalah bahwa Tuhan Yesus sanggup membuka jalan dan meratakan setiap penghalang yang ada di hadapan kita.
Bagi Dia yang dapat mengerjakan segala sesuatu yang mustahil, bagi-Nya segala hormat dan pujian serta kemuliaan selama-lamanya. Amin.
“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” (Lukas 1:37)