Nats Alkitab:
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2:5-8)
Untuk belajar kerendahan hati kita tidak usah cari contoh yang lain selain Yesus Kristus Tuhan. Dia adalah contoh sempurna dari kerendahan hati.
Pada hakikatnya Yesus Kristus selalu adalah Allah, setara dengan Bapa, sebelum, selama dan sesudah masa hidup-Nya di bumi. (Yoh. 1:1; 8:58) Akan tetapi, sekalipun Ia adalah Allah sendiri, Ia rela untuk merendahkan diri-Nya hingga pada keadaan yang paling rendah dan hina di antara manusia, disalibkan menanggung segala kutuk dosa.
Sulit rasanya menemukan kerendahan hati bahkan dalam diri kita sendiri seringkali masih banyak kesombongan dan sifat egosentris. Rata-rata manusia berpusat kepada dirinya sendiri, bukan kepada Tuhan apalagi sesama. Manifestasi dari kesombongan dan egosentris ini termanifestasikan dalam tingkah laku seperti ketidakpedulian dan tidak punya belas kasihan kepada sesama, menganggap orang lain lebih rendah, dan melecehkan orang lain.
Betapa berdosanya kita bila tidak memiliki kerendahan hati. Alkitab mengatakan bahwa Allah membenci orang yang congkak dan mengasihi orang yang rendah hati. Jikalau kita mau dikasihi Allah maka kita harus rendah hati.
Mengapa kita harus rendah hati? Ada banyak sekali alasan mengapa kita harus rendah hati, dan begitu banyak alasan mengapa kita tidak boleh sombong. Kita harus sadar bahwa sesungguhnya kita ini adalah makhluk yang hina dan berdosa, terlepas dari Kristus, dan tidak ada satupun yang dapat dibanggakan dari diri kita. Segala sesuatu datangnya dari Tuhan. Harta, kekayaan, kepandaian, ilmu, dan semua yang lainnya yang ada pada kita adalah dari Tuhan. Dan dalam semuanya itu, Tuhan juga melibatkan orang-orang di sekitar kita untuk mewujudkan semua yang ada pada kita sekarang ini. Jadi, apa yang dapat kita banggakan dari diri kita?
Yesus Kristus merendahkan diri-Nya serendah-rendahnya sehingga Ia dapat melakukan kehendak Bapa. Hal ini berbicara tentang kerelaan untuk melepasan hak. Banyak orang menuntut haknya, dan malas melakukan kewajiban. Tapi Tuhan Yesus memberi teladan bagaimana Ia sendiri rela melepaskan hak-Nya, posisi-Nya, kemuliaan-Nya, keagungan-Nya dan menjadi manusia yang hina, hina karena menanggung seluruh dosa manusia.
Kerendahan hati seperti Tuhan Yesus Kristus merupakan suatu sifat penting yang harus ada dalam diri setiap orang percaya. Sebagai bukti kerendahan hati itu, baiklah kita rela hidup berkorban, tidak mementingkan diri sendiri, mempedulikan orang lain, dan berbuat baik kepada sesama.