Nats Alkitab:
janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. (Yesaya 41:10)
Janji Allah untuk menyertai kita dengan kuasa dan hadirat-Nya. Ini berlaku setiap saat dan detik dalam hidup kita yang berarti bahwa tidak ada sedetikpun tanpa penyertaan Allah.
Kita akan menyadari penyertaan-Nya karena Allah akan meneguhkan hati kita sehingga kita memiliki hati yang kuat untuk berjalan maju.
Ketika ada saat dimana kita menghadapi persoalan, maka Allah berjanji untuk menolong kita. Pertolongan-Nya yang ajaib akan selalu tersedia bagi kita anak-anak-Nya. Apapun persoalan itu tidak akan membuat hati kita tawar atau putus asa sebab peneguhan-Nya akan selalu Dia berikan sehingga hati kita kuat dan persoalan itu pun akan Tuhan atasi sehingga kita dapat berjalan melaluinya.
Ia berjalan bersama kita dan menggandeng tangan kita karena Tuhan mau membawa kita masuk dalam rencana-Nya yang indah dan mulia.
Selamat beraktivitas sepanjang hari ini dalam berkat dan perlindungan Tuhan Yesus Kristus. Amin.
Tidak Menghukum Mati
Tuhan Yesus Kristus tidak pernah mengajarkan untuk menghukum mati seseorang. Sebaliknya, Ia mengajarkan agar kita mengasihi dan mengampuni. Setiap pengikut Kristus harus menyadari bahwa imannya kepada Kristus haruslah selaras dengan kehendak Allah bagi manusia. Pandangan dan pikiran Allah saja yang mestinya melekat dalam pandangan dan pikiran pribadi setiap orang percaya.
Kristus menangisi dunia karena ketidaktaatannya dan kekerasan hatinya terhadap panggilan Allah. Namun, Ia tidak datang untuk menghakimi melainkan untuk menyelamatkannya.
Tuhan Yesus Kristus mengajarkan agar kita berdoa bagi orang yang jahat. Kondisi hidup seorang yang jahat menunjukkan posisinya berada di luar Kerajaan Allah, dan Allah tidak menghendaki kematian orang yang jahat di dalam dosanya. Allah menghendaki agar orang yang jahat itu bertobat dalam waktu kemurahan-Nya supaya ia hidup.
Ketika seorang perempuan yang kedapatan berzinah diperhadapkan kepada Kristus, Ia tidak menghukumnya dengan hukuman mati, tetapi mengampuni dan memberikannya kesempatan untuk hidup benar, ketika semua orang menghendaki untuk merajamnya. Bagaimana pandangan kita terhadap hukuman mati? Apapun alasannya, kita harus memiliki belas kasihan Allah bagi jiwa-jiwa.
Yehezkiel 18:23 berkata: “Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup?”
Bermegah Dalam Kesengsaraan
Roma 5:3 tertulis demikian: “Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,”
Rasul Paulus menyebutkan “kesengsaraan” sebagai salah satu berkat dari keselamatan kita dalam Kristus. Kata “kesengsaraan” menunjuk kepada bermacam-macam pencobaan yang mungkin menekan kita. Ini termasuk hal-hal seperti tekanan kebutuhan keuangan atau jasmaniah, keadaan yang kurang menguntungkan, kesusahan, penyakit, penganiayaan, penyalahgunaan atau kesepian.
Di tengah kesulitan-kesulitan ini, kasih karunia Allah memungkinkan kita mencari wajah-Nya dengan lebih bersungguh-sungguh dan menghasilkan roh dan sifat tabah yang mengatasi pencobaan hidup ini. Penderitaan menimbulkan ketekunan, bukan membawa kepada keputusasaan, dan ketekunan itu menghasilkan sifat yang dapat diandalkan, dan sifat yang dapat diandalkan itu menghasilkan pengharapan matang yang tidak akan mengecewakan.
Kasih karunia Allah mengizinkan kita memandang melewati persoalan kita kepada suatu pengharapan yang sungguh dalam Allah dan kedatangan Tuhan kita ke dunia untuk menegakkan kebenaran dan kekudusan di langit baru dan bumi baru. Sementara itu, Allah telah mencurahkan kasih-Nya ke dalam hati kita oleh Roh Kudus untuk menghibur kita dalam pencobaan dan mendekatkan kehadiran Kristus.
(Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan)
Bila saudara mengalami kesengsaraan, jangan putus asa dan putus pengharapan, melainkan tetaplah pandang Tuhan Yesus Kristus sumber kekuatan yang selalu menyertai saudara.
Keluhuran Sikap Daniel Dalam Pembuangan
Nats Alkitab:
“Jadi, ya raja, biarlah nasihatku berkenan pada hati tuanku: lepaskanlah diri tuanku dari pada dosa dengan melakukan keadilan, dan dari pada kesalahan dengan menunjukkan belas kasihan terhadap orang yang tertindas; dengan demikian kebahagiaan tuanku akan dilanjutkan!” (Daniel 4:27)
Bacaan Alkitab: Daniel pasal 4
Dalam pembuangan di Babel, Daniel mendapatkan posisi penting di kerajaan dan dapat memberikan dampak bagi raja dan seluruh rakyat, melalui keteguhan iman dan kesetiaannya kepada Tuhan.
Daniel masih remaja saat diangkut ke Babel, namun dalam usia muda ia sudah memiliki prinsip iman yang kokoh, sehingga di Babel ia tidak mencemarkan dirinya dengan hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah.
Kita dapat belajar beberapa hal dari kisah dalam kitab Daniel, yaitu:
1. Dalam segala keadaan, jangan tinggalkan Tuhan.
Meskipun ikut dalam pembuangan, Daniel tidak meninggalkan Tuhan. Pembuangan bukanlah sesuatu yang menyenangkan, di masa awal Daniel pasti mengalami ancaman kematian dan kesulitan hidup. Namun, ia tetap percaya kepada Tuhan dan tidak meninggalkan iman pada Tuhan.
Dalam situasi apapun, kita harus senantiasa setia kepada Tuhan dan beriman kepada-Nya. Meskipun situasi susah atau menderita, harus setia, jangan tinggalkan Tuhan gara-gara masalah ekonomi, sakit penyakit, kesendirian, rumah tangga, sekolah dan berbagai masalah lainnya. Dalam situasi yang baik, makmur dan sejahtera, ketika ekonomi baik dan segala sesuatu berjalan dengan baik, jangan lupakan Tuhan. Daniel mengalami dan merasakan kemewahan di istana raja karena ia mendapatkan perkenanan di hati raja, tapi Daniel tidak mengubah gaya hidup dan imannya. Daniel tetap dan selalu setia dalam situasi apapun. Marilah kita juga berlaku demikian. Mazmur 37:3 berkata: “Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia”.
2. Milikilah hati yang berbelas kasihan.
Ketika hendak menafsirkan mimpi raja Nebukadnezar, Daniel terkejut karena arti mimpi yang buruk yang akan terjadi kepada raja. Daniel menyatakan isi hatinya yang berbelas kasihan pada raja dengan mengatakan agar arti mimpi itu tidak menimpa raja. Dan kemudian setelah mengartikan mimpi, Daniel menasehati raja agar meninggalkan dosa supaya tidak ditimpa kemalangan dan sesuatu yang buruk. Ini adalah bukti bahwa Daniel memiliki belas kasihan kepada jiwa-jiwa. Dalam Matius 22:39 tertulis: “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
Marilah kita mengasihi sesama kita dengan belas kasih sorgawi.
3. Jagalah hubungan persekutuan dengan Roh Kudus
Daniel dikenal sebagai orang yang dipenuhi dengan Roh Allah. Raja Babel menyebutnya “penuh dengan roh para dewa”. Dia menjaga agar hidupnya kudus di hadapan Allah, sehingga Roh Allah dapat tinggal di dalam dirinya. Daniel berjalan dalam pimpinan Roh Allah. 1 Tesalonika 5:19 berkata: “Janganlah padamkan Roh”.
4. Jadilah saksi bagi Tuhan
Siapapun raja di Babel, Daniel memiliki sikap untuk dapat menjadi saksi bagi Tuhan, sehingga raja Darius dan raja Nebukadnezar mengalami kuasa jamahan Tuhan yang menyelamatkan dan mereka menjadi percaya kepada Allah.
Di sekitar kita banyak orang terhilang yang butuh keselamatan Marilah kita menjadi pribadi yang suka untuk bersaksi kepada orang lain. Tuhan Yesus berjanji bahwa Ia akan menyertai kita sampai akhir jaman.
Kisah Para Rasul 1:8 berkata: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
Tuhan Yesus memberkati.
Apakah Sorga Ada Tiga Tingkat?
Dalam sebuah pertemuan komsel, ketika membahas tentang salah satu tema, salah satu ayat Alkitab yang dibaca adalah 2 Korintus 12:2 yang tertulis demikian:
“Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau – entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya – orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga.”
Setelah pembacaan nats selesai, maka muncul pertanyaan tentang tingkatan sorga. Benarkah di sorga ada tiga tingkat? atau berapa tingkat sebenarnya jumlah tingkatan di sorga? Hal ini kemudian direncanakan untuk menjadi suatu pembahasan tersendiri.
Dalam ayat tersebut, terjemahan Bahasa Indonesia menyebutkan kata-kata “tingkat yang ketiga dari sorga.” Hal inilah yang menimbulkan tafsiran bahwa sorga ada tiga tingkat. Tapi sebenarnya arti yang dimaksudkan adalah seperti berikut:
Alkitab menunjukkan bahwa ada tiga tingkat langit. Jadi, kata sorga itu sebenarnya dimaksudkan adalah langit tingkat ketiga. Dalam tradisi Alkitab, ada tiga tingkat langit yaitu:
1) Tingkat yang pertama adalah atmosfer yang mengitari bumi. Kitab Daniel 7:13 menyebutkan tentang langit dan awan-awan yang menunjuk kepada atmosfer bumi.
2) Tingkat yang kedua adalah tempat bintang-bintang berada. Dalam Kejadian 1:14-18 dapat kita baca tentang langit ini yang merupakan tempat keberadaan bintang-bintang.
3) Tingkat yang ketiga, disebut juga dengan kata Firdaus (Lukas 23:43; Wahyu 2:7) merupakan tempat kediaman Allah dan rumah semua orang percaya yang telah meninggal dunia. Soal dimana lokasinya tidak disingkapkan oleh Tuhan.
Alkitab tidak berbicara soal tingkatan dalam sorga. Di dalam kitab Wahyu 21:9-27 dijelaskan tentang Yerusalem yang baru tapi tidak dengan tingkatan-tingkatan melainkan dasarnya yang berlapis-lapis.
Dengan demikian sekarang kita mengerti bahwa maksud dari nats tersebut bukanlah bahwa ada tiga tingkat di sorga. Ayat itu menunjukkan tiga tingkatan langit, dimana tingkat yang ketiga adalah sorga atau Firdaus. Sedangkan di sorga sendiri tidak bertingkat-tingkat, akan tetapi setiap orang dibedakan dari upah mahkota yang diperolehnya berdasarkan perbuatannya di bumi.
Tuhan Yesus memberkati!
Pelajaran Dari Kisah Raja Nebukadnezar Yang Gila
Nats Alkitab:
Pada saat itu juga terlaksanalah perkataan itu atas Nebukadnezar, dan ia dihalau dari antara manusia dan makan rumput seperti lembu, dan tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai rambutnya menjadi panjang seperti bulu burung rajawali dan kukunya seperti kuku burung. Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun. (Daniel 4:33-34)
Raja Nebukadnezar adalah salah satu raja di kerajaan Babel yang kala itu mempunyai kekuasaan luas di dunia. Bangsa-bangsa lain takluk kepadanya dan termasuk bangsa Israel.
Bangsa Israel mengalami masa pembuangan dan tertawan selama 70 tahun di Babel. Peristiwa ini terjadi akibat dosa-dosa mereka kepada Allah. Meskipun telah berulangkali diperingatkan Tuhan melalui nabi-nabi, namun umat Israel tidak mengindahkannya dan tetap hidup dalam dosa.
Tuhan memakai bangsa Babel untuk melaksanakan kehendak-Nya bagi bangsa Israel. Tuhan menjadikan Babel sebagai bangsa yang kuat dan berkuasa atas bangsa Israel dan lainnya. Namun, hal ini tidak disadari oleh Nebukadnezar dan ia menjadi sombong dengan mengira bahwa kejayaan bangsanya oleh karena dirinya.
Firman Tuhan berkata bahwa Allah membenci kesombongan. Orang sombong akan Ia rendahkan dan oran yang rendah hati akan Ia tinggikan.
Ketika Nebukadnezar menyombongkan diri maka terjadilah apa yang telah disampaikan Tuhan. Nebukadnezar menjadi gila selama 7 tahun lamanya. Ia makan rumput dan telanjang, kuku dan rambutnya menjadi panjang tak terawat.
Berhati-hatilah dalam sikap hati kita dalam situasi kejayaan atau kemakmuran atau kesuksesan, jangan sampai diri kita merasa bahwa pencapaian kesuksesan itu terjadi karena kekuatan, kepandaian atau kemampuan kita. Kita harus menyadari bahwa semuanya itu adalah karena kemurahan dan pertolongan Tuhan. Ia yang mengangkat raja dan Ia pula yang menurunkan raja. Ini berarti bahwa kuasa dan kedaulatan ada pada Allah, bukan manusia. Manusia tidaklah berdaya menghadapi dan meraih apapun dalam hidupnya bila tanpa campur tangan kuasa Tuhan.
Marilah kita senantiasa hidup rendah hati dan memuliakan Tuhan. Kesombongan akan menghancurkan hidup kita, karena itu janganlah sombong melainkan selalu memuji Tuhan yang telah melakukannya bagi kita. Amin. Tuhan Yesus memberkati.
Kemenangan Bersama Tuhan Yesus
Nats Alkitab:
Pula kata Daud: “TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.” Kata Saul kepada Daud: “Pergilah! TUHAN menyertai engkau.” (1Samuel 17:37)
Pasal 17 dari kitab Samuel pertama ini menceritakan Daud mengalahkan Goliat. Tentu kita tahu akhir dari kisah tersebut yang dimenangkan oleh Daud. Tapi apakah kita tahu apa rahasianya sehingga Daud mampu mengalahkan Goliat yg tubuhnya 2 atau 4 kali lebih besar dari Daud? Ayat di ataslah jawabannya.
Pengalaman Daud adalah dia hanya sebagai seorang penggembala domba, bukan sebagai prajurit atau tentara perang yang berpengalaman. Tapi sebagai gembala domba dia punya pengalaman dalam menghalau musuh yang mau mengganggu dombanya. Dan pengalaman itu cukup membuat Daud berani melawan Goliat. Mengapa? Karena dia tahu bahwa kemampuan itu bukan datang dari dirinya, tapi dia akui bahwa semua itu karena Tuhan yang punya kuasa lebih besar dari Daud.
Apakah yg sedang kita hadapi sekarang dalam hidup kita, adakah kesukaran atau kesulitan yg menghantui kita seperti Goliat? Dan kita takut, kuatir, merasa tidak mampu menghadapi hidup ini,cemas, sesak di dada karena di depan ada “Goliat” yang begitu besar dan kuat. Kita ambil contoh Daud, dia pernah alami menghadapi musuh, tapi dia sanggup mengalahkannya karena Tuhan ada bersama dia, itu yang Daud yakini, sehingga dia tidak takut untuk menghadapi Goliat.
Apa yg kita pernahi alami di waktu yang lalu dan kita bisa lewati, apakah kita akui karena kita berjalan bersama Yesus? Sehingga kita bisa menang atas musuh atau masalah? Kalau demikian kita tidak perlu takut menghadapi apa yg sekarang atau nanti kita hadapi,selama kita berjalan bersama Yesus Tuhan kita, karena sudah pasti DIA akan menolong kita.
DIA tidak cuek, DIA tahu siapa kita, DIA akan beri kita kuasa untuk sanggup mengalahkan ketakutan dan ketidakmampuan kita, sampai kita menang.
Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. ( Amsal 3:5 )
TUHAN YESUS memberkati.
(Chris M. Johannes)
Apa Yang Ditabur Itu Yang Akan Dituai
Apa yang ditabur, itu yang akan dituai:
1) Orang yang memiliki kebiasaan buruk, tidak akan menuai karakter yang baik
2) Orang yang suka iri hati dan benci, tidak akan menuai kasih dan persahabatan
3) Orang yang berpikiran jahat, tidak akan menuai kehidupan yang bersih
4) Orang yang suka berbuat salah, tidak akan menuai kehidupan yang benar
5) Orang yang berbuat jahat, tidak akan bebas dari konsekuensi kejahatannya
6) Orang yang mabuk-mabukan, merusak tubuhnya,
7) Orang yang suka bersekongkol jahat, tidak akan sukses
8) Orang yang tidak setia, suatu saat akan mengalami penghianatan,
9) Orang yang tidak jujur, tidak akan memiliki integritas
10) Orang yang suka berkata kotor, tidak akan menuai perkataan bersih
11) Orang yang tidak menghormati orang lain, juga tidak akan dihormati oleh orang lain
12) Orang yang suka menipu, tidak akan mendapat kepercayaan
13) Orang yang suka kotor, tidak akan menuai kebersihan
14) Orang yang tidak dapat menguasai diri, tidak akan mengalami ketenangan
15) Orang yang masa bodoh dan tidak peduli, tidak akan mendapatkan penghargaan
16) Orang yang malas, tidak akan mendapatkan tanggungjawab dan peran dalam kehidupan sosial
17) Orang yang kejam, tidak akan mendapat kebaikan
18) Orang yang boros akan mengalami bangkrut
19) Orang yang pengecut, tidak akan menuai keberanian
20) Orang yang suka merusak barang milik orang lain, harta bendanya akan tak terlindungi
21) Orang yang serakah dan pelit, tidak akan menuai kemurahan hati
22) Orang yang tidak menghormati persekutuan dengan Tuhan, tidak akan kuat dalam pencobaan
23) Orang yang melecehkan Alkitab, tidak akan mengalami pimpinan Tuhan dalam hidupnya.
– James Nankivell –
Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. (Galatia 6:7)
Pujian Membawa Mujizat
Nats Alkitab:
“Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan mrmainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya.” (1 Samuel 16:23)
Ketika Saul dikuasai roh jahat, maka Daud memainkan alat musik maka Saul menjadi nyaman dan roh itu undur daripada Saul. Daud pasti tidak hanya asal memainkan alat musik,tapi dia sedang bermazmur memuji Allah yang dia sembah. Sebab kalau tidak, mustahil roh jahat yang menguasai Saul bisa undur daripada Saul.
Kita lihat bagaimana kuasa di dalam pujian yang dinaikkan kepada Allah,setan tidak tahan sehingga dia undur,dia lari dari Saul. Daud biasa bergaul dengan Allah, Alkitab berkata 7 x dalam sehari Daud memuji muji Allahnya.
Kita harus menyadari ketika kita memuji Allah kita yang Ajaib dengan sungguh maka Allah disenangkan,dan kuasanya bekerja melalui pujian itu,sehingga kita merasa sukacita yang luar biasa bahkan ketenangan dan kenyamanan. Kita merasa diberkati luar biasa,kesesakan hilang, dukacita diganti dengan damai sejahtera. Hati yang galau cemas penuh ketakutan dan kekuatiran diganti dengan kenyamanan, ketenangan.
Mari kita puji Allah kita Yesus Kristus dengan sungguh,apapun keadaan kita, amat terlebih ketika kesusahan datang menghimpit kehidupan kita,Yesus akan beri kita kelepasan dan damai sejahtera dalam DIA, amin.
(Chris M. Johannes)
Potensi Kecil Dapat Dipakai Allah Untuk Perkara Besar
Nats Alkitab:
Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?”
(Yohanes 6:9 )
Dalam pemikiran manusia banyak perkara dibatasi dengan logika, akan tetapi tidak demikian dengan Allah.
Potensi yang kecil dapat dipakai Allah untuk mengerjakan perkara-perkara yang besar. Kemustahilan diubahkan menjadi suatu mujizat, sebab bagi Tuhan tak ada yang mustahil.
Ayat diatas berada dalam satu perikop yang berjudul “Yesus Memberi Makan Lima Ribu Orang”. Dalam peristiwa itu, tidak ada para pelayan yang bekerja mengadon tepung untuk membuat roti. Biasanya dalam sebuah pesta, pihak catering service akan menjadi sangat sibuk dan membutuhkan banyak pembantu dalam menyiapkan makanan. Berbeda dengan Tuhan Yesus, Ia tidak perlu orang untuk membantunya menyiapkan makanan untuk 5000 orang. Sebab Ia maha kuasa dan sanggup melakukan segala sesuatu.
Apa yang ada disitu saat itu hanyalah lima roti dan dua ekor ikan. Mari kita perhatikan disini bahwa banyak kali kita mengabaikan potensi-potensi kecil dalam hidup kita, bahkan banyak orang yang menganggap dirinya tidak bisa apa-apa. Memang mungkin kita begitu kecil dan tidak berdaya namun ingatlah bahwa bila Allah ada bersama kita maka kita diubahkan menjadi pribadi yang luarbiasa dan mampu melakukan segala perkara.
Apakah ada Tuhan Yesus dalam hidup saudara? Ataukah saudara sedang meninggalkan Yesus karena ragu. Mungkin saudara sedang bimbang karena berbagai situasi yang nampaknya sulit. Pandanglah Yesus yang sanggup dan mampu, jangan pandang dirimu yang tidak mampu. Tuhan Yesus sanggup menolong kehidupan saudara.
Seberapapun kecilnya kekuatan kita dapat dipakai Allah untuk melakukan sesuatu yang besar. Marilah serahkan semua kepada Tuhan dan Ia akan mengubahkan hidup kita menjadi mulia.
Jalan buntu Dia ubahkan menjadi terusan,
Gunung tinggi Dia ratakan menjadi pijakan,
Benteng kokoh Dia hancurkan menjadi terobosan,
Kelemahan Dia ubahkan menjadi kekuatan,
Yang rendah Dia angkat menjadi tinggi,
Yang mustahil Dia jadikan tidak mustahil,
Segala sesuatu di tangan-Nya berubah dan dipakai-Nya untuk menolong dan memberkati setiap anak-Nya.
Percayalah selalu kepada Tuhan Yesus dan andalkan Dia dalam segala hal.
Tuhan Yesus memberkati! Amin.