Pemisahan Orang Benar Dari Dunia

Nats Alkitab:
Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai ke atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab  Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. (Matius 10:34-36)
Membaca ayat ini mungkin menimbulkan kebingungan akan maknanya.  Beberapa tafsiran bahkan melenceng dari makna yang sebenarnya dari konteks ayat ini.  Hal yang dipertanyakan seringkali adalah apakah maksud bahwa Yesus datang tidak membawa damai, melainkan pedang? Dan apa maksudnya bahwa Yesus membawa pemisahan antara anggota keluarga?
Yesaya 9:5 menyebut tentang Yesus Kristus sang Mesias sebagai “Raja Damai”, demikian pula di dalam Matius 5:9 dan Roma 5:1.  Tuhan Yesus adalah Raja Damai, tapi mengapa ayat di atas berbicara tentang pemisahan?
Makna dari ayat nats Alkitab Matius 10:34-36 di atas adalah sebagai berikut:
Orang yang beriman kepada Yesus Kristus akan menjadi terpisah dari dunia dan dari orang-orang berdosa, yang tidak percaya kepada Kristus.  Keputusan dan tindakan untuk beriman kepada Kristus akan menimbulkan gejolak dan perpecahan dalam keluarga yang di dalamnya terdapat anggota keluarga yang membenci Yesus Kristus.  Ada banyak contoh kasus dimana seseorang yang beriman kepada Kristus malah dimusuhi oleh keluarga dan dibuang jauh-jauh, serta tidak diakui sebagai bagian dari keluarga itu.  Bahkan di beberapa kasus, orang yang telah percaya kepada Yesus Kristus malah menjadi korban pembunuhan karena keluarga yang tidak dapat menerima keputusannya itu.  Ketika seseorang memutuskan untuk hidup sesuai dengan standard kebenaran Kristus, maka ejekan dan cemoohan serta permusuhan akan muncul dari orang-orang dunia. Inilah yang dimaksud dengan ayat ini.
Bagaimana dengan keadaan kita saat ini?  Apakah cara hidup kita sudah sesuai dengan standard kebenaran Kristus?  Ataukah kita masih hidup secara duniawi? Apakah orang-orang dapat melihat perbedaan dari cara hidup kita? Ataukah kita masih dicap sama dengan cara hidup duniawi?
Marilah kita berubah dan bertumbuh ke arah Kristus, sang Kebenaran itu.

Leave a Reply