Nats Alkitab:
Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. (1 Korintus 10:9)
Bangsa Israel menjadi contoh peringatan bagi kita yang hidup sekarang ini, agar kita tidak berbuat kesalahan yang sama dengan apa yang dilakukan mereka supaya hidup kita terpelihara di bumi ini dan agar kita masuk ke dalam “Tanah Perjanjian Kekal” yaitu sorga yang abadi.
Salah satu pelanggaran bangsa Israel ketika berada di padang gurun adalah “Mencobai Tuhan”. Oleh karena sikap bangsa Israel ini maka sebagian dari mereka mati di padang gurun terkena hukuman Tuhan. Sikap “mencobai Tuhan” ini harus kita hindari dan pastikan bahwa kita tidak melakukannya dalam sikap perbuatan kita sehari-hari. Tetapi, sudah mengertikah kita apa arti dari mencobai Tuhan? apakah sebenarnya maksud dari kata-kata “mencobai Tuhan” itu?
Marilah kita merenungkan kisah bangsa Israel ketika mencobai Tuhan. Di kitab Bilangan 21:5-6 tertulis demikian: “Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.” Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.
Bukan hanya sekali dua kali bangsa Israel mencobai Tuhan, melainkan berkali-kali. Dan Tuhan terus menguji mereka dengan ujian-ujian yang baru untuk memurnikan hati dan iman mereka kepada Tuhan.
Arti dari mencobai Tuhan adalah “Menantang Tuhan dengan meragukan kekuasaan-Nya melalui ucapan-ucapan yang bernada cemoohan kepada Tuhan”. Hal ini disebabkan oleh hati yang bebal dan tidak percaya kepada Tuhan. Bangsa Israel berulangkali tidak menjaga mulutnya dari berbuat dosa. Mereka terpancing dengan situasi sulit dan keadaan lainnya, sehingga mereka berkata: “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.”
Bagaimanakah dengan keadaan kita sekarang ini? Apakah kita sedang mencobai Tuhan karena keadaan yang sulit? ataukah kita tetap bersukacita dan bersyukur atas apa yang telah terjadi? Jangan biarkan mulut dan hati kita menjadi alat yang mencobai Tuhan, namun biarlah hati kita selalu beryukur dan berserah kepada Tuhan. Amin.